Selama kehamilan, Mums mungkin lebih rentan mengalami infeksi. Infeksi umum, seperti flu biasa atau infeksi kulit, biasanya tidak menyebabkan masalah serius bagi ibu dan calon bayi. Namun, beberapa infeksi lainnya bisa berbahaya bagi ibu, calon bayi, atau keduanya.

 

Sejumlah infeksi dapat menyebabkan kelahiran prematur dan berat lahir rendah. Sebagian lainnya dapat menyebabkan penyakit serius, cacat lahir, dan cacat seumur hidup, seperti gangguan pendengaran atau masalah belajar. Karenanya, penting bagi kita semua untuk mengetahui apa saja infeksi berbahaya bagi ibu hamil dan menerapkan langkah-langkah pencegahan supaya tidak terkena infeksi!

 

Baca juga: Mengenal Bakteremia, Kondisi Saat Aliran Darah Terinfeksi Bakteri

 

Infeksi Berbahaya bagi Ibu Hamil

Kali ini, kita akan membahas apa saja infeksi yang membahayakan ibu hamil.

 

1. Cacar air

Cacar air umumnya tidaklah berbahaya selama sudah divaksin. Umumnya, penyakit ini akan dialami oleh kebanyakan orang minimal sekali seumur hidup. Namun, jika infeksi cacar air terjadi selama kehamilan, maka bisa berbahaya bagi ibu hamil dan calon bayi. Jadi, penting untuk segera ditangani jika Mums merasa menderita cacar air.

 

Ada kemungkinan 90% Mums kebal terhadap infeksi cacar air. Namun, jika Mums belum pernah terinfeksi cacar air lalu melakukan kontak dengan orang yang sedang menderita cacar air, segera konsultasikan dengan dokter kandungan atau bidan. Nantinya, petugas medis akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk menentukan

 

2. Infeksi rahim

Infeksi rahim selama kehamilan bisa berbahaya karena berbagai alasan. Infeksi dapat memengaruhi plasenta, mengganggu perkembangan bayi, menyebabkan persalinan prematur, atau menyebabkan cacat kelahiran.

 

Infeksi rahim juga dapat menyebabkan persalinan menjadi lebih sulit dan berbahaya. Umumnya, ini terjadi akibat bakteri dari vagina masuk ke rahim. Itulah mengapa infeksi vagina harus segera diobati agar tidak berpotensi berkembang menjadi infeksi rahim.

 

Perawatan untuk infeksi rahim biasanya melibatkan antibiotik dan memerlukan rawat inap. Jika Mums mengalami demam selama persalinan, dokter atau bidan akan memantau kondisi janin. Jika gejala semakin parah, dokter dapat merekomendasikan persalinan caesar.

 

Baca juga: Perbedaan Kista vs Miom pada Rahim & Dampaknya untuk Kesuburan

 

3. Gonore

Infeksi gonore yang tidak ditangani dengan baik selama kehamilan dapat menyebabkan keguguran, bayi lahir prematur, berat badan lahir rendah, ketuban pecah dini, dan infeksi cairan yang mengelilingi janin selama kehamilan. Bayi dapat terinfeksi gonore dari ibu ketika melewati jalan lahir selama persalinan. Apabila dibiarkan saja, bayi dapat mengalami infeksi mata hingga kebutaan. 

 

Jika bayi lahir dari ibu yang mengalami infeksi gonore saat persalinan, mata bayi secara rutin akan diobati dengan salep antibiotik untuk mencegah masalah mata di masa depan. Jika seorang wanita terinfeksi gonore saat hamil, pengobatan sesegera mungkin akan menurunkan risiko penularan.

 

4. Listeria

Listeria atau listeriosis ialah infeksi serius yang umumnya disebabkan oleh konsumsi makanan yang terkontaminasi bakteri tertentu. Ibu hamil yang terinfeksi Listeria berisiko mengalami keguguran, bayi lahir mati, kelahiran prematur, atau infeksi yang membahayakan nyawa bayi baru lahir. 

 

Listeria paling sering dikaitkan dengan konsumsi keju lunak dan susu mentah, tetapi ini juga bisa terjadi akibat mengonsumsi produk mentah yang tidak bersih atau produk yang dibekukan. Salah satu pencegahan infeksi Listeria adalah dengan memeriksa label makanan untuk menghindari makan keju yang tidak dipasteurisasi.

 

Baca juga: Listeria, Apakah Hanya Ada di Jamur Enoki?

 

5. Cytomegalovirus

Cytomegalovirus (CMV) adalah virus dari kelompok herpes yang sering menginfeksi anak-anak, yang dapat menyebabkan luka dingin dan cacar air. Infeksi ini sebenarnya cukup umum terjadi pada anak-anak. Namun, infeksi selama kehamilan dapat berbahaya karena menyebabkan masalah bagi bayi yang belum lahir, seperti gangguan pendengaran, gangguan penglihatan atau kebutaan, kesulitan belajar, dan epilepsi.

 

Sulit mencegah infeksi CMV secara sempurna, tetapi Mums dapat mengurangi risikonya dengan:

  • Mencuci tangan secara teratur dengan sabun dan air, utamanya setelah mengganti popok bayi atau jika Mums bekerja di tempat penitipan anak.
  • Tidak mencium wajah anak kecil.
  • Tidak berbagi makanan atau peralatan makan dan minum dengan anak kecil.

 

6. Sifilis

Sifilis dapat menular dari ibu yang terinfeksi ke janinnya selama kehamilan. Infeksi sifilis selama kehamilan dapat menyebabkan kelahiran prematur, bayi lahir mati, dan kematian segera setelah lahir. Bayi yang terinfeksi sifilis dan bertahan hidup, tetapi tidak diobati, cenderung mengalami masalah di beberapa organ, seperti otak, mata, telinga, jantung, kulit, gigi, dan tulang.

 

Setiap wanita yang mengalami gejala tidak biasa selama kehamilan harus berbicara dengan dokter atau bidan. Perawatan yang tepat sangat bermanfaat untuk mencegah komplikasi selama kehamilan dan meningkatkan kemungkinan kelahiran yang sehat.

 

Selain itu, Mums harus menerapkan strategi ini untuk mengurangi risiko terkena infeksi selama kehamilan:

  • Menggunakan semprotan serangga untuk mencegah gigitan nyamuk jika Mums melakukan perjalanan jauh.
  • Meminta pasangan menggunakan kondom saat berhubungan seks.
  • Melakukan tes infeksi menular seksual (IMS) secara rutin bersama pasangan.
  • Sering mencuci tangan.
  • Menghindari orang yang mengalami infeksi menular.
  • Mendapatkan vaksin flu.
  • Menghindari makanan yang tidak dipasteurisasi.
  • Tidak melakukan aktivitas yang melibatkan kontak dengan kotoran binatang, seperti mengganti litter box atau mencuci kandang hewan.

 

Baca juga: 7 Tanda Sifilis Pada Wanita yang Harus Diwaspadai

 

 

Referensi

https://www.medicalnewstoday.com/articles/322210#preventing-infections

https://www.nichd.nih.gov/health/topics/pregnancy/conditioninfo/infections

https://www.nhs.uk/pregnancy/keeping-well/infections-that-may-affect-your-baby/