Sukses bersalin normal setelah caesar, memang bukan hal yang mustahil. Namun, ada beberapa hal yang tak bisa dimungkiri bisa menggagalkan rencana Mums untuk bersalin normal. Berikut penjelasannya.

 

Siapa Saja yang Berisiko Melakukan VBAC?

Zaman dahulu, persalinan caesar menjadi jalan buntu untuk bisa melahirkan normal di kehamilan selanjutnya. Namun seiring dengan kemajuan teknologi di bidang medis, terbuka lebar potensi untuk melahirkan normal pasca caesar, atau umum disebut vaginal birth after cesarean (VBAC).

 

VBAC ini memiliki manfaat yang signifikan dibandingkan dengan operasi caesar berulang, antara lain:

  • Melahirkan tanpa menjalani bedah di area perut.
  • Pemulihan dan penyembuhan lebih cepat.
  • Menurunkan risiko infeksi.
  • Memperkecil risiko kehilangan darah saat bersalin.
  • Mengurangi risiko histerektomi (pengangkatan rahim akibat terjadinya perdarahan), cedera usus atau kandung kemih, gangguan plasenta, dan komplikasi lainnya.

 

Walau begitu, perlu diketahui pula bahwa VBAC bukanlah metode persalinan yang aman untuk semua ibu hamil. Itu artinya, ada beberapa kondisi kehamilan yang tidak memungkinkan Mums untuk bisa melahirkan bayi dengan pilihan VBAC.

 

VBAC dapat menimbulkan risiko tinggi jika:

  • Mums pernah menjalani lebih dari dua operasi caesar sebelumnya.
  • Memiliki indeks massa tubuh di angka 50 atau lebih tinggi (obesitas) pada saat melahirkan.
  • Belum pernah melahirkan secara normal. 
  • Mengandung anak kembar.

 

Baca juga: 8 Keuntungan Melahirkan di Bidan

 

Faktor-faktor risiko yang menghambat VBAC yaitu:

  • Persalinan terhenti, bahkan dengan bantuan induksi.
  • Usia Mums di atas 35 tahun.
  • Usia kehamilan lewat waktu yang dikenal dengan istilah postmatur, atau melewati 42 minggu.
  • Obesitas dengan indeks massa tubuh 40 atau lebih tinggi, yang mana ini artinya Mums memiliki kelebihan jumlah lemak tubuh.
  • Kenaikan berat badan yang berlebihan selama kehamilan.
  • Mengalami komplikasi preeklamsia.
  • Jarak antarpersalinan sebelumnya dan selanjutnya kurang dari 18 bulan.

 

Perlu Mums ketahui juga, VBAC bukanlah opsi yang aman jika Mums mengalami kondisi seperti berikut ini:

  • Sayatan dari persalinan caesar sebelumnya adalah vertikal tengah perut (classical incision) yang biasanya diaplikasikan pada kehamilan dengan komplikasi, dan vertikal perut bawah (low vertical incision) yang terjadi jika posisi janin tidak biasa. Jenis sayatan vertikal ini berada di otot-otot bagian atas rahim yang berkontraksi kuat selama persalinan. Hal ini dapat menyebabkan ruptur uteri (robeknya otot rahim).
  • Mums pernah menjalani beberapa jenis operasi pada rahim, seperti pengangkatan polip.
  • Mums memiliki kondisi kesehatan tertentu atau komplikasi selama kehamilan, seperti diabetes gestasional, penyakit jantung, herpes genital, atau plasenta previa, yang membuat operasi caesar diperlukan. 

 

Baca juga: Persiapan Penting agar Bisa Melahirkan Normal Setelah Caesar

 

 

 

Apa Risikonya Jika VBAC Gagal?

Pelaksanaan VBAC yang berhasil, memiliki risiko komplikasi yang lebih sedikit daripada operasi caesar terencana. Walau begitu, percobaan VBAC yang gagal pun berisiko, seperti:

  • Perdarahan postpartum (pasca melahirkan).
  • Transfusi darah.
  • Kematian bayi baru lahir.

 

Kegagalan VBAC juga erat kaitannya dengan terjadinya ruptur uteri atau robekan otot rahim. Ruptur uteri tergolong kasus langka dan terjadi pada kurang dari 1% wanita yang mencoba bersalin normal setelah caesar. Namun, ruptur uteri bukanlah risiko yang main-main, karena mengancam jiwa Mums dan bayi.

 

Jika ruptur uteri terjadi, bekas luka caesar di rahim pecah dan diperlukan operasi caesar darurat untuk mencegah komplikasi yang mengancam jiwa. Langkah selanjutnya yang mungkin perlu diambil adalah operasi pengangkatan rahim. Inilah yang menjadi alasan mengapa VBAC wajib dilakukan di fasilitas kesehatan yang memiliki fasilitas dan tenaga kesehatan memadai, jika sewaktu-waktu diperlukan tindakan operasi jika VBAC tidak berhasil. (IS)

 

Baca juga: Yuk, Kenali 20 Istilah Persalinan yang Penting!

 

Referensi:

Mayo Clinic. VBAC Pros and Cons

Pregnancy Birth Baby. VBAC