Berhubungan seksual bukanlah kegiatan yang harus dihindari saat Mums hamil. Sebaliknya, berhubungan seks saat hamil dipercaya memiliki beberapa manfaat, seperti melancarkan peredaran darah, menguatkan otot menjelang persalinan, hingga menguatkan bonding dengan pasangan.

Akan tetapi, tak bisa dipungkiri pula jika berhubungan seksual saat hamil terkadang menimbulkan ketidaknyamanan bagi Mums. Selain karena ukuran perut yang semakin membesar sehingga membuat gerakan terbatas, fluktuasi hormon estrogen juga menyebabkan penurunan sekresi cairan di selaput vagina. Akibatnya, vagina menjadi lebih kering dan membuat hubungan seksual terasa tidak nyaman bahkan menyakitkan.

Nah, untuk mengatasi ketidaknyamanan akibat keringnya vagina ini, cairan pelumas kerap digunakan sebagai salah satu solusinya. Namun, apakah pelumas aman digunakan saat hamil? Yuk, cari tahu penjelasan selengkapnya berikut ini!

 

Baca juga: Hubungan Seks Saat Hamil, Apa Saja yang Perlu Mums Tahu?
 

Apakah Mums Perlu Menggunakan Pelumas untuk Berhubungan Seks Saat Hamil?

Jawabannya, mungkin saja. Sebuah studi tahun 2014 menemukan bahwa sekitar 4,5% ibu hamil menggunakan pelumas selama kehamilan. Namun, itu semua tergantung pada bagaimana reaksi tubuh Mums terhadap lonjakan hormon kehamilan.

“Kemungkinan besar ibu hamil tidak membutuhkan banyak pelumas selama kehamilan. Ini karena saat hamil, hormon estrogen akan mengalami lonjakan yang tinggi. Lonjakan ini menyebabkan peningkatan keputihan, terlebih saat usia kehamilan Mums sudah semakin tua,” jelas dr. Mary Jane Minkin, seorang dokter kandungan di Universitas Yale..

Selain itu, perubahan yang terjadi pada serviks Mums selama kehamilan juga dapat menyebabkan lebih banyak keluarnya cairan. Cairan ini merupakan bagian dari mekanisme tubuh untuk melindungi rahim dan juga bayi yang sedang bertumbuh.

Meski begitu, kondisi ini bisa berbeda-beda pada setiap wanita. Beberapa wanita justru mengalami kondisi yang sebaliknya. Saat hormon dalam tubuh berfluktuasi selama kehamilan, hormon progesteron mereka mungkin justru menjadi lebih tinggi. Akibatnya, vagina menjadi lebih kering dan rentan mengalami iritasi saat berhubungan seks. Hal ini tentu saja menyebabkan ketidaknyamanan bagi Mums. Jika sudah begini, maka penggunaan pelumas mungkin dibutuhkan oleh Mums saat berhubungan seksual.

 

Apakah Pelumas Aman Digunakan oleh Ibu Hamil?

Meski belum banyak studi yang mempelajari tentang penggunaan pelumas dan dampaknya terhadap janin, tetapi dokter percaya bahwa hal ini aman untuk dilakukan selama hamil. Leher rahim yang tertutup rapat akan mencegah apa pun, termasuk pelumas untuk masuk mencapai janin.

Namun, satu hal yang perlu menjadi catatan Mums ketika menggunakan pelumas untuk berhubungan seksual saat hamil, yakni pastikan untuk memilih pelumas yang dibuat dengan bahan-bahan aman untuk ibu hamil, seperti yang berbasis air.

“Pelumas berbahan dasar air adalah yang terbaik karena tidak akan meningkatkan risiko perubahan mikrobioma yang dapat menyebabkan vaginosis bakterial,” ungkap dr. Kim Langdon, seorang dokter kandungan.

Lebih lanjut, dr. Kim juga menekankan bahwa ibu hamil sebaiknya menghindari penggunaan pelumas berbahan dasar minyak karena dapat mengubah komposisi mikrobioma di area vagina.

 

Baca juga: Kehidupan Seks yang Buruk Berisiko Merusak Hubungan
 

Manfaat Penggunaan Pelumas untuk Berhubungan Seksual saat Hamil

Vagina yang kering dapat menimbulkan sensasi terbakar, nyeri, dan bahkan perdarahan ringan selama atau setelah berhubungan seksual. Tak hanya itu, aktivitas seksual ini juga berisiko meningkatkan kemungkinan infeksi saluran kemih dan infeksi vagina.

Penggunaan pelumas berbahan dasar air dapat membantu meminimalkan ketidaknyamanan ini selama berhubungan seksual. Pelumas menjadikan vagina menjadi lebih licin sehingga mengurangi gesekan selama penetrasi. Hal ini tentu dapat mengurangi rasa sakit, iritasi, dan kemungkinan infeksi.

 

Jenis Pelumas yang Perlu Dihindari Selama Hamil

Seperti disebutkan sebelumnya, saat hamil sebaiknya Mums menghindari pelumas dengan bahan dasar minyak. Hal ini karena kandungan minyak dapat mengubah keseimbangan pH di vagina dan meningkatkan kemungkinan infeksi. Sebagai gantinya, pilihlah pelumas berbahan dasar air.

Selain itu, Mums juga harus menghindari bahan-bahan tertentu yang dapat mengiritasi atau berbahaya bagi vagina. Bahan-bahan tersebut seperti:

  1. Aditif

    Bahan ini biasanya ditambahkan untuk memunculkan sensasi panas, dingin, atau geli. Meskipun dapat meningkatkan kenikmatan saat berhubungan seks, bahan ini juga memiliki efek yang terbilang cukup kuat, bahkan menyakitkan, pada jaringan vagina Mums. Hal ini tentu bisa berbahaya jika digunakan saat Mums sedang hamil.

  2. Perisa

    Beberapa bahan aditif rasa mengandung gula, yang dapat meningkatkan risiko infeksi jamur. Perlu diingat, kelembapan di area vagina akan lebih meningkat selama Mums hamil. Jadi, jika Mums menggunakan pelumas berperisa, hal ini bisa semakin meningkatkan risiko infeksi jamur.

  3. Wewangian

    Pelumas dengan kandungan parfum dan wewangian buatan dapat meningkatkan kemungkinan iritasi dan infeksi.

  4. Petrokimia

    Beberapa bahan petrokimia, seperti propilen glikol, benzena, dan asam benzoat, dapat mengganggu keseimbangan mikrobioma dan pH alami vagina.

 

Saat hamil, hubungan seks mungkin akan terasa tidak terlalu nyaman akibat kondisi vagina yang lebih kering. Oleh karena itu, Mums dapat menggunakan pelumas untuk mengurangi ketidaknyamanan tersebut. Namun, tetap pilih jenis pelumas yang aman digunakan oleh ibu hamil ya, Mums! (BAG)

 

Baca juga: 6 Mitos Seputar Hubungan Intim saat Hamil yang Tidak Boleh Dipercaya
 

 

Referensi

Healthline. Is It Safe to Use Lube During Pregnancy?