Setiap wanita akan mengalami pengalaman yang berbeda-beda di saat kehamilan, termasuk terkait hubungan seks dengan suami. Beberapa wanita tidak pernah memikirkan tentang seks ketika sedang hamil, namun ada juga yang mengaku memiliki peningkatan gairah seksual saat hamil.

 

Masih banyak wanita yang belum mengetahui hal-hal terkait kehamilan dan seks. Apakah seks saat hamil aman? Pertanyaan ini  menjadi salah satu hal yang membuat sebagian wanita hamil memilih tidak melakukannya. Makanya penting bagi ibu hamil mengetahui informasi-informasi tentang hal ini. Pasalnya, seks di saat kehamilan itu sangat berbeda dengan seks di luar kehamilan.

 

Baca juga: 5 Alasan Anda Harus Rutin Berhubungan Seks

 

Pertanyaan Seputar Hubungan Seks Saat Hamil

Selama kehamilan Mums berjalan dengan lancar, seks boleh-boleh saja dilakukan. Namun, fluktuasi hormon, kelelahan, dan mual yang biasa dirasakan di awal kehamilan kemungkinan akan menurunkan gairah seksual Mums.

 

Selain itu, ketika kehamilan mulai membesar, faktor-faktor lain seperti kenaikan berat badan dan nyeri punggung bisa tetap menurunkan gairah seksual Mums. Emosi Mums yang tidak stabil juga bisa menghilangkan gairah untuk berhubungan seks. Maka itu, banyak wanita yang khawatir kehamilan akan berdampak pada hubungan mereka dengan pasangan.

 

1. Apakah seks saat hamil bisa menyebabkan keguguran? 

Meskipun banyak wanita yang khawatir seks dapat menyebabkan keguguran, Mums perlu tahu bahwa seks itu pada umumnya bukanlah penyebab keguguran. Kebanyakan kasus keguguran disebabkan oleh ketidaknormalan pertumbuhan janin.

 

 2. Apakah seks saat hamil bisa membahayakan janin?

Pertumbuhan dan perkembangan janin dilindungi oleh cairan amnion di dalam rahim Mums. Selain itu, otot-otot rahim Mums juga membantu melindungi janin. Maka itu, aktivitas seksual tidak akan mempengaruhi perkembangan janin Mums.

 

Baca juga: 10 Manfaat Seks Untuk Kesehatan

 

3. Posisi seks apa yang aman dilakukan saat hamil?

Sebenarnya, selama Mums nyaman, kebanyakan posisi seks bisa dilakukan saat sedang hamil. Seiring dengan tumbuhnya kehamilan, Mums dan pasangan bisa bereksperimen untuk menemukan posisi seks mana yang nyaman dan terbaik.

 

Misalnya, daripada tidur terlentang, Mums bisa mengambil posisi menyamping atau mengambil posisi di atas atau di depan pasangan Mums. Kreativitas tetap dibutuhkan ketika berhubungan seks di saat kehamilan selama Mums dan pasangan sama-sama merasa puas dan nyaman.

 

 

4. Apakah perlu menggunakan kondom? 

Terkena infeksi seksual menular saat sedang hamil akan meningkatkan risiko masalah kesehatan Mums dan janin. Meskipun kondom bisa digunakan sebagai pengaman, risikonya masih tetap ada. Maka itu, lebih baik Mums menghindari berhubungan seksual dalam bentuk apapun, vagina, oral, maupun anal, kalau pasangan Mums memiliki infeksi seksual menular.

 

5. Bisakah hubungan seks memicu kontraksi dini? 

Kadar prostaglandin di dalam air mani bisa menyebabkan terjadinya kontraksi pada rahim. Penelitian-penelitian memang belum menemukan jika seks saat kehamilan berkaitan dengan meningkatnya risiko persalinan atau kelahiran prematur.

 

Namun, kalau Mums memang memiliki risiko melahirkan prematur, biasanya dokter akan menginstruksikan agar tidak berhubungan seks. Tapi, kalau Mums tidak memiliki risiko melahirkan secara prematur, maka kemungkinan besar seks tidak akan memicu persalinan prematur.

 

Baca juga: Jangan Lakukan 6 Hal Ini Setelah Bercinta

 

6. Kondisi seperti apa yang menjadikan seks saat hamil sebaiknya dihindari? 

Meskipun kebanyakan wanita bisa berhubungan seks dengan aman selama kehamilan berlangsung, terkadang pilihan yang terbaik adalah dengan tetap berhati-hati. Dokter kemungkinan besar akan merekomendasikan agar seks dihindari jika Mums mengalami: 

  • Pendarahan pada vagina yang tidak jelas penyebabnya
  • Jika cairan ketuban sudah pecah
  • Jika serviks Mums mulai terbuka sebagai tanda persalinan 
  • Jika Mums mengalami plasenta previa.
  • Mums memiliki riwayat melahirkan secara prematur.

 

7. Apakah gairah seks akan menurun saat hamil?

Keinginan berhubugan seks saat hamil yang menurut adalah hal yang wajar. Namun, Mums tetap bisa membangun kedekatan dengan Dads tanpa berhubungan seks. Mums perlu membicarakan dengan pasangan, apa keinginan Mums. Kalau bagi Mums berhubungan seks saat sedang hamil itu sulit atau tidak menarik, Mums dan pasangan bisa saling memuaskan diri dengan berciuman, sekedar berpelukan, atau saling memberikan massage.

 

8. Setelah bayi lahir, kapan boleh berhubungan seks kembali? 

Apapun cara Mums melahirkan, normal maupun caesar, tubuh Mums akan tetap membutuhkan waktu untuk pulih. Lebih baik pertimbangkan untuk menunggu sebelum berhubungan seks hingga dokter memberikan Mums lampu hijau. Biasanya, dokter akan memberikan izin berhubungan seks sekitar 4 – 6 minggu setelah melahirkan. Pasalnya, waktu tersebut dibutuhkan untuk menunggu hingga serviks tertutup kembali, berhentinya pendarahan pasca persalinan, dan sembuhnya luka-luka atau laserasi.

 

Kalau Mums masih terlalu lelah dan nyeri untuk berhubungan seks, Mums masih bisa menjaga intimasi bersama pasangan dengan cara lain. Berkomunikasi itu penting, maka Mums dan pasangan harus tetap berbicara secara rutin dan menyisakan sedikit waktu untuk bersama sebelum memulai aktivitas di pagi hari atau sebelum tidur di malam hari. Ketika Mums sudah siap untuk kembali berhubungan seks, mulailah secara perlahan. Gunakan kontrasepsi kalau Mums dan pasangan tidak ingin terjadi kehamilan terlalu cepat setelah melahirkan.

 

Baca juga: Enggan Berhubungan Seks Setelah Melahirkan? Jangan Dibiarkan Begitu Saja, Ya