Akhir-akhir ini berita tentang jamur Enoki yang mengandung Listeria ramai diperbincangkan. Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian (Kementan) meminta pelaku usaha (importir) untuk menarik dan memusnahkan jamur enoki yang beredar di Indonesia.

 

Jamur Enoki yang dimaksud disinyalir merupakan produk dari perusahaan pangan asal Korea Selatan. Penarikan dan pemusnahan ini dilakukan berdasarkan peringatan dari International Food Safety Authority Network (INFOSAN) yang merupakan jaringan otoritas keamanan pangan internasional di bawah FAO/WHO.

 

Kejadian Luar Biasa (KLB) terjadi di negara Amerika Serikat, Kanada, dan Australia akibat mengkonsumsi jamur enoki asal Korea yang terkontaminasi Listeria. Bakteri tersebut menimbulkan sakit sampai kematian pada golongan rentan.

 

Bagi Geng Sehat penyuka jamur Enoki tentu khawatir akan berita ini. Sebenarnya apa itu Listeria? Yuk kita kenali lebih lanjut Gengs.

 

Baca juga: Bakteri Listeria tak Hanya Ditemukan di Rockmelon!

 

Apa itu Listeria?

 Listeria merupakan golongan bakteri gram positif dengan nama latin Listeria monocytogenes. Bakteri ini dapat ditemukan di tanah dan air serta di saluran pencernaan hewan juga  dari  5% manusia dewasa yang sehat.

 

 

 

Pada 1966, Gray dan Killinger pernah menerbitkan ulasan klasik tentang Listeria monocytogenes dan infeksi Listeria pada manusia dan hewan lainnya. Dan sejak saat itu, beberapa kasus wabah yang terjadi di wilayah Eropa dan Amerika Utara disebutkan berasal dari bakteri ini sehingga bakteri ini dikenal sebagai bakteri penyebab penyakit yang berasal dari makanan (food-borne pathogen).

 

Bakteri Listeria dapat menimbulkan infeksi pada manusia yang disebut Listeriosis.  Listeriosis umumnya terjadi pada individu yang memiliki daya tahan tubuh rendah. Pada mereka yang mempunyai penyakit penyerta seperti diabetes, penyakit jantung, penyakit ginjal berisiko lebih tinggi mengalami gejala lebih berat saat terinfeksi bakteri ini. Golongan rentan terkena Listeriosis dialami oleh ibu hamil, bayi (43%) dan usia di atas 60 tahun (31%).

 

Listeriosis menular melalui konsumsi makanan yang terkontaminasi dengan Listeria. Selain itu dapat menyebar dari orang ke orang melalui kontak seksual atau dari ibu ke bayi selama kehamilan atau proses persalinan.

 

Umumnya seseorang yang terkena Listeria mengalami gejala demam (65%), 32% memiliki sindrom "mirip flu", sakit punggung (21.5%), dan sakit kepala (10.5%). Sekitar 29%nya bisa tanpa gejala. Gejala dapat muncul dalam beberapa jam atau 2- 3 hari sejak konsumsi makanan terkontaminasi bakteri Listeria. Infeksi  berlangsung selama 1 – 6 minggu  tergantung dari tingkat keparahan infeksi.

 

Baca juga: Waspadai Keracunan Listeria dari Buah Melon

 

Infeksi Listeria pada saat kehamilan dapat menimbulkan keguguran (abortus spontan), bayi lahir prematur atau infeksi pada bayi baru lahir. Pada bayi yang terkena infeksi Listeria dapat mengalami sindrom gangguan pernapasan, ruam, infeksi mata, hipereksitabilitas, muntah, sampai sesak napas.

 

Pada orang tua dan pada pasien yang mengalami gangguan sistem imun, infeksi pada otak yaitu radang selaput otak (meningitis), sering menjadi manifestasi umum listeriosis. Infeksi yang menyebar ke sistem saraf menimbulkan gejala seperti leher terasa kaku, kebingungan, kehilangan keseimbangan, hingga kejang. Listeriosis dapat juga menimbulkan infeksi di jantung (endocarditis) serta infeksi di mana bakteri masuk ke dalam darah (sepsis).

 

Apakah bakteri ini terdapat di jamur enoki saja? Ternyata, Gengs, bakteri ini tidak hanya terdapat di enoki saja. Listeria dapat ditemukan di berbagai makanan, termasuk daging olahan (misalnya hot dog), makanan kaleng/ diawetkan, makanan yang terlalu lama didinginkan, tanaman seperti wortel, kentang, bit, taoge yang bersentuhan dengan Listeria di tanah, dan produk susu, termasuk keju, mentega, dan susu .

 

Bagaimana cara mencegah terkena Listeriosis? Geng Sehat bisa mencegah agar tidak terkena Listeriosis. Menurut Food and Drug Administration (FDA), semakin lama makanan siap saji yang terkontaminasi Listeria disimpan dalam lemari es, semakin besar peluang bakteri patogen ini untuk tumbuh. Untuk memperlambat atau mencegah pertumbuhannya, atur kulkas hingga 4 derajat Celcius dan freezer hingga (-18) derajat Celsius.

 

Baca juga: Waspadai Gejala Keracunan Makanan pada Anak!

 

Cara Mencegah Infeksi Bakteri Listeria

 Langkah-langkah yang direkomendasi FDA untuk mencegah bakteri Listeria antara lain

  • Cuci bagian dalam kulkas, talenan, dan peralatan lain yang dipakai untuk meminimalkan kemungkinan kontaminasi silang
  • Bersihkan segala macam tumpahan dan kotoran yang ada di dalam kulkas
  • Cuci tangan dengan air mengalir selama 20 detik, sebelum dan sesudah menangani makanan, atau setelah membersihkan peralatan seperti kulkas.
  • Pada wanita hamil, orang tua, dan individu dengan imunitas lemah harus menghindari makanan tertentu yang berisiko tinggi terkontaminasi Listeria monocytogenes.
  • Untuk mencegah terjadi kontaminasi silang dari hewan ke manusia, jaga kebersihan peralatan yang digunakan untuk memberi makan binatang peliharaan.

 

Selain itu, ahli gizi juga menyarankan untuk memasak makanan dengan benar yaitu dengan suhu mulai dari 75 derajat Celcius. Pada suhu sekitar 75-80 derajat Celcius, bakteri Listeria sudah mati, apalagi jika dimasak sampai matang pada suhu 100 derajat Celcius.

 

Bagaimana Geng Sehat,  belajar dari kasus jamur Enoki ini membuat kita untuk lebih lagi memperhatikan kebersihan dalam hal penyimpanan dan penyiapan makanan.

 

Baca juga: Jangan Konsumsi Makanan Mentah Jika Tidak Ingin Terkena Penyakit Ini

 

 

Referensi

  1. Farber & Peterkin. 1991. Listeria monocytogenes, a Food-Borne Pathogen. Microbiological Reviews. Vol. 55 (3). p.476-511.
  1. Wing & Gregory. 2002. Listeria monocytogenes: Clinical and Experimental Update The Journal of Infectious Diseases. Vol. 185, p.S18–S24.
  1. Listeria (Listeriosis)https://www.fda.gov/food/foodborne-pathogens/listeria-listeriosis