Alergi sperma atau dikenal sebagai human seminal plasma hypersensitivity (HSP) adalah reaksi alergi terhadap protein yang ditemukan pada sebagian besar sperma pria. Alergi ini dapat terjadi pada wanita maupun pria, tetapi lebih sering terjadi pada wanita.

 

Pada individu yang memiliki alergi, artinya sistem kekebalan orang tersebut bereaksi berlebihan setiap kali bertemu dengan protein atau bahan kimia tertentu. Gejala alergi mungkin terlokalisasi di mana bahan kimia atau protein tersebut bersentuhan dengan bagian tubuh atau mungkin lebih luas atau sistemik. Alergi sistemik berarti terjadi reaksi pada seluruh tubuh saat terpapar bahan kimia tersebut.

 

Banyak anggapan yang beredar di masyarakat bahwa alergi sperma membuat wanita sulit hamil. Namun, apakah anggapan ini benar? Mums akan mendapatkan jawabannya dalam penjelasan berikut.

 

Baca juga: Ingin Sukses Promil? Ketahui Pentingnya Tes Sperma
 

Benarkah Alergi Sperma Bikin Sulit Hamil?

Di sini, kita akan membahas semua fakta penting tentang alergi sperma dan apakah ini benar-benar membuat wanita menjadi sulit hamil?

1. Gejala

Orang yang memiliki alergi sperma mungkin mengalami satu atau lebih gejala berikut setelah terpapar:

  • kemerahan
  • rasa terbakar
  • pembengkakan
  • rasa sakit
  • gatal-gatal.

Bagi wanita, gejala umumnya muncul pada vulva atau di dalam saluran vagina. Untuk pria, gejala biasanya dapat diamati pada batang atau area kulit di atas alat kelamin.

 

Gejala juga dapat muncul di area mana saja yang telah bersentuhan dengan air mani. Ini mungkin termasuk:

  • tangan
  • mulut
  • dada
  • anus.

Reaksi alergi terhadap sperma umumnya terlokalisasi, tetapi pada beberapa orang, gejala alergi mempengaruhi seluruh tubuh. Misalnya, pria yang alergi terhadap sperma mereka sendiri mungkin mengalami kelelahan yang parah, kehangatan yang intens, dan keadaan seperti flu setelah ejakulasi. Gejala biasanya muncul 20 hingga 30 menit setelah terpapar dan dapat berlangsung dari beberapa jam hingga beberapa hari, tergantung pada tingkat keparahannya.

 

Baca juga: Ini Tanda Sperma Sehat dan Cara Menjaga Kesehatannya!

 

2. Penyebab

Alergi sperma utamanya disebabkan oleh protein yang ditemukan dalam sperma pria. Selain itu, obat-obatan atau alergen makanan tertentu yang ditemukan dalam sperma juga dapat memicu gejala.

 

Selain berhubungan seks tanpa kondom, faktor risiko alergi sperma tidak jelas. Alergi sperma mungkin juga berkembang pada wanita yang sebelumnya tidak menunjukkan gejala setelah terpapar air mani. Seorang wanita mungkin juga mengalami gejala alergi sperma dari seorang pria tapi tidak dengan pria yang lain.

 

Alergi sperma sebenarnya dapat berkembang kapan saja, tetapi banyak wanita melaporkan bahwa gejalanya dimulai pada awal usia 30-an. Sejumlah penelitian juga menunjukkan banyak wanita dengan alergi sperma juga mengalami vaginitis berulang.

 

3. Diagnosis

Cara termudah untuk mendiagnosis alergi sperma secara mandiri adalah dengan melihat apakah gejalanya dapat dicegah dengan penggunaan kondom selama hubungan seksual. Namun, mendapatkan diagnosis yang akurat adalah hal yang sangat menantang karena alergi sperma sebenarnya sangat jarang terjadi. Wanita yang memiliki alergi sperma juga sering salah didiagnosis dengan:

  • Infeksi menular seksual (IMS)
  • Infeksi ragi
  • Vaginitis
  • Infeksi bakteri.

Untuk mendiagnosis alergi sperma, petugas kesehatan akan melakukan tes alergi kulit atau darah. Nantinya, petugas kesehatan akan memaparkan kulit ke alergen yang dicurigai, dalam hal ini, air mani, dan mengamati apakah ada tanda-tanda reaksi alergi.

 

4. Perawatan

Setelah diagnosis dilakukan, Mums dapat menggunakan satu atau lebih perawatan berikut untuk melanjutkan kehidupan seks yang sehat dan bebas dari reaksi alergi.

  • Kondom: Alat kontrasepsi ini dapat digunakan selama hubungan seksual untuk mencegah kontak antara kulit dan air mani. Ini adalah metode perawatan yang paling mudah dan paling tidak invasif. Namun, ini tidak bisa diterapkan untuk pasutri yang sedang dalam program hamil.
  • Desensitisasi: Ini disebut juga sebagai imunoterapi. Perawatan ini melibatkan paparan sistem kekebalan terhadap alergen dalam upaya menciptakan toleransi terhadapnya. Dalam kebanyakan kasus, imunoterapi dapat memakan waktu tiga hingga lima tahun.
  • Antihistamin: Untuk individu yang  mengalami reaksi alergi lokal, pertimbangkan mengoleskan krim antihistamin topikal ke area yang terpengaruh untuk mengatasi gejala alergi.
  • Obat alergi. Mendapatkan obat alergi yang bisa didapatkan secara bebas atau dengan resep dokter sebelum hubungan seksual juga dapat membantu mengurangi gejala pada kasus yang parah.

Namun, penting untuk membuat rencana perawatan bersama dengan dokter untuk memprioritaskan kesehatan dan kesejahteraan kedua pasangan.

 

Baca juga: Sedang Promil, Yuk Kenalan Dulu dengan Istilah- Istilah dalam Kehamilan

 

5. Kehamilan dan alergi sperma

Banyak orang yang percaya bahwa alergi sperma bisa membuat wanita sulit hamil. Namun, benarkah anggapan ini? Kabar baiknya, belum ada bukti bahwa alergi sperma berdampak langsung pada kesuburan.

 

Sebenarnya, tantangan dalam kasus ini terletak pada bagaimana agar pasutri dapat berhubungan seks tanpa kondom tanpa mengalami gejala alergi. Untungnya, saat ini tersedia semakin banyak solusi untuk masalah ini.

 

Dalam kasus ringan, imunoterapi atau obat-obatan dapat membantu menghilangkan ketidaknyamanan dan reaksi alergi. Untuk orang yang mengalami gejala parah, inseminasi intrauterin atau fertilisasi in vitro dapat menjadi solusi untuk hal ini. Namun, sebelum memilih perawatan apa pun, penting untuk berbicara dengan penyedia layanan kesehatan untuk membantu memahami risiko, biaya, dan hasil dari semua pilihan.

 

Jika Mums memiliki alergi sperma, ingatlah bahwa ini bukan berarti sperma pasangan Mums kotor atau buruk, dan Mums juga tidak dapat disalahkan karena tubuh bereaksi negatif terhadapnya. Justru, ini adalah kesempatan bagi Mums dan pasangan untuk bersama-sama mencari tahu bagaimana menangani tantangan bersama. Berita baiknya, alergi sperma juga tidak menandakan bahwa Mums dan pasangan tidak bisa memiliki keturunan.

 

Baca juga: Promil Pil KB Bikin Cepat Hamil? Ini Faktanya

 

 

Sumber:

Verywellhealth.com. Can a Woman Be Allergic to Semen?

Healthline.com. How to Identify and Treat a Semen Allergy