Human Immunodeficiency Virus (HIV) ialah virus yang menyebabkan Acquired Immunodeficiency Syndrome atau AIDS. Wanita hamil yang mengidap HIV dapat menularkan virus ini ke bayi selama kehamilan, saat melahirkan, atau selama menyusui. 

 

Kendati demikian, bukan berarti wanita dengan HIV tidak bisa hamil dan memiliki anak. Untuk Mums yang mengidap HIV dan merencanakan kehamilan atau sedang hamil, ada beberapa strategi yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko penularan HIV pada bayi.

 

Baca juga: 5 Miskonsepsi Paling Umum tentang HIV dan AIDS

 

Yang Harus Dilakukan Saat Terinfeksi HIV dan Hamil

Berikut adalah beberapa hal yang dapat dilakukan Mums saat sedang hamil dan hidup dengan HIV.

 

1. Jika Mums memiliki HIV dan berencana untuk hamil

Jika Mums berencana untuk hamil, bicarakan dengan dokter segera. Nantinya, dokter akan menjelaskan tentang bagaimana HIV dapat mempengaruhi kesehatan Mums selama kehamilan dan kesehatan calon bayi. Dokter juga akan membantu membuat perencanaan untuk mempersiapkan kehamilan yang sehat sebelum Mums mulai mencoba untuk hamil.

 

Setiap individu yang hidup dengan HIV harus minum obat agar tubuh tetap sehat. Jika Mums berencana untuk hamil dan tidak sedang menjalani pengobatan HIV, penting bagi Mums untuk mulai mengonsumsi obat-obatan karena ini akan menurunkan peluang Mums untuk menularkan virus ke bayi saat sedang hamil.

 

2. Apakah ibu hamil dengan HIV pasti menularkan virus pada bayi selama kehamilan?

Jika Mums adalah pengidap HIV dan baru mengetahui bahwa Mums hamil, penting untuk segera menemui dokter. Tanyakan apa saja yang dapat dilakukan untuk merawat diri sendiri dan memberi bayi kehidupan yang sehat. Dokter akan membantu memutuskan perawatan terbaik untuk Mums dan bayi sebelum, selama, dan setelah kehamilan.

 

Mengidap HIV selama hamil tidak berarti bayi sudah pasti akan tertular HIV saat lahir. Jika Mums sudah menerapkan pengobatan HIV dan memiliki viral load yang tidak terdeteksi, risiko Mums menularkan HIV ke bayi kurang dari 1 persen.

 

Baca juga: Ibu Hamil dengan HIV Wajib Konsumsi Obat Antiretroviral, Ini Faktanya!

 

3. Bisakah minum obat HIV selama kehamilan?

Ya, wanita hamil yang terinfeksi HIV wajib minum obat HIV secara rutin. Obat-obatan ini bermanfaat untuk menjaga kesehatan Mums dan menurunkan risiko penularan HIV ke bayi.

 

Jika Mums belum pernah menggunakan obat HIV apa pun sebelum kehamilan dan berada di trimester pertama, dokter akan membantu memutuskan apakah Mums harus memulai pengobatan. Berikut adalah beberapa hal yang perlu diketahui Mums tentang konsumsi obat HIV selama kehamilan:

  • Mual dan muntah selama kehamilan dapat membuat sulit untuk minum obat HIV.
  • Obat mungkin dapat mempengaruhi bayi. Dokter akan meresepkan obat yang aman digunakan selama kehamilan.
  • HIV paling sering ditularkan ke bayi di akhir kehamilan atau saat melahirkan. HIV bisa ditularkan pada awal kehamilan jika viral load terdeteksi.
  • Pengobatan bekerja paling efektif untuk mencegah penularan HIV pada bayi jika pengobatan dimulai sebelum kehamilan atau pada awal kehamilan.

 

4. Apa yang dapat dilakukan untuk menurunkan risiko menularkan HIV kepada bayi?

Berkat masifnya tes HIV dan obat-obatan baru, jumlah anak yang terinfeksi HIV dari ibu selama kehamilan dan menyusui telah menurun sebanyak 90 persen sejak pertengahan 1990-an.

 

Berikut adalah beberapa langkah untuk menurunkan risiko penularan HIV pada bayi:

  • Konsultasikan dengan dokter jika Mums ingin hamil. Dokter akan membantu memutuskan apakah Mums perlu mengubah perawatan untuk menurunkan viral load dan untuk mencegah penularan virus ke bayi. Dokter juga akan membantu membuat Mums sesehat mungkin sebelum hamil untuk meningkatkan peluang kehamilan dan bayi yang sehat. 
  • Dapatkan perawatan prenatal. Perawatan prenatal adalah perawatan yang diterima dari dokter saat hamil, yang meliputi serangkaian tes, pemberian obat-obatan dan suplemen, dan perubahan gaya hidup. 
  • Mulai pengobatan HIV. Mums dapat memulai pengobatan sebelum kehamilan untuk menurunkan risiko menularkan HIV ke bayi. Jika Mums sudah menjalani pengobatan, segera temui dokter. Beberapa obat HIV tidak boleh digunakan oleh ibu hamil sehingga dokter perlu meresepkan obat yang berbeda.
  • Kelola efek samping. Obat-obatan HIV bisa memberikan efek samping yang sangat menantang selama kehamilan, tetapi tetap penting bagi Mums untuk meminum obat sesuai arahan dokter. Bicaralah dengan dokter tentang cara untuk mengelola efek samping yang Mums rasakan.
  • Jangan menyusui. Meskipun bayi lahir tanpa HIV, Mums dapat menularkan virus ke bayi melalui ASI, bahkan jika Mums minum obat.  Jadi, yang terbaik adalah memberi susu formula bagi bayi daripada menyusui.
  • Pastikan bayi dites HIV segera setelah lahir. Pihak rumah sakit biasanya akan memberi tahu Mums apa dan kapan tes lanjutan yang dibutuhkan bayi
  • Tanyakan kepada spesialis anak apakah bayi mungkin mendapat manfaat jika mengonsumsi obat anti-HIV, terlebih jika belum diketahui apakah bayi HIV-positif atau HIV-negatif.

 

Hamil saat Mums harus hidup dengan HIV adalah situasi yang rumit. Yang terbaik adalah membicarakan ini dengan dokter terlebih dahulu untuk mengetahui apakah kehamilan aman bagi Mums dan bayi. Juga, lakukan serangkaian rencana perawatan sesuai arahan dokter untuk mendapatkan kehamilan sehat dan mengurangi risiko penularan HIV pada bayi.

 

Baca juga: Yurike Ferdinandus, Buktikan Ibu Rumah Tangga yang Terinfeksi HIV/AIDS Masih Dapat Hidup Berkualitas

 

Sumber:

ACOG.org. HIV and pregnancy.

Womenhealth.gov. Pregnancy and HIV