Beberapa hari terakhir, di Indonesia sedang gempar mengenai penyebaran cacar monyet. Hal ini bermula setelah pemerintah Singapura mengumumkan penemuan penyakit cacar monyet di bandara yang dibawa oleh seorang pria warga negara Nigeria. Kamu mungkin bingung apa perbedaan cacar air dan cacar monyet.

 

Jarak Singapura yang sangat berdekatan dengan negara kita, tentu membuat was-was masyarakat kita akan bahaya cacar monyet. Khususnya bagi mereka yang berbatasan secara langsung dengan Singapura seperti Batam.

 

Bagi beberapa orang penyakit ini mungkin masih terdengar asing, sebagian ingin tahu perbedaan cacar air dan cacar monyet. Hal tersebut dikarenakan hingga hari ini belum terdapat laporan dari otoritas pemerintah kita bahwa cacar monyet telah memasuki wilayah Indonesia.

 

Akan tetapi, tidak ada salahnya jika Kamu tetap waspada, salah satunya dengan mengenali secara mendalam mengenai penyakit ini seperti mengetahui perbedaan antara cacar air dan cacar monyet (monkeypox).

 

Baca juga: Waspada Potensi Penyakit Cacar Monyet Masuk ke Indonesia

 

Gejala yang Muncul pada Cacar Monyet

Gejala cacar monyet pada awalnya mungkin akan cukup sulit terdeteksi. Karena gejala awalnya hampir mirip dengan sakit biasa. Inilah yang kemudian membuat masyarakat kurang waspada dan tidak segera melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Adapun gejala yang dapat dirasakan adalah:

 

  1. Demam tinggi disertai menggigil,suhu tubuh dapat mencapai 38-40 derajat Celcius

  2. Muncul ruam-ruam merah yang berawal dari wajah kemudian menyebar ke seluruh tubuh

  3. Nyeri kepala, otot dan punggung secara berlebihan,

  4. Pembesaran kelenjar getah bening terutama di bagian leher dan rahang

 

Meskipun sejauh ini cacar monyet belum masuk ke Indonesia, tidak ada salahnya untuk tetap waspada di manapun Kamu berada dan segera melakukan pemeriksaan jika mendapati keempat gejala tersebut.

 

Baca juga: Mitos Atau Fakta, Saat Cacar Air Tidak Boleh Mandi?

 

Perbedaan Cacar Air dan Cacar Monyet

Pada dasarnya, penampakan cacar monyet hampir sama dengan ciri-ciri yang muncul dari penyakit cacar air, yaitu munculnya bintik-bintik kemerahan di berbagai bagian tubuh.

 

Yang membedakannya adalah pada cacar monyet, bintik-bintik tersebut dapat berubah menjadi bintik berisi air, kemudian diikuti dengan cairan nanah dan menjadi krusta atau koreng. Selain itu juga cacar monyet berpengaruh terhadap kelenjar getah bening yang terus membesar. Bahaya cacar monyet dapat Kamu lihat dari ciri-ciri tersebut ya Gengs!

 

Secara spesifik, inilah beberapa perbedaan antara cacar monyet dengan cacar air dilihat dari jenis virus dan cara penularan:

 

Jenis Virus

Karena namanya berbeda, tentu virus monyet ini pun berbeda dengan cacar air yang sudah sering kita jumpai di Indonesia. Cacar air atau chickenpox merupakan infeksi menular yang diakibatkan oleh virus Varicella zozter.

 

Sedangkan cacar monyet ini merupakan jenis cacar baru dan langka yang pertama kali ditemukan di suatu wilayah terpencil di Afrika. Cacar monyet ini bersifat zoonosis, yang artinya ditularkan dari hewan yang terinfeksi virus Orthopoxvirus yang berasal dari keluarga Poxviridae.

 

Cara Penularan

Bahaya cacar monyet ini dapat menular dengan berbagai cara. Antara lain melakukan kontak secara langsung dengan yang terinfeksi, mengkonsumsi daging buruan hewan liar yang telah terkontaminasi virus tersebut, dan melalui percikan air liur atau kontak langsung dengan tubuh sesorang yang sudah terinfeksi.

 

Selain kontak langsung, virus ini dapat menyebar melalui saluran pernapasan serta cairan tubuh serta darah hewan atau manusia yang telah terinfeksi mengenai luka terbuka pada tubuh seseorang.

 

Yang perlu diperhatikan adalah meskipun nama penyakit ini cacar monyet, tetapi WHO (World Health Organization) menyebutkan bahwa primata bukan satu-satunya hewan yang memungkinkan penularan terjadi. Kamu harus mewaspadai bahaya cacar monyet dari berbagai hewan pengerat seperti tikus dan tupai.

 

Baca juga: Ada Berapa Jenis Herpes yang Kamu Tahu?
 

Bahaya Cacar Monyet Bagi Manusia

Menurut Dinas Kesehatan Batam, cacar monyet masuk ke dalam kaegori self limiting disease atau penyakit yang dapat hilang dengan sendirinya dari tubuh manusia dalam waktu 2 hingga 4 minggu.

 

Akan tetapi, jika virus ini mengenai balita dan orang dewasa yang mengidap penyakit kompilasi dapat menyebabkan kematian. Oleh karena itu, meskipun sebagin besar masyarakat Indonesia telah diimunisasi cacar, alangkah baiknya jika tetap waspada dan mengikuti himbauan pemerintah untuk menghindari penularan.

 

Pencegahan paling efektif yang dihimbau oleh Kementrian Kesehatan adalah mengurangi kontak dengan hewan pengerat dan primata serta manusia yang terinfeksi. Kalaupun Kamu melakukan kontak dengan hewan, pastikan mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir.

 

Jangan lupa melaporkan kepada petugas kesehatan apabila Kamu menemukan hewan yang menunjukan gejala seperti mata berair dan ada luka terbuka di kulit. Dengan begitu, bahaya cacar monyet dapat dihindari. (TYA/AY)

 

Baca juga: Penyakit Varisela pada Anak dan Pencegahannya

 

 

Referensi:

Tallypress. Singapore has confirmed its first case of monkeypox. 

WHO. Fact sheets detail monkeypox. 

NCBI. National Instititue of Health. Human monkeypox: confusion with chickenpox