Mungkin Mums sudah dengar tentang kasus cacar monyet yang sudah masuk di Indonesia. Sebagai orang tua, pastinya Mums khawatir anak akan tertular, dan bertanya-tanya, apa sih gejala cacar monyet pada anak?

 

Baca juga: Ingin Pakaikan Aksesori Rambut pada Si Kecil? Perhatikan Ini Dulu, Mums
 

Apa Itu Cacar Monyet?

Cacar monyet adalah infeksi yang disebabkan oleh orthopoxvirus, dan masih satu keluarga dengan cacar. Meskipun cacar monyet menyebabkan munculnya lesi-lesi pada kulit juga, virusnya tidak termasuk ke dalam keluarga virus cacar air. Cacar air disebabkan oleh virus varicella.

 

Virus cacar monyet pertama kali ditemukan di Afrika pada tahun 1958. Meskipun virusnya ditemukan di dalam monyet, belum jelas kenapa awalnya ada di dalam monyet. Cacar monyet juga ditemukan virusnya pada primata non-manusia dan hewan pengerat, seperti tupai dan tikus.

 

Pada umumnya, cacar monyet lebih rendah tingkat keparahan dan penularannya ketimbang cacar air. Beberapa orang mengalami gejala yang cukup parah akibat cacar monyet, khususnya anak-anak berusia di bawah 8 tahun, wanita hamil, dan orang yang memiliki sistem imun rendah.

 

Menurut American Academy of Pediatrics (AAP), cacar monyet tingkat penularannya lebih rendah dari Covid-19. Cacar monyet menular lewat kontak berkepanjangan dengan hewan atau manusia yang terinfeksi virusnya. Pada umumnya, virusnya menular lewat kontak dekat dengan cairan pernapasan, cairan lesi, dan cairan tubuh.

 

Setelah terpapar virus cacar monyet, gejalanya memakan waktu sekitar 6-13 hari untuk muncul. Vaksin yang digunakan untuk mencegah cacar air juga efektif mencegah cacar air.

 

Baca juga: Tangkal Alergi pada Anak dengan Perbanyak Asupan Serat
 

Gejala Cacar Monyet pada Anak

Gejala cacar monyet pada anak mirip dengan gejalanya pada orang dewasa. Gejala utamanya adalah lesi berisi cairan yang muncul di kulit. Namun, gejala baru mulai muncul ketika lesi tersebut sudah muncul.

 

Gejala cacar monyet pada anak diantaranya demam, sakit kepala, pembengkakan kelenjar getah bening, nyeri otot, dan kurang energi.

 

Cacar monyet sangat menular sejak gejala mulai muncul hingga lesi-lesinya sudah hilang. Gejala cacar monyet biasanya hilang dalam kurun waktu dua hingga empat minggu.

 

Baca juga: Risiko Jarak Kehamilan Terlalu Dekat, Jangan Anggap Sepele
 

Bagaimana Cara Mencegah Cacar Monyet pada Anak?

Meskipun saat ini risiko Mums dan si Kecil tertular cacar monyet masih rendah karena kasus yang masih rendah juga di Indonesia, penting bagi Mums untuk tetap melakukan pencegahan. 

 

Sama seperti langkah pencegahan Covid-19, Mums dan anak harus rutin cuci tangan, melakukan social distancing ketika berada di keramaian, dan memakai masker. 

 

Jika ada anggota keluarga yang merasa terpapar virusnya, segera lakukan karantina dan lakukan konsultasi dengan dokter. Intinya, langkah-langkah karantina dan pencegahan yang dilakukan pada Covid-19 juga efektif pada cacar monyet.

 

Kebersihan penting khususnya penting dalam mencegah cacar monyet, karena penyakit ini menular lewat cairan pernapasan dan cairan tubuh. Ahli merekomendasikan mencuci tangan menggunakan sabun dan air atau hand sanitizer, khususnya jika merasa telah melakukan kontak dengan hewan atau manusia yang terinfeksi cacar monyet.



Sumber:

VeryWellFamily. Should Parents Worry About Monkeypox?. Juli 2022.
Centers for Disease Control and Prevention. Monkeypox: Signs and symptoms.
World Health Organization. Second meeting of the International Health Regulations (2005) (IHR) Emergency Committee regarding the multi-country outbreak of monkeypox.
World Health Organization. Monkeypox.
American Academy of Pediatrics. What is monkeypox?.