Apakah Mums pernah atau bahkan sering mengalami sakit kepala? Sakit kepala memang menyebalkan ya Mums! Rencana hari ini bisa buyar karena sakit kepala. Sakit kepala adalah salah satu gangguan kesehatan yang banyak dikeluhkan, terlebih di masa penuh tekanan seperti pandemi Covid-19 ini.

 

Penelitian menunjukkan, perubahan gaya hidup dan proses adaptasi selama menjalani kehidupan new normal dapat memicu sakit kepala dan menyebabkan produktivitas menurun hingga 33%. Agar produktivitas dan aktivitas tidak terganggu hanya karena sakit kepala, Mums perlu tahu cara mengatasinya. Tetapi sebelumnya, penting untuk mengetahui jenis-jenis sakit kepala!

 

Baca juga: Duh, Sakit Kepala saat Menyusui! Kira-kira Apa Penyebabnya, Ya?

 

Jenis-jenis Sakit kepala

Dijelaskan dr. Riana Nirmala Wijaya, Country Medical Lead Bayer Consumer Health, Bayer Indonesia pada acara edukasi dengan “Indonesia Bangkit Gak Pake Lama” bersama Saridon Extra, pada 23 Oktober 2021 lalu mengatakan, ada beberapa jenis sakit kepala berdasarkan penyebabnya.


Penyebab Sakit kepala paling sering adalah karena kelelahan atau kurang tidur. Sekitar 50% sakit kepala disebabkan hal ini. Di masa pandemi ini, penyebab sakit kepala yang cukup banyak ditemui adalah stres karena ada banyak perubahan yang membutuhkan adaptasi.

 

Bahkan, menurut dr. Riana, penggunaan masker terlalu ketat juga bisa memicu sakit kepala. “Penggunaan masker yang tidak tepat yaitu terlalu kekat akan menekan wajah dan bisa menyebabkan sakit kepala,” jelasnya.

 

Secara umum, inilah jenis-jenis sakit kepala:

1. Sakit kepala primer

Ada tiga jenis sakit kepala primer, yaitu: tension headache (sakit kepala tegang), migrain, dan sakit kepala klaster. Penyebab sakit kepala primer adalah adanya rangsangan nyeri di pusat saraf atau otak. Dari tiga jenis sakit kepala primer ini, ada perbedaan gejala.

 

Kalau tension headache itu nyerinya seperti tertekan, kepala seperti diikat kencang, dan nyeri dirasakan di kedua sisi kepala atau merata. Jika beraktivitas nyeri semakin terasa. Jenis nyerinya adalah nyeri tumpul.

 

Sakit kepala akibat migrain adalah nyeri kepala di satu sisi yang akan diperparah dengan paparan cahaya (fotofobia), dan sebagian penderita akan melihat aura sebelum serangan. Nyeri kepala karena migraim biasanya lebih tajam seperti ditusuk-tusuk atau berdenyut.


Sakit kepala klaster adalah sakit kepala dengan intensitas yang sangat hebat. Saking sakitnya, sampai menjalar ke daerah leher dan muka, atau keluar air mata. Penderita sakit kepala klaster bisa merasakan gejala ini selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan.

 

2. Sakit kepala sekunder

Jenis sakit kepala selanjutnya adalah sakit kepala sekunder. Ini adalah sakit kepala yang disebabkan karena adanya penyakit lain, misalnya sinusitis, tumor otak, atau radang selaput otak.

 

Baca juga: 8 Cara Alami Mengatasi Sakit Kepala Selama Hamil


Cara Mengatasi Sakit Kepala

Saat sakit kepala menyerang, apa yang Mums lakukan? Mums mungkin mencoba mencari cara agar sakit kepala cepat mereda. Masing-masing memiliki cara sendiri bagaimana mengatasi sakit kepala.

 

Tetapi berdasarkan hasil riset, hal yang paling dibutuhkan orang yang sedang sakit kepala adalah obat pereda sakit kepala yang bekerja cepat, efektif, dan tidak membutuhkan dosis banyak, Cukup sekali minum, sakit kepala sudah bisa diatasi.


Obat yang paling sering digunakan untuk mengatasi sakit kepala tanpa resep dokter adalah parasetamol. Selain berkhasiat sebagai penurun demam, parasetamol juga dapat meredakan nyeri atau bersifat analgesik. Untuk meningkatkan kinerjanya, beberapa perusahaan farmasi membuat formula kombinasi parasetamol dan kafein.

 

“Biasanya jika menggunakan parasetamol saja, efeknya bisa dirasakan 15 menit kemudian. Kombinasi parasetamol dan kafein dapat meredakan sakit kepala dalam waktu singkat, hanya 5 menit dan tidak menyebabkan kantuk sehingga memungkinkan penderita sakit kepala untuk segera melanjutkan aktivitasnya,” jelas dr. Riana.

.

Berdasarkan penelitian Renner, penambahan kafein pada tablet parasetamol dapat meningkatkan potensi penyerapan analgesik parasetamol untuk meredakan sakit kepala. Kafein dapat memaksimalkan efektivitas parasetamol untuk menghilangkan rasa sakit. Jadi, kombinasi kafein dan parasetamol mampu meredakan sakit kepala lebih cepat daripada parasetamol saja.

 

Mencegah sakit kepala agar tidak seringberulang bisa dilakukan dengan memperbaiki gaya hidup, misalnya banyak olahraga, perbanyak jalan kaki, tidur cukup, kelola stres, dan gunakan masker tidak terlalu kencang.

 

Baca juga: Sakit Kepala di Pagi Hari, Apa Penyebabnya?