Mata si Kecil tiba-tiba berwarna pink atau kemerahan? Wah, pastinya jadi terlihat seram ya, Mums. Ada kemungkinan anak menderita sindrom mata pink atau pinkeye syndrome, yang lebih dikenal dengan sebutan conjunctivitis. Seperti apa sih conjunctivitis pada anak? Penyakit mata ini lazim diderita anak-anak yang lebih kecil, yakni berusia 4-5 tahun, tetapi juga bisa menyerang remaja dan orang dewasa.

 

Pinkeye atau conjunctivitis adalah peradangan yang terjadi pada selaput bening mata (konjungtiva) dan juga dapat membuat kelopak mata bagian dalam meradang. Kabar baiknya, meskipun terlihat agak mengerikan, biasanya infeksi ini tidak serius dan dapat disembuhkan.

 

Yang pasti, si Kecil tetap harus dibawa ke dokter ya, Mums, bila bola matanya tampak berwarna pink. Dalam beberapa kasus, pinkeye memang dapat hilang sendiri setelah beberapa hari. Namun, ada juga yang membutuhkan penanganan serius dari dokter.

 

Penyebab Pinkeye atau Conjunctivitis pada Anak

Apa sih yang menyebabkan si Kecil menderita conjunctivitis? Beberapa bakteri dan virus ternyata biang keladinya. Bahkan, ini termasuk bakteri dan virus yang menyebabkan demam dan infeksi lainnya, seperti infeksi telinga, infeksi sinus, hingga radang tenggorokan.

 

Beberapa jenis conjunctivitis ada yang tidak menular, seperti:

  • Allergic conjunctivitis atau pinkeye karena reaksi alergi. Anak-anak yang menderita conjunctivitis jenis ini biasanya punya alergi lain, seperti alergi pada rumput, serbuk sari, hingga tungau debu (yang biasanya ada pada tempat tidur yang kotor).
  • Irritant conjunctivitis atau pinkeye karena mengalami iritasi pada mata. Iritasi pada mata biasanya disebabkan oleh polusi udara atau air klorin pada kolam renang.

 

Beberapa Gejala Conjunctivitis atau Pinkeye pada Anak

Selain mata yang tampak pink atau memerah, gejala lainnya ialah rasa tidak nyaman pada mata. Ada anak yang merasa matanya seperti kemasukan pasir. Bisa juga mata si Kecil tampak selalu berair, padahal dia tidak sedang menangis.

 

Beberapa gejala lain termasuk nyeri dan bengkak pada mata, terutama di bagian kelopak. Ada anak yang merasa matanya jadi lebih peka terhadap cahaya terang. Kondisi ini dapat menyerang satu atau kedua mata. Untuk conjunctivitis karena alergi, reaksi yang dialami si Kecil umumnya adalah gatal-gatal pada mata disertai mata berair.

 

Apakah Conjunctivitis Menular?

Jika disebabkan oleh bakteri atau virus tertentu, conjunctivitis dapat menular. Seperti inilah contohnya:

  • Bila disebabkan oleh bakteri, conjunctivitis akan langsung menular sesudah gejalanya muncul, terutama bila mata berair, atau 24 jam setelah penggunaan obat antibiotik.
  • Bila disebabkan oleh virus, conjunctivitis biasanya langsung menular bahkan sebelum gejalanya muncul. Biasanya, gejala ini juga bertahan lama, sehingga harus segera diobati.

 

Anak dapat terjangkit conjunctivitis atau pinkeye bila menyentuh orang yang sudah terjangkit penyakit yang sama atau barang yang sudah disentuh oleh penderita. Selain itu, anak juga bisa terjangkit bila berenang di air kolam renang yang kotor atau berbagi handuk yang tidak bersih. Conjunctivitis juga dapat menular lewat batuk maupun bersin.

 

Meskipun terasa gatal, si Kecil yang menderita conjunctivitis sebaiknya tidak menyentuh atau mengucek-ucek matanya sendiri. Bila tanpa sadar menyentuh matanya yang masih sehat, kedua mata si Kecil bisa sama-sama terkena conjunctivitis.

 

Cara Mengobati Conjunctivitis pada Anak

Yang pasti, pertama kali Mums harus mengajak si Kecil ke dokter untuk memastikan gejalanya memang conjunctivitis. Untuk mengobatinya, ada beberapa cara, tergantung jenis pinkeye yang diderita oleh anak:

  • Bila karena virus, biasanya conjunctivitis akan menghilang dengan sendirinya, yaitu sekitar 3-4
  • Bila karena bakteri, pengobatannya adalah dengan salep atau obat tetes antibiotik.

 

Mengobati si Kecil dengan obat tetes mata butuh perjuangan besar, apalagi bila harus dilakukan beberapa kali sehari. Jika sulit, Mums bisa meneteskan obat di pinggiran dalam mata si Kecil. Tunggulah hingga matanya terbuka dan obat akan mengalir masuk ke dalam mata yang terinfeksi.

 

Bila obat tetes mata dirasakan Mums terlalu sulit untuk si Kecil, mintalah dokter untuk memberikan salep khusus. Bila si Kecil menderita allergic conjunctivitis, dokter juga akan memberikan obat anti alergi, baik dalam bentuk pil, cairan, ataupun obat tetes mata.

 

Untuk mengatasi rasa tidak nyaman pada mata si Kecil, Mums juga bisa memberikan ibuprofen. Jangan lupa cek instruksi pada label obat untuk takaran yang sesuai atau tanyakan kepada dokter.

 

Selain itu, Mums juga bisa melakukan ini:

  • Menggunakan kompres dingin atau hangat untuk mengurangi bengkak pada mata si K
  • Membersihkan pinggiran mata yang terinfeksi dengan air hangat atau cotton balls secara lembut. Cara ini juga bisa membersihkan sisa-sisa cairan mata yang mengering di pipi.
  • Jika anak memakai kaca mata, dokter biasanya menyarankan agar kaca matanya dilepas dulu hingga anak sembuh. Jangan lupa untuk selalu membersihkan kaca matanya sebelum dipakai lagi.
  • Jangan biarkan si Kecil masuk sekolah TK dulu hingga conjunctivitis pada matanya sembuh, agar anak-anak lain tidak ikut tertular.

 

Cara Mencegah Conjunctivitis pada Anak

Tidak hanya si Kecil, Mums pun harus membiasakan cuci tangan dengan air mengalir dan sabun setiap hari. Jangan juga biasakan berbagi obat tetes mata, tisu, handuk, hingga sarung bantal. (AS)

 

Referensi

KidsHealth: Pinkeye (Conjunctivitis)

Raisingchildren.net.au: Conjunctivitis

Healthline: Identifying and Treating Pink Eye in Toddlers