Apakah mungkin mengenali jenis batuk dari suaranya? Apakah batuk Kamu karena alergi, flu, asam lambung naik, atau sakit paru? Mengenali jenis batuk penting agar dapat diberikan pengobatan yang tepat. Tidak peduli apa penyebabnya, batuk adalah salah satu mekanisme perlindungan tubuh untuk membersihkan saluran napas dari kuman atau bahan iritan. 

 

Meskipun tidak mungkin menentukan jenis batuk hanya dari suaranya saja, namun memang ada beberapa perbedaan suara batuk. Suara batuk ini dapat memberi sedikit petunjuk tentang apa yang menyebabkan batuk. Dilansir dari health.com, inilah perbedaan atau jenis-jenis batuk dan cara pengobatannya!

 

1. Batuk karena Flu dan Alergi

Batuk karena alergi atau flu ini bisa berupa batuk kering atau berdahak. Penyebab batuk adalah lendir yang diproduksi di tenggorokan. Batuk karena alergi ini umumnya disertai gatal. Gejala lainnya adalah batuk memburuk pada malam hari. Jika batuk disebabkan alergi, Kamu juga mengalami bersin dan mata gatal. Sedangkan batuk karena flu sudah pasti disertai gejala flu lain seperti sedikit demam, sakit kepala, bersin, dan hidung tersumbat.

 

Jika Kamu curiga batuk karena alergi, cobalah minum antihistamin yang bisa Kamu dapatkan secara bebas di apotek. Tetapi jika obat tidak membantu setelah beberapa minggu, temui dokter dan dia akan merujuk ke spesialis alergi untuk dilakukan tes alergi kulit. Jika batuk disebabkan flu, Kamu cukup beristirahat, banyak minum air putih, dan minum obat untuk mengobati hidung tersumbat. Jika flu tak juga membaik lebih dari seminggu, kunjungi dokter untuk memastikan apakah Kamu mengalami infeksi sinus, yang mungkin memerlukan antibiotik.

Baca juga: 4 Penyebab Alergi yang Ada di Dalam Rumah
 

2. Asma

Batuk karena asma terdengar seperti batuk kering yang berakhir dengan suara ngik ngik atau mengi. Penderita asma mengalami peradangan pada saluran napas di paru yang dapat menyebabkan kesulitan bernapas disertai mengi. Batuk karena asma umumnya memburuk pada malam hari atau saat berolahraga, sesak dada dan sesak napas serta kelelahan. Untuk memastikan Kamu asma atau tidak, cek ke dokter. Pengobatannya pun khusus, berupa bronkodilator yang bekerja cepat melebarkan saluran napas, dan obat kortikosteroid untuk mencegah peradangan akibat asma.

 

 

3. GERD

GERD atau refluks asam lambung adalah naiknya asam lambung ke kerongkongan dan rongga mulut. Ternyata GERD pun dapat menyebabkan batuk Gengs! Suaranya seperti batuk kering pada umumnya dan spasmodik atau disertai kejang pada otot-otot. Batuk karena GERD adalah penyebab batuk kronis kedua terbanyak yang paling umum ditemui. Menurut penelitian di jurnal Nature, kasusnya mencapai sekitar 40% dari semua jenis batuk.

 

Gejala lain batuk yang disebabkan GERD adalah memburuk ketika berbaring atau saat makan. Ini adalah tanda klasik, di mana batuk dimulai segera setelah Kamu berbaring untuk tidur di malam hari. Sekitar 75% pasien GERD yang mengalami batuk kronis tidak memiliki gejala lain, tetapi kadang disertai nyeri di ulu hati atau heartburn dan suara serak. GERD diobati dengan obat-obatan untuk mengurangi produksi asam lambung.

 

4. Penyakit Paru Kronis

Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK) terdengar seperti batuk kronis. Ciri khasnya, batuk menghasilkan banyak lendir, terutama di pagi hari. Penyebab utama PPOK, termasuk bronkitis kronis dan emfisema, adalah merokok. Gejala lainnya adalah sesak napas, terutama saat tengah beraktivitas fisik, mengi, kelelahan, dan sesak dada. 

Batuk karena PPOK diobati dengan obat-obatan pelega saluran pernapasan seperti bronkodilator dan steroid inhalasi. Penderita PPOK wajib berhenti merokok karena asap rokok akan semakin merusak jaringan di paru. Bukan tidak mungkin, penderita PPOK berat hanya dapat bernapas jika dibantu terapi oksigen.

Baca juga: Tips Berhubungan Seks untuk Penderita PPOK

 

5. Batuk Karena Obat-obatan

Beberapa obat-obatan seperti obat hipertensi ACE inhibitor, dapat menimbulkan efek samping batuk. Biasanya batuknya berjenis batuk kering. 20% penderita hipertensi yang mengonsumsi ACE inhibitor mengalami batuk. Kamu sebaiknya membicarakan dengan dokter jika batuk sangat mengganggu. Jika batuk yang Kamu alami ringan, dokter mungkin akan memberikan jenis ACE inhibitor yang berbeda. Tetapi jika batuk sangat parah, sebaiknya Kamu beralih ke obat hipertensi jenis lain.

 

 

6. Pneumonia

Batuk karena pneumonia ini awalnya terdengar seperti batuk kering, namun setelah beberapa hari berubah menjadi batuk basah dengan lendir berwaran kuning, hijau, bahkan merah. Pneumonia atau infeksi paru karena bakteri ini juga disertai demam, kesulitan bernafas, nyeri saat bernafas dalam atau saat batuk.

Pneumonia tidak boleh diabaikan. Begitu terdiagnosis pneumonia, Kamu akan diminta menjalani tes darah untuk menentukan apakah penyebab infeksi virus atau bakteri. Jika penyebabnya bakteri, maka pengobatan satu-satunya adalah antibiotik. Jika virus penyebabnya, satu-satunya obat adalah istirahat, dan minum obat batuk untuk meredakan gejala.

  

7. Pertusis

Pernah dengan batuk rejan atau batuk 100 hari? Nama lainnya adalah pertusis, yaitu batuk parah berkepanjangan dan diakhiri dengan bunyi rejan saat bernapas. Meskipun penyakit ini sudah sangat jarang terjadi berkat vaksin DPT, namun akhir-akhir ini kasusnya muncul di beberapa daerah.

Pertusis umumnya diawali gejala lain mirip pilek biasa, yaitu hidung tersumbat, berair, mata berair, demam, dan batuk. Tetapi setelah sekitar seminggu, tanda-tanda batuk klasik muncul, dengan batuk yang begitu intens sehingga penderitanya dapat muntah. Satu-satunya pengobatan adalah dengan antibiotik.

Baca juga: Mengenal Batuk Rejan atau Batuk 100 Hari pada Anak

 

  

Lantas saat kita batuk apa yang harus dilakukan, jika belum tahu pasti penyebabnya? Dwi, seorang apoteker, punya kiat tersendiri saat terserang batuk. Sebagai apoteker, ibu satu anak ini tentu sudah paham berbagai jenis obat batuk. Pertimbangan utama saat ia dan anggota keluarganya mengalami batuk, adalah obat yang paling ampuh. “Pilihan tentu pada efikasi atau tingkat keampuhan obat batuk. Indikatornya biasanya dalam 3 hari batuk berkurang. Jika tidak ada perubahan sebaiknya ganti dengan obat batuk lain,” ujarnya.

 

 

Ia tidak takut berganti-ganti obat batuk yang dijual bebas karena umumnya cukup aman, terutama yang berbahan herbal. “Jadi untuk batuk ringan seperti batuk karena iritasi, flu, atau alergi kita bisa memilih obat batuk herbal karena memiliki keuntungan yaitu efek samping minimal sehingga lebih aman,” ujarnya. Bahkan obat batuk herbal aman untuk anak-anak, ibu hamil dan menyusui selama digunakan sesuai dosis. Salah satu merek obat batuk herbal adalah Herbakof. 

 

 

Nah Gengs sehat sudah tahu berbagai jenis batuk dan pengobatannya. Sediakan selalu obat batuk yang efektif dan aman di rumah, dan segera ke dokter jika batuk disertai gejala lain seperti demam tinggi. (AY/OCH)

 

Etika batuk dan bersin