Kemarin kita membaca berita kematian komedian dan perancang busana Robby Tumewu, yang di tahun 2010 lalu mengalami stroke. Stroke membuat selebriti ini tidak mampu lagi melanjutkan karirnya di dunia hiburan. Di luar Robby Tumewu, masih banyak sekali pasien penderita stroke yang harus hidup dalam kondisi kecacatan, bahkan sebagian langsung meninggal begitu serangan stroke datang.

 

Di dunia, setiap menit 5 orang meninggal dunia akibat stroke dan serangan jantung. Di Indonesia, setiap satu menit satu orang meninggal karena stroke. Menurut data World Health Organization (WHO) pada tahun 2017, lebih dari 580.000 angka kematian di Indonesia disebabkan oleh stroke dan serangan jantung, sehingga Indonesia dikenal sebagai negara dengan jumlah kematian tertinggi akibat stroke.

 

Baca juga: 6 Gejala Hipertensi yang Kerap Disepelekan

 

Mengapa hal ini terjadi? Salah satu penyebab stroke adalah hipertensi. Penderita hipertensi kadang tidak menyadari dirinya mengidap hipertensi selama bertahun-tahun.  Hanya 50% penderita hipertensi menyadari bahwa mereka mengidap penyakit tersebut. Mengacu kepada data May Measurement Month 2017 yang mengukur tekanan darah 72.006 masyarakat Indonesia di 34 provinsi selama bulan Mei 2017, ditemukan bahwa 1 dari 3 orang dewasa dengan rerata usia 41 tahun mengalami peningkatan tekanan darah, dan 1 dari 6 orang sudah mengkonsumsi obat penurun tekanan darah. 1 dari 10 orang baru pertama kali mengetahui bahwa tekanan darahnya di atas normal.

 

Padahal, mendeteksi tekanan darah tinggi sangat mudah, yaitu dengan pemeriksaan tekanan darah menggunakan tensimeter. Faktanya orang biasanya melakukan pemeriksaan tensimeter hanya saat bertemu dokter atau berobat ke rumah sakit. Jika merasa sehat-sehat saja, hanya segelintir orang mau datang ke puskesmas atau klinik untuk memeriksa tekanan darah.

 

Baca juga: Kesalahpahaman tentang Tekanan Darah Tinggi 

 

Mengapa Perlu Cek Tekanan Darah Secara Rutin?

Pemeriksaan tekanan darah secara rutin sangatlah penting untuk mendeteksi kondisi hipertensi awal yang dapat mengakibatkan stroke dan penyakit jantung. Hipertensi tidak menunjukkan gejala, sehingga mengukur tekanan darah menjadi satu-satunya cara mendeteksi hipertensi.



Hipertensi adalah penyakit yang dapat membunuh secara diam-diam karena jika tidak terdeteksi, kondisi ini menyebabkan kerusakan pada organ-organ penting seperti mata, ginjal, jantung, dan tentu saja pembuluh darah.

 

Baca juga: Tekanan Darah Tinggi saat Hamil dapat Berakibat Kematian? 

 

Tekanan darah tinggi dan tekanan darah rendah - Guesehat

 

Tips Melakukan Pemeriksaan Tekanan Darah di Rumah

Para dokter dan asosiasi hipertensi di seluruh dunia merekomendasikan melakukan pemeriksaan tekanan darah secara rutin di rumah untuk mengendalikan hipertensi. Selain efektif, rutinitas ini juga dapat menghemat biaya. Pemeriksaan tekanan darah sendiri di rumah secara rutin sangat berguna untuk memberikan gambaran pola tekanan darah sehari-hari, dibandingkan jika tekanan darah diperiksa di klinik yang berpotensi mengalami sindrom “white coat”.

 

Pemeriksaan tekanan darah di rumah sangat mudah dan bisa dilakukan sendiri menggunakan alat pengukur tekanan darah digital modern yang tersedia saat ini. Berikut beberapa tips dari bloodpressureuk.org!



1. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi meningkatnya tekanan darah seseorang dalam waktu singkat. Pastikan Kamu tidak sedang ingin ke toilet dan tidak baru saja makan berat. Jangan periksa tekanan darah 30 menit setelah minum minuman yang mengandung kafein, merokok serta jangan langsung memeriksa tekanan darah setelah berolahraga atau minum alkohol.

2. Pakailah pakaian yang longgar seperti kaos lengan pendek sehingga Kamu dapat dengan mudah melipat lengan kaos.


3. Selalu gunakan lengan yang sama untuk memeriksa tekanan darah karena pemeriksaan tekanan darah di setiap lengan akan sedikit berbeda. Jika memungkinkan, gunakan lengan yang digunakan dokter atau suster untuk memeriksa tekanan darah Kamu.

4. Sebelum memeriksa tekanan darah, istirahatlah terlebih dahulu selama beberapa menit. Duduk di tempat yang jauh dari kebisingan, lebih baik duduk di depan meja di mana lengan Kamu dapat beristirahat di meja dengan posisi telapak tangan menghadap ke atas dan kedua kaki menyentuh lantai.

5. Pastikan lengan Kamu ditopang dan manset di sekeliling lengan Kamu letaknya sejajar dengan jantung. Kamu mungkin membutuhkan sebuah bantal untuk menopang lengan agar lengan Kamu berada di posisi ketinggian yang tepat. Lengan harus rileks, jangan tegang.


6. Lakukan pemeriksaan tekanan darah pada waktu yang sama, seperti di pagi hari dan malam hari. Idealnya lakukan selama dua minggu pertama setelah perubahan pada pengobatan dan pada periode minggu sebelum berkunjung ke dokter untuk pengecekan berikutnya atau sesuai saran dokter.


7. Lakukan pemeriksaan tekanan darah beberapa kali dan catat hasilnya. Setiap kali pemeriksaan, lakukan dua hingga tiga kali pengukuran dengan jeda satu menit pada masing-masing pengukuran dan catat juga hasil pemeriksaan tekanan darah tersebut. Jika Kamu memiliki alat pengukur tekanan darah digital dengan memori yang dapat menyimpan data pengukuran tekanan darah, data-data ini dapat Kamu bawa serta ketika ke dokter.

 

Mengendalikan tekanan darah harus menjadi kegiatan rutin sambil tetap menjalani diet dan gaya hidup sehat. Hal ini sangat mudah dilakukan dan yang paling penting, dapat menyelamatkan hidup Kamu dan orang-orang yang Kamu sayangi. (AY)