Tekanan darah tinggi, juga dikenal dengan hipertensi, diderita sepertiga penduduk Indonesia (Riskesdas 2018). Penderita hipertensi harus melakukan perubahan gaya hidup, antara lain dengan berolahraga dan diet rendah garam dan lemak.

 

Selain itu, pada kasus tertentu penderita hipertensi wajib mengonsumsi obat hipertensi untuk membantu menurunkan tekanan darah Nah, ada banyak sekali golongan obat hipertensi, biasanya dokter akan menyesuaikan dengan kondisi masing-masing pasien. Apa saja golongan obat hipertensi yang digunakan saat ini?

 

Agar Geng Sehat lebih paham tentang golongan obat hipertensi, cara kerja, dan bahkan efek sampingnya,  ikuti penjelasan berikut. Karena tidak semua obat hipertensi cocok untuk semua penderita hipertensi.

 

Baca juga: Penyebab dan Gejala Hipertensi yang Harus Diwaspadai



 

Mengenal Golongan Obat Hipertensi

Semua obat hipertensi bertujuan menurunkan tekanan darah dan mencegah terjadinya komplikasi.  Komplikasi hipertensi sendiri bisa menyerang hampir semua organ, mulai dari mata, ginjal, jantung dan pembuluh darah. 

 

Berikut ini jenis-jenis obat hipertensi yang sudah dikenal dan digunakan oleh jutaan penderita hipertensi di seluruh dunia:

 

1. Diuretik

Sebutan lengkap obat hipertensi ini adalah diuretik tiazid. Diuretik, kadang-kadang disebut pil air, adalah obat yang bekerja pada ginjal untuk membantu tubuh mengeluarkan natrium (garam) dan air, sehingga mengurangi volume darah. Dengan begitu, tekanan darah bisa turun.

 

Diuretik sering kali diberikan sebagai obat hipertensi pertama tetapi bukan satu-satunya untuk pengobatan tekanan darah tinggi. Contoh obat hipertensi dari golongan diuretik adalah chlorthalidone, hydrochlorothiazide dan lainnya.

 

Diuretik dapat bekerja dengan baik pada ras tertentu dan pada orang yang usianya lebih tua. Dia lebih efektif daripada obat hipertensi golongan penghambat angiotensin-converting enzyme (ACE) saja. Efek samping paling sering dari diuretik adalah sering kencing.

 

Baca juga: Kenali Efek Samping Obat Hipertensi

 

2. Penghambat Angiotensin-converting enzyme atau ACE inhibitor

Obat hipertensi dari golongan Angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor contohnya captopril, lisinopril, benazepril dan lainnya. Cara kerja ACE inhibitor adalah membantu merelaksasi pembuluh darah dengan menghalangi pembentukan bahan kimia alami yang mempersempit pembuluh darah. Orang dengan penyakit ginjal kronis lebih mendapatkan manfaat jika mengonsumsi ACE inhibitor sebagai salah satu obat hipertensi andalan.

 

3. Angiotensin II receptor blockers atau ARB

Angiotensin II receptor blockers (ARBs) adalah obat hipertensi yang membantu melemaskan pembuluh darah dengan menghalangi aksi bahan kimia alami yang mempersempit pembuluh darah. Contoh obat hipertensi dari ARB adalah candesartan, losartan, dan valsartan. Penderita hipertensi dengan penyakit ginjal kronis akan banyak terbantu dengan mengonsumsi obat hipertensi ARB.

 

4. Calcium channel blocker (CCB)

Sering disbeut pemblokir saluran kalsium. Contoh obat hipertensi golongan CCB adalah amlodipine, nipedipine, diltiazem dan lainnya. Cara kerja CCB adalah membantu mengendurkan otot-otot pembuluh darah, dan memperlambat detak jantung. CCB dapat bekerja lebih baik pada orang usia lanjut dan orang-orang dari ras tertentu, jika dibandingkan ACE inhibitor.

 

Penderita hipertensi yang mengonsumsi obat CCB sebaiknya menghindari minum jus jeruk, karena dapat saling berinteraksi. Jus jeruk akan meningkatkan kadar obat dalam darah dan menempatkan Kamu pada risiko efek samping yang lebih tinggi. Bicaralah dengan dokter atau apoteker jika Kamu khawatir tentang interaksi obat ini.

 

Baca juga: Minum Obat Hipertensi Kok Jadi Beser, Ya?

 

Golongan Obat Hipertensi Tambahan

Selain obat hipertensi utama tadi, kadang perlu ditambahkan obat hipertensi tambahan untuk mencapai target tekanan darah optimal. Inilah obat hipertensi tambahan yang dimaksud:

 

1. Alpha-blocker

Dalam bahasa Indonesia disebut pemblokir alfa. Obat-obat ini bekerja dengan mengurangi impuls saraf ke pembuluh darah, mengurangi efek bahan kimia alami yang mempersempit pembuluh darah. Contoh obat dari golongan alpha blocker adalah doxazosin, prazosin, dan lainnya.

 

2. Alpha Beta Blocker

Selain mengurangi impuls saraf ke pembuluh darah, alpha-beta blocker memperlambat detak jantung untuk mengurangi jumlah darah yang harus dipompa melalui pembuluh darah. Contoh obatnya adalah carvedilol dan labetalol.

 

3. Beta blocker

Obat yang juga disebut penghambat beta ini bekerja dengan mengurangi beban kerja pada jantung sekaligus membantu melebarkan pembuluh darah sehingga menyebabkan jantung berdetak lebih lambat dan dengan kekuatan yang berkurang.

 

Obat dari ggolongan beta blocker di antaranya acebutolol, atenolol, dan masih banyak lagi. Beta blocker biasanya tidak direkomendasikan sebagai obat tunggal. Dokter biasanya akan mengombinasikan dengan obat hipertensi lainnya.

 

4. Aldosteron Antagonist

Contohnya obat hipertensi dari golongan ini adalah spironolactone dan eplerenone. Obat-obatan ini bekerja dengan memblokir efek bahan kimia alami yang dapat menyebabkan retensi garam dan cairan, yang dapat berkontribusi pada tekanan darah tinggi.

 

5. Renin inhibitor

Penghambat renin seperti aliskiren bekerja dengan memperlambat produksi renin, yaitu enzim yang diproduksi oleh ginjal. Enzim ini mengawali serangkaian proses dalam tubuh yang berujung pada naiknya tekanan darah.

 

Aliskiren bekerja dengan mengurangi kemampuan renin untuk memulai proses ini. Obat ini tidak boleh dikonsumsi berbarengan dengan obat hipertensi dari golongan ACE inhibitor atau ARB, karena meningkatkan risiko komplikasi serius, termasuk stroke.

 

6. Vasodilator

Apa itu obat hipertensi vasodilator? Vasodilator artinya pelebar pembuluh darah. Contoh obatnya adalah hydralazine dan minoxidil, yang bekerja langsung pada otot-otot di dinding pembuluh darah arteri sehingga mencegahnya dari penyempitan.

 

Itu tadi beberapa golongan obat hipertensi. Kamu tidak harus menghapalkan semuanya. Dokter akan meresepkan obat yang terbaik dan jika tekanan darah tidak juga turun atau kamu mengalami efek samping yang berat, segera konsultasi ke dokter untuk mengganti obat hipertensi.

 

Baca juga: Pentingnya Konsumsi Rutin Obat Hipertensi

 

 

 

Referensi:

Mayoclinic. Diagnosis and treatment hypertension. 

Rxlist.com. Hypertension medication.

Heart.org. Change you can make to manage high blood pressure.

Medscape. Treatment of hypertension.