“Dok saya sakit kepala” “Sejak kapan, Bu?” tanya saya sambil melakukan pemeriksaan tensi darah. Prosedur yang dilakukan sebelum pemeriksaan umum. “Sejak 2 hari yang lalu dok. Sudah 2 minggu sih saya tidak minum obat darah tinggi.” Kata si Ibu sambil mengingat-ngingat. “Oh ya? Kenapa begitu bu? Kenapa obat darah tingginya engga kdiminum lagi?” “Kan udah enggak tinggi dok. Engga sakit kepala lagi kok.” Si ibu menjelaskan sambil tersipu malu. “Tahu darimana bu, kalau tekanan darah sudah tidak tinggi?” “Udah enggak sakit kepala dok, tidur juga sudah enak. Jadi saya stop deh obatnya.” “Apakah ibu cek tekanan darah sendiri di rumah?” saya bertanya untuk meyakinkan si Ibu sekali lagi. “Enggak sih dok.... Pokoknya tidak ada keluhan aja.”

Percakapan yang umum terjadi di poliklinik rumah sakit, puskesmas, klinik, bahkan IGD sekalipun. Seringkali pasien datang dengan keluhan nyeri kepala, memiliki riwayat darah tinggi, dan mengaku bahwa tidak meminum obat darah tinggi lagi karena tekanan darahnya sudah normal. Padahal, tekanan darah tinggi dapat tidak meninggalkan gejala apa pun. Walaupun beberapa orang mengaku adanya nyeri kepala, dan mereka akan sangat puas jika terbukti tekanan darah mereka juga sedang tinggi. Seolah-olah mereka bisa menyalahkan tekanan darah sebagai penyebabnya. Jika tidak ada keluhan, saya sering menemukan pasien yang tidak melanjutkan obat darah tinggi mereka. Padahal sebenarnya obat darah tinggi itu harus dikonsumsi secara rutin lho!

Mengapa begitu?

Obat darah tinggi memiiki berbagai jenis mekanisme yang berbeda untuk mempertahankan tekanan darah kita dalam batas normal. Oleh karena itu, tekanan darah dalam rentang normal yang terjadi setelah meminum obat darah tinggi adalah adaptasi tubuh setelah efek dari obat tersebut. Jika mendapatkan tekanan darah yang normal, itu adalah akibat dari konsumsi obat darah tinggi, sehingga sebaiknya terus dikonsumsi untuk menjaga tekanan darah yang normal tersebut.

Adakah gejala untuk mengenali darah tinggi?

Tidak. Darah tinggi tidak memiliki gejala apa pun, sampai terjadi kerusakan fungsi organ. Biasanya, kerusakan organ dapat terjadi jika tekanan darah sudah di atas 180/120. Contoh organ yang mungkin menjadi korban adalah mata, sehingga seringkali jika tekanan darah sudah sangat tinggi, dapat disertai gejala mata buram. Saya sendiri tidak akan memperbolehkan pasien untuk pulang jika tekanan darah masih di atas 180/120. Saya lebih menganjurkan mereka untuk diobservasi. Walaupun beberapa pasien meminta pulang dengan obat, menurut saya respons setiap orang terhadap obat berbeda satu sama lainnya, sehingga saya merasa lebih aman untuk mengetahui penurunan tekanan darah mereka. Gejala yang lebih parah, tentu saja adanya nyeri dada dan stroke. Jadi dapat dibayangkan, anggap saja pembuluh darah kita adalah selang, jika tekanan darah tinggi, tentu saja air yang lewat di selang tinggi, sehingga aliran darah menjadi sedikit, dan organ tersebut cepat rusak. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengedukasi keluarga, kerabat, dan teman kita bahwa obat darah tinggi harus diminum secara rutin. Dosis yang diberikan dapat dimodifikasi sesuai anjuran dokter, namun tidaklah bijak untuk menghentikan konsumsi obat darah tinggi hanya karena tidak memiliki gejala apa pun. Jadi, ayo bantu edukasi untuk konsumsi obat darah tinggi secara rutin!