Gengs, tahukah kalian bahwa tanggal 2 Februari diperingati sebagai hari kesadaran untuk penyakit artritis reumatoid? Di Indonesia, penyakit ini sering disebut sebagai rematik. Namun, biasanya istilah rematik mencakup juga beberapa jenis keluhan lain seputar nyeri sendi.

 

Penyakit artritis reumatoid merupakan salah satu dari beberapa jenis kondisi peradangan pada sendi (artritis). Selain artritis reumatoid, ada juga jenis radang sendi lainnya, seperti kasus osteoarthritis (pengapuran) atau gout arthritis (radang sendi yang disebabkan oleh tingginya kadar asam urat di dalam tubuh).

 

Berbeda tipe radang sendi, berbeda pula penyebabnya. Banyak yang beranggapan bahwa kebiasaan mandi di malam hari terutama dengan air dingin merupakan penyebab dari 'rematik'. Mitos atau fakta? Yuk Gengs, simak beberapa informasi mengenai penyakit rematik alias artritis reumatoid!

 

  • Penyebabnya adalah sistem imun yang bekerja tidak semestinya

Pernahkah Geng Sehat mendengar istilah penyakit autoimun? Sistem imun atau sistem kekebalan tubuh normalnya berfungsi untuk mendeteksi dan menghancurkan kuman atau substansi merugikan lain yang masuk ke dalam tubuh agar kita terhindar dari penyakit.

 

Baca juga: Waspada, Radang Sendi Dapat Menghambat Aktivitas Sehari-hari!

 

Pada sebagian orang, sistem imun salah mengenali sel tubuh yang sehat sebagai ancaman dan bekerja menghancurkannya. Gangguan kesehatan yang timbul akibat kesalahan sistem imun ini dikenal dengan istilah penyakit autoimun. Nah, artritis reumatoid adalah salah satu dari sekian banyak jenis penyakit autoimun, Gengs.

 

Pada orang dengan artritis reumatoid, sistem imun dapat merusak sel sehat di banyak bagian tubuh. Namun, gangguan paling sering terjadi di bagian persendian. Sebagai akibatnya, penderita akan mengalami keluhan utama berupa nyeri sendi.

 

  • Nyeri sendi adalah gejala utamanya

Nyeri pada persendian adalah keluhan yang paling sering dialami oleh mereka yang menderita artritis reumatoid. Tingkat keparahannya beragam, mulai dari ringan hingga berat. Selain itu, gejala lain yang bisa timbul pada penyakit ini adalah sendi kaku, pembengkakan di area sendi, serta demam.

 

Sendi kaku pada kasus artritis reumatoid umumnya terjadi di pagi hari setelah bangun tidur dan berlangsung relatif lama (lebih dari 30 menit bahkan lebih dari satu jam). Peradangan umumnya terjadi di beberapa tempat secara bersamaan dan letaknya simetris, misalnya pada kedua pergelangan tangan dan kaki.

 

Baca juga: Kamu Asam Urat atau Rematik? Kenali Perbedaannya!

 

Berbeda dengan kasus pengapuran atau osteoarthritis yang penderitanya sering mengalami bunyi gemeretak pada sendi (krepitasi), pada kasus artritis reumatoid bunyi krepitasi ini tidak lazim dijumpai, tetapi lebih sering timbul pembengkakan akibat penimbunan cairan dan peradangan yang terjadi pada sendi. Pemeriksaan darah juga akan dibutuhkan untuk memastikan diagnosis artritis reumatoid.

 

  • Keluhan biasanya timbul pada saat penyakit berstatus aktif (flare)

Penderita artritis reumatoid umumnya tidak akan kesakitan sepanjang waktu. Gejala-gejala yang disebutkan di atas umumnya timbul pada saat periode aktif penyakit atau biasanya dikenal dengan istilah flare. Keparahan gejala dan frekuensi terjadinya flare akan berbeda antara satu pasien dengan pasien lainnya.

 

Beberapa pasien bahkan jarang sekali mengalami flare. Walaupun begitu, penyakit ini merupakan jenis penyakit progresif yang akan berlanjut meski tanpa gejala. Jadi, penting untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan sedini mungkin.

 

  • Bisa menyerang segala umur dan lebih sering terjadi pada kaum perempuan

Berbeda dengan radang sendi jenis osteoarthritis yang umumnya terjadi pada kelompok usia lanjut, radang sendi jenis artritis reumatoid relatif terjadi pada semua usia. Hanya saja, awal mula gejala (onset) bisa berbeda-beda. Umumnya, keluhan mulai dirasakan oleh penderita di rentang usia 30-60 tahun. Selain itu, penyakit artritis reumatoid juga 2-3 kali lipat lebih tinggi diderita oleh kaum wanita dibandingkan pria.

 

Baca juga: Penyebab Rematik dan Cara Mengobatinya

 

  • Penyakit ini berlangsung seumur hidup tetapi dapat dikendalikan dengan pengobatan yang tepat

Karena merupakan hasil dari proses autoimun, maka pada dasarnya seseorang dengan artritis reumatoid akan mengalaminya seumur hidup. Namun, perkembangan ilmu medis dan farmasi saat ini telah memberikan harapan besar pada penderita artritis reumatoid untuk memiliki kualitas hidup yang baik. Tidak sedikit pasien yang berhasil mencapai remisi atau kontrol penyakit yang baik berupa absennya keluhan pada sendi serta hasil pemeriksaan laboratorium terkait yang baik.

 

Gengs, itulah kelima fakta seputar rematik alias artritis reumatoid. Sekali lagi, kebiasaan mandi malam dapat menyebabkan rematik sesungguhnya hanya mitos. Hanya saja pada beberapa orang, suhu dingin memang dapat memperparah kondisi kekakuan sendi.

 

Semoga Geng Sehat bisa membagikan informasi ini apabila ada orang terdekat yang mengalami keluhan rematik. Menentukan diagnosis jenis radang sendi yang dialami dan menanganinya dengan tepat akan membantu penderita untuk memiliki kualitas hidup yang lebih baik.

 

Baca juga: Yang Harus Kamu Ketahui tentang Nyeri Lutut

 

               

 

Referensi:

Rheum4us.org: Basic Rheumatoid Arthritis Facts

Arthritis Rheum. 2011 Mar; 63(3): 573–586

Verywell Health: Can Arthritis Ever Be Cured?

Johns Hopkins Arthritis Center: Rheumatoid Arthritis Signs and Symptoms