Sistem imun adalah bagian penting dari tubuh kita yang berfungsi menjaga dan melindungi tubuh dari infeksi serta penyakit. Lalu apa jadinya jika sistem imun yang bertugas melindungi tubuh dari penyakit malah menyerang sel-sel sehat di dalam tubuh? Kondisi itulah yang disebut penyakit autoimun. Jadi, pada dasarnya penyakit autoimun disebabkan oleh kesalahan dari sistem imun itu sendiri yang mengira sel-sel sehat sebagai sel jahat yang harus dilawan.

 

Penyakit autoimun itu jenisnya sangat banyak dan sulit untuk didiagnosis karena seringkali memiliki gejala yang mirip satu sama lain. Kalau Kamu pernah mendengar penyakit Lupus, itu adalah contoh penyakit autoimun. Berikut ini adalah beberapa penyakit autoimun yang paling umum ditemui, seperti yang dilansir oleh portal kesehatan WebMD!

  • Lupus: penderita lupus memiliki antibodi yang bisa menempel ke jaringan seluruh tubuh. Lupus bisa menyerang sendi, paru-paru, sel darah, saraf, dan ginjal.

  • Penyakit Kawasaki: penyakit ini kebanyakan dialami oleh anak-anak, terutama di bawah usia 5 tahun. Pembuluh darah di seluruh tubuh akan meradang, sehingga bisa mengakibatkan kerusakan pada arteri koroner, pembuluh yang membawa darah ke jantung. Tidak hanya berefek pada jantung, penyakit Kawasaki dapat menyebabkan masalah pada kelenjar getah bening, kulit, serta lapisan mulut, hidung, dan tenggorokan.

  • Guillain Barre syndrome (GBS): sistem imun menyerang saraf yang mengontrol otot di tangan, kaki, dan bagian atas tubuh. Hal tersebut menyebabkan kelemahan atau paralisis pada bagian-bagian yang diserang (seperti lumpuh).

  • CIDP (chronic inflammatory demyelinating polyneuropathy): serupa dengan GBS, pada CIDP, sistem imun juga menyerang saraf, namun gejalanya bertahan lebih lama. Sekitar 30% pasien CIDP mengalami lumpuh jika tidak didiagnosis dan diobati sejak dini.

  • Miastenia gravis: penyakit autoimun kronis yang menyebabkan otot mudah lelah dan melemah.

  • Rheumatoid arthritis: Sering disebut rematik saja oleh orang awam. Penyakit ini terjadi ketika sistem imun memproduksi antibodi yang menempel di dinding sendi. Sel-sel sistem imun kemudian menyerang sendi, menyebabkan inflamasi dan nyeri. Jika tidak diobati, rheumatoid arthritis secara bertahap akan menyebabkan kerusakan sendi permanen. Semua sendi dapat terdampak penyakit ini, terutama sendi-sendi tangan dan jari. Pada kondisi parah menyebabkan cacat.

  • Multiple sclerosis (MS): sistem imun menyerang sel saraf dan menyebabkan gejala seperti nyeri, kebutaan, kelemahan, dan kekejangan otot.

  • Penyakit Hashimoto: antibodi yang diproduksi sistem imun menyerang kelenjar tiroid, sehingga secara perlahan merusak sel-sel yang memproduksi hormon tiroid. Gejala dari penyakit Hashimoto termasuk kelelahan, konstipasi, kenaikan berat badan, depresi, kulit kering, dan sensitif terhadap udara dingin.

  • Vasculitis: kondisi dimana sistem imun menyerang dan merusak pembuluh darah. Vasculitis bisa menyerang organ manapun, jadi gejalanya sangat beragam dan bisa muncul di berbagai bagian tubuh.

  • Psoriasis: pada psoriasis, aktivitas sistem imun terlalu aktif menstimulasi sel kulit untuk bereproduksi secara cepat dan menyebabkan kulit menjadi tebal dan sedikit bersisik.


Baca juga: Mengenal Penyakit Autoimun

 

Mengenal Lebih Dekat Penyakit Kawasaki

Penyakit Kawasaki adalah penyakit dimana terjadi inflamasi atau peradangan pada pembuluh darah arteri di seluruh tubuh.  Inflamasi yang terjadi biasanya menyerang arteri koroner, yang merupakan pembuluh yang menyuplai darah ke otot jantung.

 

Terkadang, penyakit Kawasaki juga disebut sindrom kelenjar getah bening mukokutaneus. Pasalnya, penyakit ini juga menyerang kelenjar getah bening, kulit, dan membran mukosa di dalam mulut, hidung, dan tenggorokan.

 

Siapa Saja yang Bisa Terkena Penyakit Kawasaki?

Penyakit Kawasaki umumnya menyerang anak-anak, kebanyakan berusia di bawah 5 tahun. Penyakit ini merupakan salah satu penyebab penyakit jantung pada anak-anak. Penyakit ini jarang menyerang orang dewasa.

 

Tanda-Tanda Penyakit Kawasaki yang Paling Mudah Dikenali

Salah satu hal terpenting yang perlu diketahui dari penyakit Kawasaki, gejalanya muncul bertahap, tetapi berkembang dengan cepat. Masalah pada jantung bisa terjadi dalam kurun waktu 10 hari sampai 2 minggu setelah gejalanya muncul. Gejala penyakit Kawasaki antara lain:

  • Demam tinggi, biasanya berlangsung lebih dari 5 hari.

  • Ruam dan atau kulit terkelupas, biasanya di area dada, kaki, area genital, serta jari-jari.

  • Bengkak dan kemerahan pada tangan dan telapak kaki.

  • Kemerahan pada mata.

  • Pembesaran kelenjar, terutama pada leher.

  • Iritasi pada tenggorokan, mulut bagian dalam, dan bibir.

  • 'Lidah stroberi' (membengkak, merah, dan bergelombang)

  • Perut bermasalah, disertai diare dan muntah.

  • Nyeri sendi.

 

Apakah Penyakit Kawasaki Bisa Disembuhkan ataupun Kambuh?

Pada kebanyakan kasus, masalah dan gejala akibat penyakit Kawasaki bisa sembuh, sehingga pasien bisa kembali beraktivitas seperti biasa. Tapi, jika tidak segera ditangani dalam kurun waktu 10 hari atau lebih, penyakit ini bisa menyebabkan komplikasi serius. Sementara itu, kekambuhan pada penyakit Kawasaki bisa terjadi, namun cukup langka.

 

Apa yang Harus Dilakukan Ketika Terdapat Tanda Penyakit Kawasaki Pada Anak?

Kalau terlihat gejala-gejala penyakit Kawasaki pada anak seperti yang sudah disebutkan di atas, Kamu perlu curiga. Segera periksakan ke dokter untuk memastikan kondisinya. Periksakan anak ke dokter spesialis yang tepat. Untuk penyakit Kawasaki, sebaiknya ditangani oleh dokter spesialis jantung anak (pediatric cardiology).

 

Pengobatan Apa yang Dianjurkan untuk Penyakit Kawasaki?

Setelah diagnosis, biasanya dokter akan memberikan anak obat aspirin untuk menurunkan inflamasi dan mencegah penggumpalan darah di arteri koroner. Selain itu, dokter biasanya juga akan merekomendasikan pengobatan immunoglobulin intravena (IVIg), supaya lebih efektif mencegah masalah jantung pada anak.