Penyakit miastenia gravis mungkin masih asing di telinga Kamu, Gengs. Tidak salah karena ini adalah suatu kondisi penyakit autoimun yang langka. Miastenia grafis adalah penyakit yang menyerang otot dan sel saraf sehingga mudah lelah dan melemah. Penderitanya tidak mampu untuk melakukan gerakan sederhana misalnya ketika sedang makan, otot rahang terasa lemah dan lelah sehingga pengunyahan makanan terganggu. Tetapi, setelah istirahat selama beberapa saat, otot yang melemah tersebut akan kembali menguat, dan penderita bisa melanjutkan makan.

 

Itu adalah salah satu ciri khas dari penyakit ini. Ada saat dimana penderita akan merasakan lebih banyak gejala (eksaserbasi atau perburukan), atau sebaliknya mengalami remisi, atau gejala mereda. Dikutip dari laman WebMD, penyakit ini umumnya menyerang otot yang mengontrol pergerakan mata dan kelopak mata. Jadi, gejala pertama yang biasa dialami penderita adalah mata sayu dan penglihatan kabur atau ganda. Pada kebanyakan kasus, gejala kelemahan akan menyebar ke otot lain dalam kurun waktu satu atau dua tahun.

 

Kelompok otot yang umumnya terserang oleh penyakit ini adalah otot untuk menelan, senyum, mengangkat tangan, genggaman, berdiri, atau naik tangga. Ketika otot yang terserang adalah otot untuk bernapas, maka penderitanya disebut krisis miastenik. Kondisi tersebut sangat membahayakan nyawa penderita karena ia tidak mampu bernapas normal. 

 

Meskipun siapapun bisa terkena miastenia gravis, penyakit ini umumnya menyerang wanita dengan rentan usia 20 - 40 tahun atau pria dengan rentan usia 50 - 70 tahun. Kalau seorang wanita penderita miastenia gravis melahirkan, bayinya memiliki risiko kelemahan otot temporer dan berbahaya (miastenia neonatal) karena antibodi ibunya masuk ke tubuhnya. Untuk mengatasi hal ini, biasanya di minggu pertama sejak lahir, dokter akan membersihkan antibodi dari sikulasi bayi sehingga ia bisa memiliki perkembangan otot yang normal.  

Baca juga: Makanan Penambah Massa Otot

 

Apa Penyebab Miastenia Gravis?

Pada kondisi normal, saraf menuntun otot untuk bekerja dengan mengirimkan sinyal lewat reseptor. Zat kimia yang mengirimkan sinyal tersebut disebut asetilkolin. Ketika asetilkolin berikatan dengan reseptor saraf, otot akan menerima perintah untuk berkontraksi. Pada miastenia gravis, penderita memiliki jumlah reseptor asetilkolin yang lebih sedikit dari yang dibutuhkan. 

 

Miastenia gravis dianggap sebagai penyakit autoimun. Itu artinya, antibodi yang seharusnya melawan bahaya dari luar malah berbalik menyerang tubuh sendiri. Dalam kasus miastenia gravis, antibodi menghalangi, menyerang, dan menghancurkan reseptor asetilkolin yang dibutuhkan otot untuk bisa berkontraksi. Tidak ada yang tahu tepatnya penyebab tubuh mulai memproduksi antibodi yang menghancurkan reseptor asetilkolin. Dalam beberapa kasus, kondisi tersebut berhubungan dengan masalah pada kelenjar timus, kelenjar yang membantu produksi antibodi.

 

Sekitar 15% dari semua penderita miastenia gravis ditemukan memiliki timoma (tumor pada kelenjar timus). Meskipun timoma termasuk tumor jinak, biasanya timusnya tetap harus diangkat untuk mencegah potensi penyebaran dan perkembangan menjadi tumor ganas. Bahkan pada kebanyakan kasus, pengangkatan timus meredakan gejala miastenia gravis, meskipun tidak ada tumor yang ditemukan di kelenjar tersebut. 

 

Apa Saja Gejala Miastenia Gravis?

Gejala miastenia gravis termasuk:

  • Mata sayu
  • Penglihatan ganda
  • Sulit menelan dan memiliki risiko selalu tersedak
  • Perubahan kualitas suara
  • Peningkatan kelemahan pada kelompok otot tertentu, terutama saat digunakan. Kelemahannya akan berkurang dan otot akan menguat kembali ketika sudah diistirahatkan
  • Batuk lemah
Baca juga: Mengenal Penyakit Autoimun dan Terapi Imuniglobulin

 

Bagaimana Cara Miastenia Gravis Didiagnosis?

Saat melakukan pemeriksaan fisik, dokter akan memeriksa gejala seperti mata sayu, sulit menahan tangan ketika sudah dalam posisi terangkat, atau genggaman tangan yang lemah. Tes darah juga akan dilakukan untuk mendeteksi reseptor asetilkolin. Tes-tes khusus juga akan dilakukan, misalnya menggunakan listrik untuk menstimulasi otot dan secara bersamaan mengukur kekuatan kontraksi otot.

 

Kalau Kamu terkena miastenia gravis, kekuatan otot akan berkurang selama tes dilakukan. Selama tes, penderita akan diberikan obat khusus (edrofonium atau neostigmin) sebagai bagian dari pemeriksaan diagnosis. Pada orang yang benar-benar terkena penyakit ini, obat-obat tersebut akan meningkatkan kekuatan otot secara signifikan dalam kurun waktu singkat. Hal tersebut akan membantu konfirmasi diagnosis lebih dalam.

 

Dokter juga biasanya akan melakukan CT scan atau MRI untuk mendeteksi timoma. Pasien juga akan diperiksa tekanan darahnya dan glaukoma. Tes darah lain juga akan dilakukan untuk mengecek jika pasien juga memiliki penyakit tiroid, penyakit autoimun lainnya, diabetes, masalah ginjal, atau infeksi lain.

 

Apa Saja Pengobatan untuk Miastenia Gravis?

Sampai saat ini belum ada obat yang bisa menyembuhkan miastenia gravis. Namun, kondisinya bisa diatasi dengan obat atau operasi. Biasanya penderita miastenia gravis diberikan obat yang disebut piridostigmin untuk meningkatkan jumlah asetilkolin supaya bisa menstimulasi reseptor dengan sempurna. Kalau penderita terus merasakan gejala, biasanya dokter akan memberikan imunoterapi untuk mengendalikan sistem imunnya.

 

Pada kasus yang parah, penderita harus melakukan prosedur khusus, dimana darahnya akan dimasukkan ke dalam mesin khusus yang bisa menghilangkan antibodi yang mengandung plasma dan menggantinya dengan plasma yang bebas antibodi. Prosedur tersebut disebut plasmaferesis. 

 

Kalau penderita memiliki timoma, operasi harus dilakukan untuk mengangkat kelenjar timus. Dokter juga akan tetap merekomendasikan operasi pengangkatan timus meskipun tidak ada tumor di dalamnya. Pasalnya, seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, pengangkatan timus dapat meredakan gejala-gejalanya. Jika penderita mulai mengalami kesulitan bernapas akibat kelemahan otot pernapasan, maka penanganan medis khsusus dan intensif di rumah sakit harus dilakukan. 

Baca juga: Deteksi Kelainan Genetik Anak

 

Miastenia gravis adalah penyakit yang gejalanya perlu dikendalikan. Oleh sebab itu, kalau Geng Sehat merasa memiliki gejala-gejala yang disebutkan di atas dan bahkan semakin lama semakin parah, maka segera periksa ke dokter. (UH/AY)