Jika Kamu atau anggota keluargamu menderita asam urat, sudah pasti paham untuk menjauhi makanan tertentu, misalnya jeroan. Padahal tidak hanya jeroan lho Gengs yang sebaiknya dihindari. Selain makanan, penderita asam urat juga harus memerhatikan berat badan. Biasanya, semakin gemuk penderita, maka kondisi asam uratnya semakin berat.

Namun sebelum berbicara lebih jauh tentang asam urat, Kamu harus pastikan dulu apakah Kamu benar-benar menderita asam urat. Atau jangan-jangan sebenarnya Kamu menderita artritis?

Perbedaan Asam Urat dan Artritis Rematoid

Dilansir dari Healthline, artritis rematoid adalah penyakit autoimun yang menyebabkan sendi di seluruh tubuh menjadi meradang, kaku, terasa nyeri, dan bengkak. Kerusakan ini bersifat permanen, sehingga sering kali melumpuhkan penderitanya dari semua aktivitas fisik.

Artritis rematoid juga masuk sebagai kategori penyakit sistemik, Gengs! Artinya, dapat memengaruhi organ tubuh lainnya. Akibatnya, orang dengan masalah ini memiliki risiko penyakit jantung lebih tinggi daripada mereka yang tidak mengalaminya.

Nah kalau asam urat, bahasa awamnya adalah encok. Dalam bahasa medis disebut gout, yaitu sejenis artritis yang sangat menyakitkan, yang utamanya menyerang sendi jempol kaki. Namun, encok juga bisa menyerang bagian atas kaki, pergelangan kaki, atau sendi lain di tubuh.

Keduanya sama-sama menyebabkan nyeri di sendi, tetapi penyebabnya berbeda. Zaman dahulu, encok dikaitkan dengan kehidupan glamor, karena dianggap diakibatkan oleh terlalu banyak mengonsumsi makanan dan minuman.

Sampai abad ke-20, hanya orang kaya yang mampu membeli kemewahan seperti itu. Filsuf Yunani sekaligus bapak kedokteran Hippocrates menyebut encok sebagai "artritis orang kaya". Jadi, penyebab encok atau asam urat adalah makanan. 

Baca juga: Asam Urat juga Bisa Menyerang Usia 20-an!

 

Apa Gejala Kedua Penyakit Ini?

Jika dilihat sekilas, gejala artritis dan asam urat hampir tidak ada bedanya. Kedua penyakit menyebabkan kemerahan, bengkak, dan nyeri pada persendian. Keduanya juga dapat menyebabkan cacat serius dan mengganggu kualitas hidup.

Namun ada beberapa hal yang membedakan kedua penyakit ini, yaitu:

  • Asam urat biasanya terjadi di kaki, paling sering di pangkal jempol kaki.

  • Artritis dapat memengaruhi sendi di kedua sisi tubuh, tetapi paling sering terjadi pada sendi-sendi kecil di jari tangan, pergelangan tangan, dan kaki.

  • Asam urat selalu disertai dengan kemerahan, bengkak, dan rasa sakit yang hebat. Sendi yang terkena artritis juga bisa menjadi sakit, tetapi tidak selalu merah atau bengkak.

  • Skala dan intensitas nyeri artritis bervariasi, terkadang ringan dan bisa jadi sangat menyiksa.  

Cara terbaik untuk mengetahui apakah Kamu menderita artritis atau asam urat adalah melakukan pemeriksaan menyeluruh di rumah sakit. Dokter lah yang akan memutuskan apa penyebab radang sendi Kamu.

Baca juga: Usia yang Rentan Terkena Asam Urat 

 

Makanan yang Sebaiknya Dihindari Penderita Asam Urat

Asam urat terjadi ketika kadar asam urat dalam darah sangat tinggi, sehingga menyebabkan terbentuknya kristal yang lama-lama menumpuk di dalam dan di sekitar sendi. Asam urat diproduksi ketika tubuh memecah bahan kimia yang disebut purin. Tubuh secara alamiah menghasilkan purin, tetapi juga ditemukan pada makanan tertentu. Kelebihan asam urat dibuang tubuh melalui urine.

 

Diet makanan yang tidak mengandung purin dapat membantu menurunkan kadar asam urat dalam darah. Namun, harus diingat bahwa diet asam urat bukanlah obat. Diet hanya dapat menurunkan risiko serangan asam urat berulang dan memperlambat perkembangan kerusakan sendi. Sedangkan untuk menghilangkan rasa nyeri maupun membantu menurunkan kadar asam urat, penderita asam urat tetap membutuhkan obat.

Baca juga: Penyebab Rematik dan Cara Mengobatinya
 

Inilah rekomendasi diet untuk penderita asam urat, seperti dilansir dari Mayoclinic:

  • Jeroan. Hindari makanan berbahan jeroan, seperti hati, ginjal, usus, dan ampela, karena makanan ini memiliki kadar purin tinggi dan berkontribusi terhadap kadar asam urat dalam darah tinggi.

  • Batasi daging merah, yaitu daging sapi, domba, dan babi.

  • Hindari makanan laut, seperti ikan teri, kerang, sarden, dan tuna. Ikan-ikan ini memiliki kadar purin lebih tinggi daripada seafood lainnya.

  • Sayuran dengan kadar purin tinggi, seperti asparagus dan bayam, ternyata boleh dikonsumsi. Penelitian menunjukkan sayuran ini tidak meningkatkan risiko serangan asam urat atau kekambuhan.

  • Batasi alkohol yang dapat meningkatkan risiko atau kekambuhan asam urat.

  • Makanan dan minuman manis juga harus dibatasi. Contohnya sereal yang diberi pemanis, roti, dan permen. Selain itu, batasi konsumsi jus buah manis alami.

  • Vitamin C dapat membantu menurunkan kadar asam urat. Bicarakan dengan dokter apakah suplemen vitamin C 500 mg cocok dengan diet dan rencana pengobatan Kamu.

  • Kopi. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa minum kopi dalam jumlah sedang, terutama kopi berkafein biasa, dapat dikaitkan dengan penurunan risiko encok.

  • Buah ceri. Ada beberapa bukti bahwa buah ceri dikaitkan dengan penurunan risiko serangan asam urat.

 

Intinya, dalam pengelolaan asam urat, selain menghindari makanan-makanan yang dapat meningkatkan risiko datangnya serangan asam urat, Kamu juga harus memerhatikan timbangan berat badan. Mengurangi berat badan dapat mengurangi kadar asam urat sekaligus mengurangi tekanan pada sendi pula. Dengan mematuhi diet untuk asam urat, Kamu akan sehat dan membuat asam urat tidak terus-terusan kumat! (AY/AS)