Saat ginjal rusak, semua fungsi ginjal akan hilang dan tentu saja berbahaya bagi kesehatan. Ketika seseorang didiagnosis gagal ginjal, tidak ada yang bisa dilakukan kecuali melakukan terapi pengganti ginjal, dengan hemodialisis (cuci darah), atau transplantasi ginjal. Bagaimana prosedur cuci darah dilakukan?

 

Ginjal adalah organ berbentuk kacang, seukuran kepalan tangan, yang terletak tepat di bawah tulang rusuk, di setiap sisi tulang belakang. Fungsi ginjal yang utama adalah membuang limbah dan kelebihan cairan dari tubuh, melalui urine. 

 

Tetapi fungsi kedua ginjal tidak hanya itu. Ginjal menghasilkan hormon untuk menjaga tekanan darah dan menjaga tulang kuat. Ginjal juga memastikan tubuh menyerap mineral dalam darah dalam jumlah tepat, seperti kalium dan natrium (garam). Bahkan ginjal menghasilkan hormon untuk membuat sel darah merah.

 

Berikut ini dijelaskan bagaimana prosedur cuci darah itu dilakukan, bagi penderita gagal ginjal kronis. 

 

Baca juga: Penyakit Ginjal Kronik dan Akut, Apa Bedanya?

 

Persiapan Sebelum Cuci Darah

Cuci darah dalam istilah medis disebut hemodialisis atau hemodialisa. Darah dimasukkan melalui filter ke luar tubuh, dibersihkan di sebuah mesin khusus, dan kemudian dikembalikan ke tubuh. Hemodialisa dilakukan di rumah sakit. 

 

Sebelum prosedur cuci darah dilakukan secara rutin, pasien memerlukan operasi kecil untuk membuat akses langsung ke aliran darah. Pembuatan akses keluar masuk darah ini dapat dilakukan dengan beberapa cara:

 

1. Fistula (juga dikenal sebagai fistula arteriovenosa atau fistula A-V)

Fistula adalah penggabungan arteri dan vena di bawah kulit, biasanya di lengan pasien. Begitu dibuat Fistula A-V, biasanya dibutuhkan waktu sekitar 6 minggu atau lebih untuk sembuh dan bisa digunakan untuk hemodialisis. Fistula A-V dapat digunakan selama bertahun-tahun.

 

2. Graft (graft arteriovenous atau graft A-V)

Di bawah kulit ditanamkan sebuah tabung plastik untuk menggabungkan arteri dan vena. Proses penyembuhan graft A-V ini lebih cepat hanya sekitar 2 minggu, sehingga pasien dapat memulai hemodialisis lebih cepat.

 

Namun kelemahan graft A-V adalah tidak akan bertahan selama fistula. Setelah beberapa tahun, dibutuhkan cangkok graft A-V lagi. Selain itu ada risiko infeksi yang lebih besar. Pasien juga harus rajin mengunjungi dokter untuk memastikan graft masih terbuka dan berfungsi.

 

3. Kateter (kateter vena sentral)

Metode ini merupakan opsi jika pasien harus segera memulai hemodialisis dengan sangat cepat. Sebuah tabung fleksibel (kateter) dimasukkan ke dalam vena di leher, di bawah tulang selangka, atau di sebelah selangkangan. Saluran kateter ini langsung bisa digunakan sembari menunggu proses pembuatan fistula atau cangkok A-V.

 

Baca juga: Penyakit Ginjal Kronis, Kuras Dana BPJS 

 

Prosedur Cuci Darah atau Hemodialisis

  • Selama proses hemodialisis, pasien akan berbaring di dekat mesin cuci darah.
  • Perawat khusus hemodialisis akan memasang dua jarum yang terhubung dengan selang ke lengan di mana fistula atau graft berada. Ini menjadi akses keluar masuk darah dari dan ke dalam mesin dialisis atau disebut dialyzer.
  • Pompa di mesin hemodialisis secara perlahan mengeluarkan darah pasien melalui jarum pertama, kemudian mengirimkannya ke mesin dialyzer. Mesin ini berfungsi seperti ginjal dan menyaring garam, limbah, dan cairan tambahan yang memang seharusnya dibuang.
  • Setelah darah bersih, akan darah dikirim kembali ke tubuh pasien melalui jarum kedua di lengan pasien. Atau, jika masih menggunakan kateter, darah keluar dari satu port dan kemudian dikembalikan melalui port kedua.
  • Prosedur cuci darah memakan waktu 3 hingga 5 jam, tergantung kecepatan mesin dialisis.
  • Selama proses cuci darah berlangsung, pasien bisa menonton televisi, makan atau minum, atau tidur.
  • Perawat akan memantau tekanan darah, dan indikasi medis lain selama prosedur cuci darah berlangsung.

 

Hemodialisis bisa memperpanjang usia penderita gagal ginjal selama bertahun-tahun. Saat ini hemodialisis ditanggung oleh BPJS. Pasien hemodialisis umumnya akan melakukan proses cuci darah di rumah sakit yang sama selama bertahun-tahun, 2-3 kali seminggu.

 

Namun Kamu sebaiknya tidak sampai mengalaminya. Sayangi ginjal Kamu dengan menjaga tekanan darah dan gula darah di batas aman. Sebagian besar pasien cuci darah adalah hasil komplikasi hipertensi dan diabetes, atau penderita infeksi ginjal.

 

Baca juga: Lebih dari Separuh Penderita Gagal Ginjal Disebabkan Diabetes

 

 

Referensi:

WebMD.com. Kidney dialysis.

Niddk.nih.gov. Kidney failure dan hemodialysis.