Kita dihebohkan oleh kasus Reynhard Sinaga baru-baru ini. WNI yang bermukim di Inggris tersebut divonis hukuman seumur hidup oleh Pengadilan Manchester, Inggris atas kasus perkosaan dan serangan seksual terhadap pria. Dikutip dari BBC, untuk melancarkan aksinya itu, Reynhard dicurigai menggunakan obat GHB. Lantas, apa itu obat GHB?

 

Pria asal Indonesia itu harus dihukum minimal selama 30 tahun atas 159 kasus perkosaan dan serangan seksual terhadap 48 korban pria yang dilakukan dalam rentang waktu dua setengah tahun, dari 1 Januari 2015 hingga 2 Juni 2017. Hakim pun memutuskan agar Reynhard menjalani masa hukumannya terlebih dahulu sebelum mengajukan pengampunan. 

 

Reynhard disebut melakukan tindak perkosaan di apartemennya dengan berbagai cara, kemudian membius korban dengan obat yang dicampur dengan minuman beralkohol. Pria berusia 36 tahun ini dicurigai menggunakan obat bius GHB (gamma-hydroxybutyrate). 

 

Baca juga: Ini Dia Perbedaan Obat Suntik dan Obat Oral!

 

 

Apa Itu Obat GHB? 

Gamma-hydroxybutyrate (GHB) adalah bahan kimia yang ditemukan di otak dan bagian tubuh tertentu lainnya. Selain itu, GHB juga dapat dibuat di laboratorium. GHB awalnya digunakan pada 1960-an sebagai obat bius. Namun, dihentikan penggunaannya karena efek samping yang ditimbulkan. Selama 1980-an, GHB digunakan untuk tidur atau suplemen pembentuk tubuh. 

 

GHB sempat digunakan sebagai suplemen makanan di Amerika Serikat sebelum akhirnya dikeluarkan dari pasaran pada 1990 karena masalah keamanan. Dilansir dari BBC News, obat bius GHB juga bisa digunakan untuk meningkatkan kepuasan hubungan seks antar pasangan. 

 

Obat GHB ilegal untuk dibeli atau dimiliki kecuali untuk penggunaan medis. Jika ingin menggunakan obat bius ini, harus melalui dokter atau penyedia layanan kesehatan lain yang memiliki izin untuk meresepkan obat. GHB bisa diresepkan dokter untuk mengatasi depresi, menurunkan berat badan, membentuk otot, hingga mengurangi gejala fibromyalgia, seperti nyeri, kelelahan, dan gangguan tidur. 

 

GHB dapat membuat penggunanya merasakan euforia dan bisa meningkatkan gairah seks. Namun, meningkatkan dosis tanpa resep dokter bisa berakibat fatal. Overdosis GHB jika dicampur dengan alkohol atau obat lain dapat membuat seseorang kejang-kejang, kehilangan kesadaran, hingga napas terhenti. 

 

Menurut Prof. Adam Winstock yang merupakan konsultan psikiater dari University College London, GHB adalah obat yang dapat menimbulkan risiko besar. Sayangnya, obat ini sering disalahgunakan. “Menggunakan satu tetes tambahan GHB saja bisa membuat efek tidak sadarkan diri selama 20 menit,” tambahnya. 

 

Baca juga: Obat Herbal atau Obat Kimia, Mana yang Lebih Baik?



Lantas, apakah obat GHB dapat membuat ketergantungan? Prof. Adam mengungkapkan bahwa ketergantungan terhadap obat tersebut dapat meningkat dengan cepat. Ia pun memperingatkan kepada siapapun yang menggunakannya setiap hari untuk menghentikannya dengan bantuan medis. 

 

“Orang-orang dapat menjadi ketergantungan secara fisik, bisa juga mengalami gejala kecanduan. Obat ini juga dapat mengancam jiwa, jika digunakan tidak sesuai aturan,” ungkap Prof. Adam yang juga merupakan pendiri Global Drug Survey. Meski begitu, efek jangka panjang menggunakan obat ini secara berulang kali belum diketahui. 

 

Seperti kebanyakan obat-obatan terlarang, prevalensi atau jumlah dari GHB sulit untuk diketahui. Namun, obat ini disebut bisa dengan mudah didapatkan secara online dalam jumlah yang besar. Bahkan, GHB ini juga dipasarkan melalui aplikasi kencan, seperti Grindr. 

 

Baca juga: Pilih Obat Generik atau Obat Paten?



Jadi, sekarang Kamu tahu kan apa itu obat GHB yang dicurigai digunakan oleh Reynhard Sinaga? Namun, perlu diingat bahwa tulisan ini dibuat agar pembaca lebih waspada dengan modus yang sama seperti yang dilakukan oleh Reynhard Sinaga. 

 




 

Referensi:

BBC News. 2020. Reynhard Sinaga: ‘Evil sexual predator’ jailed for life for 136 rapes.

BBC News. 2020. GHB: The drug used as a ‘rapist’s weapon of choice’.

WebMD. Gamma-hydroxybutyrate.