Sakit di saat hamil bisa jadi mimpi buruk bagi Mums. Apalagi ditambah dengan stres karena khawatir mengonsumsi obat yang bisa membahayakan perkembangan janin. Pasalnya, kalau tidak minum obat juga bisa membahayakan Mums dan janin.

 

Sebenarnya kebanyakan obat itu aman untuk dikonsumsi wanita hamil. Namun, tentu saja konsumsinya harus terbatas. Apa saja sih obat yang bisa Mums simpan di kotak obat di rumah untuk menyembuhkan penyakit-penyakit ringan? Berikut rekomendasinya!

Baca juga: Pilih Obat Generik atau Obat Paten?

 

Kategori Keamanan Obat untuk Wanita Hamil 

Sebelumnya, Mums harus tahu bahwa kebanyakan obat sudah dikategorikan berdasarkan faktor keamanannya untuk dikonsumsi wanita hamil. Berikut kategorinya:

  • Kategori A: pada studi dengan kontrol wanita hamil yang tidak menunjukkan adanya risiko pada janin saat trimester pertama (dan tidak ada bukti pada trimester berikutnya) dan tidak menunjukkan kemungkinan untuk merugikan janin.

 

  • Kategori B: pada studi dengan kontrol pada hewan tidak menunjukkan adanya risiko pada janin namun tidak ada studi dengan kontrol wanita hamil, atau studi pada reproduksi hewan menunjukkan adanya efek samping (selain menurunkan kesuburan) yang tidak terkonfirmasi pada studi terhadap wanita hamil di trimester pertama.

 

  • Kategori C: studi pada binatang menunjukkan adanya kelainan pada janin (efek teratogenik atau kematian embrio dan sebagainya) dan tidak ada studi terhadap wanita hamil, atau studi pada hewan atau wanita hamil tidak ada. Obat pada golongan ini hanya boleh digunakan apabila keuntungannya dinilai lebih besar dibandingan potensi risiko pada janin.

 

  • Katergori D: studi menunjukkan adanya risiko pada janin manusia, namun manfaat yang diberikan oleh obat tersebut terhadap ibu hamil memungkinkan obat untuk diberikan disamping risikonya. Obat kategori ini umumnya digunakan bila dalam keadaan mengancam nyawa atau pada penyakit serius yang obat lainnya tidak dapat digunakan atau tidak efektif.

 

  • Kategori X: studi pada hewan dan manusia telah menunjukkan abnormalitas janin dan ada bukti risiko pada janin manusia berdasarkan kenyataan di lapangan, dan risiko penggunaan obat saat kehamilan sangat jelas lebih merugikan dibandingkan manfaat yang diberikan. Obat jenis ini dilarang untu digunakan pada wanita hamil atau yang berkemungkinan hamil.

Baca juga: 6 Obat yang Wajib Anda Bawa Saat Traveling

 

Obat-Obat yang Tergolong Aman 

Konstipasi 

Aman untuk dikonsumsi Lactusol, Metamucil, Citrucel 

Konstipasi atau sembelit yang Mums alami saat sedang hamil kemungkinan disebabkan oleh peningkatan kadar hormon progesteron yang memperlambat sel otot polos. Hal tersebut mengganggu produksi kotoran di dalam tubuh Mums. Penyebab lain adalah membesarnya rahim yang mendorong usus. 

 

Ketiga obat tersebut belum pernah terbukti menyebabkan cacat pada janin atau membahayakan kehamilan. Lebih tepatnya, Metamucil dan Lactusol termasuk pada kategori B, sedangkan Citrucel termasuk pada kategori C. Maka itu, meski ketiga obat ini belum pernah terbukti menyebabkan cacat pada bayi dan membahayakan kehamilan, Mums harus tetap berkonsultasi ke dokter terlebih dahulu. Kalau Mums mau menyembuhkannya secara alami, mulai dengan mengonsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran serta minum banyak air.

 

Gangguan Asam Lambung dan Maag 

Aman untuk dikonsumsi: Tums, Mylanta, Antasida, Ranitidine

Maag yang Mums rasakan juga lagi-lagi disebabkan oleh ketidakstabilan hormon progesteron. Hormon tersebut mempengaruhi sel otot polos dan merileksasi sfingter di antara perut dan esofagus sehingga asam naik. Rahim Mums yang membesar juga mendorong perut sehingga semakin memperparah gejalanya.

 

Obat-obat yang direkomendasikan di atas bisa Mums konsumsi, namun dalam jangka waktu dan jumlah yang terbatas. Sedangkan Mylanta, Antasida, dan Ranitidine termasuk dalam kategori B. Namun, Ranitidine biasanya lebih kuat karena digunakan untuk menyembuhkan maag yang parah. Sama seperti obat lainnya, obat-obat tersebut tidak boleh dikonsumsi dalam jangka waktu panjang. Maka itu, kalau Mums ragu, konsultasikan dengan dokter.

 

Infeksi

Aman untuk dikonsumsi: Penisilin

Kalau Mums memiliki infeksi ringan seperti radang tenggorokan atau infeksi saluran kencing ringan yang membutuhkan antibiotik, penisilin aman untuk dikonsumsi. Penelitian menunjukkan bahwa penisilin tidak membahayakan wanita hamil dan janinnya. Penisilin juga termasuk dalam kategori B. Jangan mengonsumsi tetracycline dan doxycycline, karena penelitian menunjukkan bahwa keduanya merusak gigi bayi.

 

Batuk & Demam 

Aman untuk dikonsumsi: Pseudoefedrin, Parasetamol, Benadryl

Obat-obat tersebut aman untuk dikonsumsi, namun dalam jumlah terbatas. Mums bisa menyimpan obat-obat ini di rumah. Namun, meski aman untuk hamil, sebaiknya konsultasi dulu ke dokter untuk menyesuaikan kondisi Mums. Untuk informasi kategorinya, Benadryl termasuk kategori B, pseudoefrin dan parasetamol termasuk kategori C.

 

Flu

Aman untuk dikonsumsi: Silex 

Sistem kekebalan tubuh Mums tidak sekuat ketika sedang tidak hamil. Maka itu, jika terserang flu, akan lebih parah dari biasanya. Maka itu, penting untuk menerima vaksin flu. Namun, kalau Mums sudah terlanjur terserang flu, silex bisa dikonsumsi. Obat ini terbukti aman. Kalau Mums ragu, tanyakan dulu ke dokter. Flu saat hamil itu harus disembuhkan agar tidak membahayakan janin Mums.

 

Asma

Aman untuk digunakan: Albuterol, Metaprotenol

Kedua obat asma di atas aman untuk wanita hamil, namun biasanya harus digunakan sesuai dengan dosis yang diberikan dokter. Abuterol digunakan dengan inhalasi. Dosis biasanya 2 kali penggunaan setiap 4 sampai 6 jam.

Kalau metaprotenol adalah sejenis obat bronkodilator untuk mengendalikan asma. Obat ini berfungsu untuk meluaskan saluran pernafasan dan paru-paru, sehingga organ tersebut bisa mendapat lebih banyak oksigen. Namun, obat ini tidak boleh digunakan secara berlebihan.

Baca juga: 3 Langkah Menyimpan Obat dengan Benar

  

Rekomendasi di atas bisa membantu Mums dalam memilih obat saat hamil. Namun, yang harus diingat adalah, tidak ada obat yang 100% benar-benar aman untuk ibu hamil. Maka itu, Mums harus tetap konsultasi dengan dokter.

 

Konsumsi obat-obatan juga tidak disarankan bagi ibu hamil, terutama pada 12 minggu pertama yang merupakan masa penting perkembangan organ vital bayi. Maka itu, Mums harus tetap berhati-hati. (UH/OCH)