Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyatakan, sekitar 12.500-15.000 bayi baru lahir mengalami penyakit jantung bawaan (PJB) dalam setahun. Angka ini sangat besar namun sayangnya tidak diimbangi dengan sarana operasi maupun dokter spesialis jantung anak.

 

Menkes mengatakan hal tersebut saat meresmikan fasilitas Catheterization Laboratory (Cath Lab) yang ada di RSAB Harapan Kita Jakarta, 29 Desember 2022. Lantas, apa yang terjadi jika bayi dengan PJB itu tidak dioperasi? Tentu saja dapat meninggal kapan saja.

 

Simak penjelasan berikut tentang apa itu PJB dan mungkinkan penyakit ini dapat dicegah?

 

Baca juga: Mengenal ASD, Penyakit Jantung Bawaan yang Umum Terjadi pada Bayi
 

Penyakit Jantung Bawaan Apakah Bisa Dicegah?

Penyakit jantung bawaan (congenital heart disease atau CHD) merupakan kelainan, baik pada struktur maupun fungsi jantung yang didapat sejak bayi masih berada dalam kandungan. Kelainan ini dapat terjadi pada dinding jantung, katup jantung, maupun pembuluh darah yang ada di dekat jantung.

 

Kelainan ini menyebabkan gangguan aliran darah di dalam tubuh anak, misalnya terjadi sumbatan aliran darah, atau darah mengalir ke jalur yang tidak semestinya. 

 

Penyakit jantung bawaan tidak dapat dicegah. Hal ini karena sampai saat ini, penyebab penyakit jantung bawaan yang bisa diketahui hanya 20%. Sedangkan 80% lainnya tidak diketahui penyebabnya.

 

Jantung janin terbantuk di usia kehamilan 38 hari setelah konsepsi. Padahal biasanya seorang wanita tahu mereka hamil paling cepat saat usia kehamilan sudah lima minggu atau 30-an hari. Jadi saat itu pembentukan jantung janin sudah hampir selesai. Jadi mustahil bisa dicegah.

 

Hal yang paling mungkin adalah, mendeteksinya sejak dini. PJB bisa dideteksi sejak kehamilan usia 20 minggu, dengan menggunakan alat yang bernama fetal echocardiography. Sayangnya belum banyak rumah sakit yang memiliki alat ini. Dengan USG biasa pun sebenarnya dokter sudah bisa memperkirakan adanya kelainan jantung. Inilah pentingnya Mums rutin melakukan USG selama kehamilan.

 

 

Baca juga: Bolehkah Pemberian Vaksin pada Anak dengan Penyakit Jantung Bawaan?

Gejala Penyakit Jantung Bawaan

Penyakit jantung bawaan seringnya didiagnosis pada masa bayi, atau bahkan sebelum kelahiran. Tergantung jenisnya, beberapa kelainan jantung bawaan lebih sulit untuk dideteksi dan baru terdiagnosis di masa kanak-kanak atau bahkan dewasa.

 

Penyakit jantung bawaan yang serius biasanya memiliki gejala yang sangat jelas segera setelah kelahiran atau selama beberapa bulan pertama kehidupan. Tanda dan gejalanya dapat meliputi:

  • Warna kulit abu-abu pucat atau biru (sianosis)

  • Napas cepat

  • Pembengkakan di kaki, perut atau area di sekitar mata

  • Sesak nafas selama bayi menyusu, menyebabkan berat badannya susah naik

 

Baca juga: Penyakit Jantung Bawaan Bisa Dideteksi Sejak Dalam Kandungan
 

Kurang Dokter dan Fasilitas Operasi


Bagaimana nasib bayi yang dilahirkan dengan PJB? Dari sekitar 12.500-15.000 bayi baru lahir dengan PJB, hanya 6.000 yang bisa dioperasi. “Bayangkan dari 12.500 sampai 15.000 yang bisa dioperasi hanya 6.000. Yang 9.000 ke mana? Jatuhnya seleksi alam atau meninggal,” ujar Menkes dikutip dari Antaranews.

Hal ini lantaran keterbatasan alat yang mumpuni untuk perawatan mereka, hingga tidak adanya dokter spesialis jantung anak. Saat ini jumlah dokter spesialis jantung anak tidak lebih dari 100 orang, dan sebagian besar ada di Jakarta dan kota besar lainnya. Kapasitas RS Jantung Anak seperti Harapan Kita, pun terbatas. 

 

Menkes berharap, RSAB Harapan Kita Jakarta dapat melakukan kateterisasi pada 200 bayi baru lahir dalam setahun. Dengan begitu, akan lebih banyak bayi-bayi dengan PJB yang tertolong dan terselamatkan. 

 

Meskipun tidak bisa dicegah, upaya bukan tidak ada sama sekali. Pencegahan bisa dilakukan jauh sebelum seorang wanita menikah dan memutuskan hamil. Misalnya dengan tidak menikah di usia terlalu muda, jangan menikah dengan orang yang masih ada hubungan darah, dan menjaga kesehatan sebelum menikah dan hamil.

 

Baca juga: Mums, Waspadai Penyakit Jantung Bawaan pada Anak

 

Sumber:

Antaranews

Guesehat