Penyakit jantung memang lebih dikenal sebagai penyakit orang dewasa akibat gaya hidup yang tidak sehat. Pada orang dewasa, penyakit jantung yang paling umum adalah arteri koroner, yang umumnya disebabkan oleh kolesterol.

 

Namun, ternyata anak-anak pun juga bisa terkena penyakit jantung. Pada anak, penyakit ini lebih dikenal sebagai penyakit jantung bawaan. Artinya, penyebabnya bukan karena gaya hidup, melainkan karena kelainan yang sudah ada sejak lahir.

 

Lalu, apa penyebabnya dan bagaimana gejalanya? Untuk mengenal lebih jauh tentang penyakit jantung bawaan, dr. Nuvi Nusarintowati, Sp.A (k)., yang merupakan dokter spesialis konsultan kardiologi anak rumah sakit Evasari Awal Bros menjelaskan langsung kepada GueSehat!

 

Baca juga: Jangan Abaikan Gejala Serangan Jantung Ini!

 

Penyakit Jantung Bawaan di Indonesia

Penyakit jantung bawaan memang belum dikenal luas oleh masyarakat Indonesia. Padahal, sebenarnya jumlah kasusnya cukup banyak. Menurut penelitian, dalam setiap 1.000 kelahiran hidup, 8-10 di antaranya berpotensi mengalami kelainan jantung bawaan. Itu artinya, jika di Indonesia jumlah kelahiran per tahunnya adalah 6 juta, maka diperkirakan ada 50 ribu kasus penyakit jantung bawaan baru setiap tahunnya.

 

"Hanya memang belum familier di masyarakat. Kenapa? Karena deteksinya sulit. Kalau anak kelainan darah, pasti langsung ketahuan karena ia akan selalu pucat. Namun, pada penyakit jantung bawaan itu variasinya luas. Anak bisa terlihat sehat-sehat saja, meskipun ternyata mengalami kelainan jantung," jelas dr. Nuvi.

 

Apa Saja Gejala yang Perlu Diwaspadai?

Meskipun penyakit ini sulit untuk dideteksi, sebenarnya ada beberapa tanda atau gejala yang bisa Mums deteksi pada anak. Tanda atau gejala yang dimaksud tersebut di antaranya:

 

1. Berat Badan Menurun

Mums perlu curiga jika berat badan anak tidak kunjung naik atau bahkan malah menurun, meskipun sudah makan rutin dan bergizi. Ini berarti, anak mengalami gagal tumbuh. Hal ini bisa Mums deteksi dengan terus mencatat dan memperhatikan perkembangan berat badan anak lewat kartu menuju sehat (KMS).

 

2. Tubuh Berwarna Biru

Biru di sini bukan bagian wajah atau kulitnya, melainkan di bagian bibir dan mulut. Jadi, kebiruan tersebut berada di mukosa mulut. Dalam bahasa Inggris, kondisi ini dinamakan bluish discoloration.

 

3. Napas Tersengal-sengal

Gejala penyakit jantung bawaan lainnya adalah napas yang lebih cepat atau tersengal-sengal, meskipun ia tidak sedang bermain atau beraktivitas. Mums perlu curiga jika si Kecil sering kali tersengal-sengal saat sedang duduk tenang. Biasanya, gejala ini sering kali disalahartikan orang awam sebagai gejala TBC.

 

4. Berkali-kali Terkena ISPA

Apakah si Kecil pernah terkena penyakit infeksi saluran napas atau ISPA? Berapa kali ia mengalaminya dalam jangka waktu 1 tahun? Kalau lebih dari 8 kali, maka Mums perlu mencurigai penyakit jantung bawaan. Misalnya, jika anak terkena ISPA di bulan Januari dan sembuh, tetapi kembali sakit di bulan Februari, April, dan seterusnya, sebaiknya periksakan ke dokter untuk diskrining. "Jantung itu sedemikian strukturnya. Dia berkorelasi penuh dengan paru-paru. Jadi, bisa saja gejalanya di paru-paru, padahal sumber masalahnya ada di jantung," jelas dr. Nuvi.

 

Perbedaan Penyakit Jantung Bawaan dengan Penyakit Jantung Biasa

Menurut dr. Nuvi, penyakit jantung bawaan memiliki ciri khas, yaitu kelainan struktur pada jantung. Berbeda dengan penyakit jantung yang umum dialami orang dewasa, yakni terjadi penurunan fungsi normal jantung tanpa adanya kelainan. Penyebab penurunan fungsi jantung tersebut beragam, misalnya karena hipertensi, kegemukan, gaya hidup tidak sehat, dan sebagainya.

 

"Sementara itu, kalau penyakit jantung bawaan, bentuk atau struktur jantung sudah tidak normal dari awal. Tidak normalnya ini bisa bermacam-macam, misalnya bocor, katupnya terbuka, dan banyak lagi," sebut dr. Nuvi.

 

Baca juga: Tips Menjaga Kesehatan Jantung

 

Kenapa Sulit Dideteksi?

Jantung janin sudah terbentuk di awal kehamilan. Organ tersebut mulai bekerja di usia kehamilan 7 minggu. Kalau begitu, kenapa masalah ini sulit dideteksi? Menurut ahli, hal tersebut disebabkan oleh tubuh janin yang sudah terbiasa hidup dengan kelainan tersebut sejak dini. Dengan kata lain, tubuh janin sudah menyesuaikan diri dengan kondisi tersebut. Itulah mengapa kebanyakan kasus penyakit jantung bawaan ditemukan secara tidak sengaja.

 

"Misalnya, tiba-tiba terdengar suara ketika bernapas pada usia 5-8 tahun. Padahal kalau bermain dan beraktivitas normal-normal saja. Pas diperiksa, ternyata jantungnya bocor sejak lahir, tetapi baru ketahuan," jelas dr. Nuvi.

 

Maka dari itu juga, ada pula istilah penyakit adult cognital heart disease, yakni ketika penyakit jantung bawaan baru ditemukan di usia dewasa. Usia dewasa yang dimaksud sangat beragam, mulai dari usia 30-40an, hingga pada usia lansia.

 

 

 

Apa Penyebabnya?

Hingga saat ini, ahli belum mengetahui 90% dari penyebab penyakit ini. Namun, 7% di antaranya disebabkan oleh lingkungan, misalnya polusi dan infeksi. Selain itu, 3% penyebab lainnya adalah genetik.

 

Bagaimana Cara Mencegahnya?

Dr. Nuvi menyarankan agar semua pasangan sebelum menikah melakukan skrining terlebih dahulu. Jadi kalau ada infeksi, bisa langsung terdeteksi dan diobati. Selain itu, konsumsi makanan bernutrisi sejak awal kehamilan juga bisa mencegah kelainan pada bayi. Paling tidak, hal-hal tersebut bisa mencegah risikonya.

 

Apakah Bisa Disembuhkan?

Prinsip pengobatan pada penyakit jantung bawaan adalah memperbaiki jantung mendekati normal. Banyak pula faktor yang memengaruhi perbaikan jantung ini, seperti di mana letak kelainannya, seberapa besar kelainannya, dan seberapa berat kondisinya.

 

Waktu kapan kelainan tersebut dideteksi juga memengaruhi keberhasilan pengobatan. Kalau ditemukan ketika usia masih balita, kemungkinan besar kelainannya bisa diperbaiki hingga 95% mendekati normal. Kalau kondisinya baru ditemukan di usia 8 tahun, kemungkinan perbaikannya hanya 70-80% mendekati normal.

 

Jadi, semakin lama ditemukan, semakin menurun juga keberhasilan perbaikannya. Untuk perbaikannya sendiri, biasanya ada dua cara, yaitu tindakan operasi atau noninvasif. Kalau noninvasif, biasanya digunakan untuk mengobati kelainan seperti kebocoran atau penyempitan pembuluh darah di jantung.

 

Baca juga: Pemicu Serangan Jantung yang Tidak Disangka

 

Di Indonesia, kesadaran tentang penyakit jantung bawaan masih sangat rendah. Padahal, penyakit jantung bawaan adalah penyakit kronis yang jika semakin cepat ditangani, maka keberhasilan pengobatannya juga semakin tinggi. Oleh sebab itu, jangan abaikan jika anak Mums memiliki gejala-gejala seperti yang sudah disebutkan di atas. Segera periksakan ke dokter! (UH/AS)