Bagi para penggemar tokoh kartun Spongebob Squarepants, Patrick Star, dan Squidward Tentacles, pasti kalian sudah sangat akrab dong dengan nama Stephen Hillenburg? Ya, pencipta tokoh animasi Spongebob Squarepants ini memang telah lama berkarya, tepatnya sejak tahun 1999.

 

Sayangnya pada Senin, 26 November 2018 lalu, Hillenburg dikabarkan menutup usianya yang ke 57 tahun di kediamannya di California. Kabar duka ini telah dipastikan oleh Nickelodeon selaku jaringan televisi resmi yang pertama kali menayangkan serial kartun Spongebob Squarepants.

 

Dalam pernyataan resmi tersebut, Nickelodeon mengatakan bahwa penyebab kematian Hillenburg adalah penyakit saraf Amytropic Lateral Sclerosis atau lebih dikenal ALS yang sudah dialaminya sejak Maret 2017 lalu. “Kami sedih membagikan berita meninggalnya Stephen Hillenburg, pencipta SpongeBob SquarePants. Hari ini, kami mengheningkan cipta untuk menghormati hidup dan karyanya," cuit Nickelodeon dalam akun Twitternya.

 

Baca juga: Ayo, Tingkatkan Kesadaran Kamu tentang ALS!

 

Apa Itu Penyakit ALS?

Hillenburg bukan orang pertama yang meninggal akibat penyakit saraf ini. Beberapa waktu lalu, fisikawan Stephen Hawkin juga dikabarkan meninggal akibat ALS yang dideritanya. Kira-kira penyakit seperti apa sih ALS ini? Mengapa penyakit ini bisa merenggut nyawa Sptephen Hillenburg?

 

Dilansir dari situs resmi ALS Association, meski ALS adalah salah satu penyakit langka, namun sekitar 1 dari 20.000 orang di dunia diperkirakan mengalami kondisi ini. ALS atau Amytropic Lateral Sclerosis adalah penyakit neurodegeneratif progresif yang memengaruhi sel-sel saraf (neuron) di otak dan sumsum tulang belakang yang bertugas mengontrol otot-otot dalam tubuh. Degenerasi progresif neuron pada kondisi ALS menyebabkan penderitanya lama-kelamaan kehilangan kemampuan untuk berbicara, makan, bergerak, bahkan bernapas.

 

Ada 2 jenis tipe penyakit ALS, yaitu yang menyerang neuron motorik atas dan yang menyerang neuron motorik bawah. Pada ALS neuron motorik atas, gangguan terjadi pada sel saraf di otak. Sedangkan ALS neuron motorik bawah akan menyerang sel saraf di sumsum tulang belakang.

 

Neuron-neuron ini bertugas untuk mengendalikan gerakan refleks atau spontan di otot lengan, kaki, dan wajah. Selain itu, neuron ini bertugas untuk memberitahu otot-otot tubuh agar berkontraksi, sehingga seseorang bisa berjalan, berlari, mengangkat benda ringan, mengunyah dan menelan makan, hingga bernapas.

 

 

Apa yang Menyebabkan Terjadinya Penyakit ALS?

Hingga saat ini, belum dapat dipastikan apa penyebab dari ALS. Sekitar 90% dari penderita ALS mengalami penyakit ini secara sporadis. Sedangkan sekitar 10% orang mendapati kondisi ini berdasarkan genetik. Sejumlah ilmuwan juga menduga bahwa salah satu pemicu terjadinya penyakit ALS adalah ketidakseimbangan kadar glutamat dalam tubuh dan penyakit autoimun.

 
Baca juga: Cegah Kerusakan Saraf Tepi dengan Vitamin Neurotopik

 

Apa Saja Tanda-tanda yang Terjadi pada Kondisi ALS?

Penyaki ALS membuat neuron motorik di otak dan sumsum tulang belakang lama-kelamaan menjadi mati dan rusak. Ketika neuron ini tidak berfungsi baik, maka otak tidak akan bisa mengirimkan pesan ke otot-otot tubuh lagi. Ketika otot-otot tidak mendapat sinyal, mereka akhirnya menjadi sangat lemah. Kondisi ini disebut dengan atrofi, yang lama-kelamaan membuat otot tidak bekerja lagi dan penderitanya kehilangan kendali atas gerakan mereka.

 

Pada awalnya, ALS akan membuat otot menjadi terasa lemah dan kaku. Pada masa ini, biasanya penderita akan lebih banyak mengalami masalah dengan motorik halus, seperti sulit mengancingkan kemeja atau sulit memutar kunci. Penderita juga mungkin akan lebih sering tersandung atau jatuh dibanding biasanya. Setelah beberapa lama, penderita akan semakin kesulitan menggerakan tangan, kaki, kepala, atau tubuhnya.

 

Saat kondisinya semakin parah, penderita akan kehilangan kendali atas diafragma dan otot-otot di dada yang membantu pernapasan. Akibatnya, penderita ALS akan kesulitan untuk bernapas sendiri dan lama-kelamaan bisa meninggal karena tidak mendapat cukup oksigen.

 

Penyakit ALS tidak akan memengaruhi kemampuan indra penglihatan, penciuman, perasa, pendengaran, dan peraba. Namun, penderita mungkin akan mengalami masalah pada kondisi mental, seperti mengalami aphasia atau kesulitan menemukan kata-kata.

 

Baca juga: Ini Penjelasan tentang Penyakit Saraf yang Diderita Pelatih Uruguay

 

Apakah ALS Dapat Diobati?

Saat ini, belum ada obat yang benar-benar dapat menyembuhkan penyakit ALS. Namun, penggunaan obat-obatan dan perawatan pada penderita ALS dapat mengontrol gejala dan mendukung hidup pasien. Salah satu obat yang sering digunakan dalam perawatan ALS adalah riluzole.

 

Obat ini dapat memperpanjang usia beberapa orang dan memperlambat perkembangan ALS, tetapi efeknya terbatas. Obat-obatan lain yang dapat juga digunakan adalah obat untuk mengontrol gejala kejang, kesulitan menelan, kram, sembelit, nyeri, dan depresi. Selain terapi obat, penderita ALS juga bisa mendapatkan terapi fisik, okupasi, dan bicara. Terapi-terapi ini dapat membantu penderita agar tetap kuat dan mandiri.

 

Kabar kepergian Stephen Hillenburg akibat penyakit ALS memang cukup mengagetkan ya, apalagi bagi para penggemar kartun Spongebob Squarepants. Namun, kita masih bisa mengenangnya kok melalui karya-karya yang telah diciptakannya. (BAG/AS)

 

Baca juga: Ice Bucket Challenge Berhasil Mendorong Temuan Baru Penyakit ALS

 

Kaki Kram Saat Tidur -GueSehat.com