Rabies kita kenal sebagai penyakit pada anjing liar. Padahal rabies ini sangat berbahaya lho, baik pada manusia maupun pada hewan kesayangan. Geng Sehat yang memiliki anak bulu atau anabul, kucing maupun anjing, yuk segera vaksin rabies agar tidak menjadi bencana.

 

Baca juga: Pet Parents, Ini 5 Hak Dasar Hewan yang Harus Dipenuhi!
 

Infeksi Rabies Sangat Berbahaya

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan tahun 2020, terdapat 26 dari 34 provinsi di Indonesia yang belum bebas dari rabies, dengan jumlah kematian per tahun lebih dari 100 orang.

 

Dijelaskan dr. Asep Purnama, dokter spesialis penyakit dalam dari Tim One Health Zoonosis Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, rabies di Indonesia merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius karena hampir selalu menyebabkan kematian (almost always fatal) setelah timbul gejala klinis dengan tingkat kematian sampai 100%.

 

Rabies adalah penyakit yang disebabkan virus dan ditularkan dari hewan ke manusia. Infeksi rabies pada manusia biasanya terjadi akibat adanya kontak dengan binatang seperti anjing, kera, serigala, kelelawar melalui gigitan atau kontak virus lewat air liur dengan luka.

 

“Virus tersebut masuk ke dalam ujung saraf yang ada pada otot di tempat gigitan dan memasuki ujung saraf tepi sampai mencapai sistem saraf pusat yang biasanya pada sumsum tulang belakang, dan selanjutnya menyerang otak,” jelas dr. Asep dalam webinar nasional tentang rabies yang diselenggarakan Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Cabang Jawa Barat V didukung oleh Sanofi Pasteur Indonesia, pada 20 November 2021 .

 

Kecepatan virus rabies itu di sepanjang sel saraf hanya 12-14 mm/hari, namun setelah mencapai sistem saraf pusat (otak) kecepatannya menjadi 200-400 mm/hari. Virus rabies di otak ini akan menyebabkan ensefalitis atau radang otak.

 

“Makanya jika anak-anak tergigit anjing yang tertular rabies, dampaknya sangat fatal karena umumnya mendapatkan gigitan di kepala karena tingginya sejajar dengan binatang. Virus akan lebih cepat sampai ke saraf pusat yaitu otak," jelas dr. Asep. 

 

Sedangkan orang dewasa, lanjutnya, umumnya tergigit di kaki atau tangan. Tingkat kefatalan rabies pada gigitan di kepala mencapai 50-80%, sedangkan gigitan di tangan 15-40%, sedangkan gigitan di kaki memiliki tingkat kefatalan 3-10%.

 

Baca juga: Bagaimana Mengatasi Gigitan Hewan Peliharaan pada Anak?

 

Rabies Bisa Dicegah dengan Vaksin

Prof. Dr. dr. Samsuridjal Dzauji, SpPD-KAI, FACP, Guru Besar FK Universitas Indonesia menjelaskan bahwa hingga saat ini belum ada obat yang ditemukan untuk menangani rabies. Namun rabies dapat dicegah melalui vaksinasi.

 

Siapa yang harus divaksin? Berdasarkan data, anjing adalah sumber utama kematian manusia akibat rabies, yang menyumbang hingga 99% dari semua penularan rabies kepada manusia. Anjing liar maupun anjing peliharaan tidak luput dari rabies, sehingga lindungi anabul kesayangan di rumah dari gigitan anjing liar yang rentan menularkan rabies. 

 

Adapun kelompok orang yang mempunyai risiko tinggi tertular rabies antara lain pemilik hewan kesayangan, dokter hewan, perawat hewan, peneliti virus rabies, petualang alam liar, pekerja lapangan yang dapat digigit binatang buas terinfeksi, orang yang sering berkunjung ke daerah rawan rabies dan petugas kesehatan yang merawat pasien rabies.

 

Vaksin untuk mencegah rabies bersifat Pre-Exposure Prophylaxis, yang dimaksudkan sebagai perlindungan sebelum terjadi kontak. Vaksinasi Pre-exposure akan sangat bermanfaat karena di samping memberikan perlindungan, juga mempermudah penanganan jika di kemudian hari terjadi kontak. Seseorang yang sudah pernah menerima vaksinasi Pre-Exposure tidak membutuhkan serum jika terjadi gigitan.

 

“Vaksin bisa didapatkan di puskesmas atau rumah sakit. Dengan menyuntikkan vaksin anti rabies (VAR) ke dalam tubuh hewan dan manusia, maka tubuh akan membentuk sistem kekebalan untuk menangkal virus rabies. Cara kerja VAR adalah dengan merangsang sistem daya tahan tubuh untuk membentuk imunitas terhadap virus rabies. Pembentukan antibodi tersebut memerlukan waktu. Namun, jika antibodi sudah terbentuk, dapat bertahan lama, yaitu sekitar satu tahun,” jelas Prof. Samsuridjal.

 

Rabies sendiri sudah masuk dalam panduan terbaru WHO 2021-2030 sebagai penyakit zoonosis. Pada tahun 2019, Gavi (Global Alliance for Vaccine and Immunization) memasukkan vaksin rabies untuk manusia dalam strategi investasi vaksin pada 2021-2025 yang akan mendukung peningkatan PEP (post exposure prophylaxis) atau pengobatan segera pada korban gigitan setelah terpapar rabies di negara-negara yang memenuhi syarat GAVI. 

 

Baca juga: Ini 8 Penyakit Berbahaya yang Bisa Dialami Anjing Peliharaan