Mums, apa hewan peliharaan keluarga di rumah? Sedekat apa hubungan mereka dengan si Kecil? Meskipun anak dan si hewan peliharaan saling menyayangi, ada kalanya kecelakaan semacam ini tetap bisa terjadi. Misalnya: karena terlalu seru bermain, tahu-tahu si kucing atau anjing kesayangan menggigit si Kecil hingga terluka.

Bagaimana mengatasi gigitan hewan peliharaan pada anak?

Cek Dulu Jenis Luka pada Tubuh si Kecil

Model gigitan setiap hewan peliharaan bisa berbeda-beda. Misalnya: ada yang hampir tergigit, namun hanya tergores sehingga tidak berbeda dengan cakaran. Ada yang gigitannya cukup dalam, sehingga membutuhkan penanganan medis lebih lanjut. Mari kita cek satu-satu, Mums.

Kemungkinan besar si Kecil masih sempat menghindar saat kucing atau anjing peliharaan mencoba menggigitnya. Hanya permukaan kulit yang terluka, jadi kemungkinan infeksi sangat kecil. Mums tidak perlu menggunakan obat antibiotik.

Kemungkinan besar kucing atau aning peliharaan menggigit secara main-main. Namun, karena kaget dan takut, anak menghindar dan kulitnya teriris taring. Berhubung lukanya menembus kulit (meski mungkin hanya sebatas lapisan terluar), kemungkinan anak masih bisa terkena infeksi. Bersihkan luka dengan air dingin untuk mencegah infeksi, namun persiapkan obat antibiotik bila diperlukan.

  • Gigitan ringan.

Meskipun gigitan ringan, kulit yang robek cukup dalam berisiko infeksi pada anak. Bila si Kecil habis digigit kucing kesayangannya seperti ini, gunakan obat antibiotic untuk berjaga-jaga.

  • Gigitan dalam (hingga pendarahan).

Mau itu gigitan anjing, kucing, atau bahkan kelinci peliharaan yang sedang marah, kalau dalam begini sudah pasti berbahaya, Mums. Tanda-tanda infeksi dapat terlihat berupa warna kemerahan di sekitar bekas gigitan, disertai rasa sakit. Tanda-tanda tersebut dapat muncul sekitar delapan jam hingga tiga hari sesudah terjadinya gigitan.

Jenis-jenis Gigitan Hewan Peliharaan:                                                          

Setelah membahas jenis-jenis gigitan berdasarkan ukuran luka, kini mari kita lihat jenis-jenis gigitan hewan peliharaan, Mums:

  • Gigitan hewan peliharaan berbadan besar.

Anjing dan kucing termasuk hewan peliharaan yang paling banyak berisiko menggigit si Kecil, meskipun main-main. Agar tetap sehat terawat, anjing dan kucing sebaiknya tetap lebih banyak berada di dalam area rumah. Luka akibat gigitan anjing maupun kucing dapat menjadi infeksi. Kedua hewan ini takkan menularkan rabies selama mereka telah disuntik imunisasi rabies dan kesehatannya terjaga dengan baik.

Meskipun banyak yang lebih takut saat anak digigit anjing, ternyata gigitan kucing lebih mudah menyebabkan infeksi. Begitu pula bila si Kecil dicakar kucing. Penyebabnya adalah kucing pada dasarnya hobi menjilat-jilat segala sesuatu, termasuk cakarnya sendiri.

  • Gigitan hewan peliharaan berbadan kecil.

Selain kelinci, hamster termasuk hewan peliharaan berbadan kecil yang juga diminati anak-anak. Gigitan hewan peliharaan berbadan kecil juga tidak seberbahaya hewan berbadan besar, namun tetap harus segera diobati.

Fakta Seputar Risiko Rabies Akibat Gigitan Hewan Peliharaan

Benarkah hanya anjing yang memberikan risiko penularan rabies lewat gigitan? Ternyata, di Amerika Serikat sendiri, kucing berisiko empat kali lebih besar menyebabkan rabies daripada anjing lewat gigitan mereka. Selain itu, biasanya rabies hanya menjangkiti anjing atau kucing liar – atau yang tidak diberikan suntikan anti rabies.

Makanya, Mums, untuk amannya pastikan anjing atau kucing peliharaan si Kecil diadopsi dari tempat yang bersih. Bila tidak, bawa dulu mereka ke dokter hewan untuk perawatan lengkap, termasuk suntik anti rabies.

Perawatan untuk Luka Bekas Gigitan Hewan Peliharaan pada Anak

Kapan sebaiknya Mums harus menelepon gawat darurat atau membawa si Kecil langsung ke dokter?

  • Saat pendarahan tidak berhenti.
  • Saat si Kecil lemah dan sulit berdiri akibat infeksi pada gigitan.
  • Saat bekas gigitan hewan peliharaan merobek kulit hingga dalam.
  • Luka berlubang akibat tercakar kucing.
  • Luka bekas cakaran atau gigitan di bagian wajah.
  • Pembengkakan jari dan tangan setelah terjadinya gigitan.
  • Bekas gigitan tampak merah, disertai gejala demam pada anak.
  • Luka tergores cakaran dan anak belum disuntik vaksin tetanus.
  • Anak terlihat pucat dan sakit.
  • Mums hanya ingin mencari aman, meski gigitan hewan peliharaan belum tentu dalam.

Mums bisa menghubungi dokter dalam 24 jam pertama bila:

  • Terakhir kali si Kecil disuntik vaksin tetanus adalah lebih dari lima tahun lalu.
  • Mums hanya ingin mencari aman bagi kesehatan anak.

Perawatan mandiri di rumah bisa dilakukan Mums bila gigitan atau cakaran hewan peliharaan tidak dalam hingga merobek kulit.

Bagaimana mengatasi gigitan hewan peliharaan pada anak, Mums? Ini dia caranya. Semoga si Kecil selalu sehat, aman, dan terlindungi. Semoga hewan peliharaan di rumah tetap sehat dan jinak pada anak.

 

Sumber:

https://www.seattlechildrens.org/conditions/a-z/human-or-animal-bite/

https://www.whattoexpect.com/toddler/childhood-injuries/treating-dog-bites-in-children.aspx

https://www.veterinarypracticenews.com/tough-decisions-await-when-dogs-bite-kids/

https://todaysveterinarypractice.com/preventing-dog-bites-in-children-part-1-motivations-myths/

https://www.stanfordchildrens.org/en/topic/default?id=treatmentfordogandcatbitesandscratches-90-P01897