Di bulan September ini, ada Hari Peringatan Rabies sedunia. Rabies adalah virus yang menyerang sistem saraf pusat. Virus ini hanya ditemukan di binatang, jenis mamalia tertentu. Pada manusia, infeksi virus ini memang cukup jarang dan jika tidak segera diobati sebelum muncul gejala, kondisinya bisa fatal. Jadi, satu-satunya cara Kamu selamat dari penyakit ini adalah penanganan secepat mungkin. Kalau Kamu terkena paparan hewan yang terinfeksi rabies, segera periksakan ke dokter, sekecil apapun lukanya.

 

Baca juga: Berbagai Macam Penyakit yang Ditularkan oleh Hewan Peliharaan

 

Bagaimana Penularan Virusnya?

Biasanya, rabies menular lewat gigitan binatang yang terinfeksi virus ini. Menurut penelitian yang dilansir WebMD, virus rabies banyak ditemukan pada binatang liar seperti koyote, rakun, sigung, kelelawar, dan rubah. Tapi, hampir semua kasus penularan rabies pada manusia disebabkan oleh gigitan anjing peliharaan. Untuk mencegah hal ini, yang  bisa Kamu lakukan adalah melakukan vaksinasi pada binatang peliharaan.

 

Apa Saja Gejala Rabies pada Manusia?

Pada umumnya, tidak ada gejala yang langsung terlihat. Virus rabies bisa menetap tenang di dalam tubuh Kamu selama 1 - 3 bulan. Dalam dunia medis, masa tersebut disebut 'masa inkubasi'. Gejala baru muncul ketika virusnya mulai menyebar ke sistem saraf pusat dan menyerang otak. 

 

Sebagai peringatan, gejala awal rabies biasanya hanya demam. Gejala lain yang dapat dirasakan adalah nyeri di area luka gigitan. Ketika virusnya menyebar ke sistem saraf pusat, gejalanya juga akan lebih parah, seperti:

  • Sulit tidur (insomnia)
  • Kekhawatiran
  • Kebingungan
  • Paralisis parsial (lumpuh sebagian)
  • Hiperaktif
  • Sensitif
  • Berhalusinasi
  • Produksi saliva meningkat
  • Sulit menelan

Jika tidak segera ditangani, gejala-gejala tersebut akan berkembang menjadi fatal dan menyebabkan koma, gagal jantung dan paru-paru, atau bahkan kematian. 

Baca juga: Ini 8 Penyakit Berbahaya yang Bisa Dialami Anjing Peliharaan

 

Apa yang Harus Dilakukan Kalau Terkena Gigitan Binatang?

Segera bersihkan lukanya denga sabun dan air bersih. Ini merupakan langkah terbaik untuk menurunkan risiko infeksi rabies. Setelah itu, segera periksa ke dokter untuk penanganan luka  lebih intensif, dan dipertimbangkan apakah Kamu perlu mendapatkan vaksin rabies.

 

Jika Kamu tergigit sejak beberapa bulan yang lalu, dan baru mendatangi dokter, biasanya akan dilakukan sejumlah pemeriksaan medis pada saliva, darah, cairan tulang belakang, kulit, dan rambut untuk mengecek keberadaan virus rabies.

 

Kalau sudah terdiagnosis, dokter akan memulai pengobatan dengan menyuntikkan vaksin rabies. Vaksin adalah cara ampuh jika diberikan langsung begitu terkena paparan rabies. Selain itu, dokter juga akan memberikan satu dosis imun globulin yang akan mencegah infeksi akibat virusnya. Setelah itu, dokter akan menyuntikkan vaksin rabies lagi sebanyak 4 kali selama 14 hari ke depan. Oh ya, vaksin rabies juga aman untuk ibu hamil ya Gengs!

 

Tanda Hewan Terinfeksi Rabies

Tidak mudah untuk mengetahui hewan mana yang terinfeksi rabies. Informasi yang banyak beredar adalah, hewan yang rabies adalah hewan yang sangat hiperaktif dan selalu menjulurkan lidahnya (khususnya anjing). Padahal tidak juga lho, banyak juga binatang liar yang punya rabies namun memiliki sifat pemalu dan segan.

Berikut sejumlah hal yang perlu diwaspadai jika menemukan hewan liar:

  • Jangan pernah mengelus anjing atau kucing liar.
  • Kalau melihat ada binatang dengan gelagat yang aneh (teerlalu agresif atau mencoba menggigit Kamu), segera menjauh.
  • Jangan pernah menyentuh hewan liar, meskipun sudah mati. 
Baca juga: Lakukan Ini Jika Kamu Terkena Gigitan Binatang!

 

Penjelasan di atas bisa Geng Sehat jadikan pedoman untuk mencegah rabies. Kalau Kamu punya binatang peliharaan, sebaiknya berikan vaksinasi lengkap. Pasalnya, tidak mudah menandai hewan yang terinfeksi rabies. Bagaimanapun juga, pencegahan lebih baik daripada pengobatan. (UH/AY)

Hewan Peliharaan yang Cocok untuk Setiap Zodiak