Diabetes yang tidak terkontrol bisa menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang. Salah satu komplikasi diabetes adalah neuropati diabetes, yaitu kerusakan saraf. Kondisi ini menyebabkan gejala mulai dari yang ringan seperti kesemutan, mati rasa, hingga nyeri hebat. Nyeri saraf diabetes termasuk komplikasi yang sering ditemui pada penderita diabetes.

 

Kerusakan saraf pada penderita diabetes terjadi pada saraf tepi, atau saraf-saraf di tangan dan kaki. Neuropati diabetes ini sering tidak disadari sebagai sebuah komplikasi karena di tahap awal hanya menyebabkan mati rasa dan kesemutan pada kaki dan tangan.

 

Namun ditahap lanjut, penderita diabetes akan merasakan sensasi nyeri seperti terbakar atau yang disebut nyeri saraf diabetes. Nyerinya mungkin terasa ringan pada awalnya. Namun, lama kelamaan nyerinya semaking meningkat dan membuat aktivitas sehari-hari terganggu.

 

Bergerak atau berjalan kaki pun terasa sangat nyeri. Bahkan, sedikit sentuhan saja bisa menyebabkan nyeri yang hebat. Sekitar 50% penderita diabetes bisa mengalami nyeri saraf diabetes. Kerusakan saraf ini bisa mengganggu tidur dan menurunkan kualitas hidup Diabestfriends.

 

Baca juga: Camilan Sebelum Tidur untuk Diabetes

 

Cegah dengan Mengendalikan Gula Darah

Saraf yang sudah telanjur rusak tidak bisa pulihg kembali. Namun, ada cara untuk mencegah kerusakan lebih jauh dan mengurangi gejala nyeri saraf diabetes. Yang paling utama adalah kontrol gula darah.

 

Bicarakan dengan dokter tentang target gula darah Diabestfriends yang harus dicapi, kemudian lakukan langkah-langkah untuk mencapainya. Biasanya dokter akan menyarankan Diabestfriends untuk menurunkan gula darah menjadi 70  - 130 mg/dL untuk gula darah puasa, dan kurang dari 180 mg/dL dua jam setelah makan.

 

Meskipun menggunakan obat diabetes, tetapi menjalani gaya hidup sehat tidak boleh ditinggalkan. Mengatur pola makan, rutin olahraga, dan menurunkan berat badan sangat efektif membantu menurunkan gula darah ke tingkat yang sehat. Selain itu, hindari kebiasaan yang akan meningkatkan risiko kesehatan lain dan memperparah diabetes, seperti merokok.

 

Baca juga: Kenali Gejala dan Pengobatan Hipoglikemia Berikut Ini!

 

Obat untuk Nyeri Saraf Diabetes

Dokter akan memberikan obat untuk meredakan gejala nyeri saraf diabetes. Biasanya berupa obat pereda rasa sakit mulai dari yang ringan seperti parasetamol, aspirin, ibuprofen, atau obat anti nyeri dari golongan non-steroid.

 

Semua obat ini bisa bisa menyebabkan efek samping, sehingga Diabestfriends harus berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum mengonsumsinya. Pengelolaan nyeri saraf diabetes jangka panjang kemunginan membutuhkan pengobatan multifaktor. Selain obat anti nyeri juga diberikan obat golongan lain

 

1. Antidepresan

Antidepresan adalah obat untuk mengatasi gejala depresi. Namun, obat ini juga bisa diberikan untuk mengatasi nyeri saraf diabetes. Cara kerja antidepresan untuk mengatasi nyeri adalah menekan kerja hormon di otak yang menyebabkan rasa sakit.

 

Jenis obat antidepresan sangat banyak, misalnya trisiklik, seperti amitriptyline, imipramine, dan desipramin. Ingat, penggunaannya harus sesuai anjuran dokter karena obat-obat ini bisa menyebabkan efek samping seperti mulut kering, kelelahan, dan berkeringat.

 

Jenis antidepresan lainnya adalah serotonin and norepinephrine reuptake inhibitors (SNRIs) sebagai alternatif jika efek samping antidepresan trisiklik tidak bisa ditolerir penderita nyeri saraf diabetes. Antidepresan golongan yang lebih baru ini memiliki efek samping yang lebih ringan.

 

2. Opioid

Nyeri saraf diabetes yang sangat hebat dan berkepanjangan bisa diberikan obat dari golongan opioid. Ini adalah obat golongan narkotika yang penggunaannya sangat terbatas. Hanya untuk mengatasi nyeri saraf diabetes yang sangat berat. Makanya obat-obat ini biasanya menjadi pilihan terakhir, jika obat-obatan lain tidak menunjukkan hasil yang signifikan.

 

Diabestfriends bisa menggunakan obati-obat tersebut jika obat lain tidak mengurangi rasa sakitnya. Namun, obat-obat ini tidak boleh digunakan untuk jangka panjang karena efek samping dan bisa menyebabkan kecanduan. Konsultasikan dengan dokter sebelum Diabestfriends mau mengonsumsi obat-obat opioid tersebut.

 

3. Obat Anti Kejang

Obat-obat anti kejang atau obat epilepsi juga bisa membantu meredakan nyeri saraf diabetes. Obat-obat yang termasik golongan ini misalnya pregabalin, gabapentin, dan carbamazepin. Pregabalin juga bisa meningkatkan kualitas tidur. Efek samping dari obat-obat ini adalah pusing dan inflamasi.

 

4. Terapi Fisik

Selain dengan obat, terapi yang bersifat rehabilitasi fisik juga disertakan dalam menangani nyeri saraf diabetes. Berenang umumnya efektif membantu mengatasi nyeri saraf diabetes akibat neuropati diabetes. Olahraga low-impact atau rendah benturan lebih efektif, dibandingkan high-impact, karena bisa menyebabkan kerusakan saraf yang lebih berat.

 

Diabestfriends lebih baik didampingi seorang terapis fisik profesional yang paham menangani neuropati diabetes. Di rumah sakit yang memiliki layanan khusus diabetes, umumnya menyediakan terapis khusus. 

 

Baca juga: Menurut Ahli, Penderita Diabetes Sebaiknya Lakukan Olahraga Ini!

 

5. Obat Herbal 

Meskipun masih perlu dilakukan uji klinis lebih luas, namun beberapa obat herbal bisa membantu menurunkan nyeri saraf diabetes. Sebaiknya gunakan obat herbal luar, seperti krim kapsaisin. Krim ini bisa mengatasi nyeri saraf diabetes dengan memanfaatkan bahan yang ditemukan di paprika pedas. 

 

Krim kapsaisin, meskipun jenisnya herbal, bisa menyebabkan iritasi kulit pada beberapa orang. Sementara itu, untuk aplikasinya, krim kapsaisin tersedia dalam bentuk lotion atau jelly, sehingga bisa langsung diaplikasikan di bagian kulit dimana nyeri saraf diabetes berada.

 

Konsultasikan dengan dokter sebelum Diabestfriends menggunakan krim kapsaisin. Pasalnya, krim ini bisa menyebabkan reaksi alergi, berinteraksi dengan obat, atau menyebabkan efek samping yang serius. Hindari pula paparan sinar matahari atau panas saat menggunakan krim kapsaisin.

 

Merawat Tangan dan Kaki Penderita Diabetes

Kerusakan saraf penderita diabetes bisa memengaruhi kemampuan Diabestfriends merasakan sakit. Ketika terjadi luka, kadang tidak terasa sehingga tahu-tahu luka sudah meluas. Kadang luka kecil di kaki akan berkembang dan menyebabkan amputasi. Jadi, penting bagi Diabestfriends untuk selalu menjaga kesehatan kaki.

 

Untuk merawat kaki lebih baik, periksa kaki setiap hari untuk memastikan tidak ada luka, pembengkakan, terkelupas, atau melepuh. Periksa kondisi kaki setiap hari meskipun Diabestfriends tidak merasakan nyeri apapun.

 

Cuci kaki setiap hari menggunakan air  hangat, kemudian keringkan secara maksimal. Kemudian apilikasikan lotion supaya kulit kaki tetap lembab. Namun, hindari mengaplikasikan lotion di sela-sela jari kaki.

 

Pakailah sepatu yang fleksibel dan nyaman, sehingga kaki bisa aktif bergerak. Selalu gunakan alas atau pelindung kaki seperti sepatu, sandal, atau kaos kaki tebal untuk mencegah luka. 

 

Baca juga: Ada Lho Diabetes Tipe 1.5. Kenali Gejala dan Penyebabnya!

 

Sumber:

V. Bril. Evidence-based guideline: Treatment of painful diabetic neuropathy. 2011.

Health Line. Tips for Treating Diabetic Nerve Pain. April. 2011.