Baru-baru ini, berita yang cukup mengagetkan datang dari sepak bola Indonesia. Choirul Huda, Kiper Persela berumur 35 tahun, meninggal dunia pada saat pertandingan. Kala itu, sang Kiper bertabrakan dengan rekan pemainnya ketika akan menghadang bola dari lawan. Terlihat adanya benturan di dada dan kepala sang Kiper.

 

Pasca-benturan, ia masih sempat sadarkan diri dan terlihat kesakitan. Namun sayangnya, setelah itu ia tidak sadarkan diri. Tim medis sudah berusaha memberikan pertolongan pertama, namun ia dinyatakan meninggal setelah ditangani di rumah sakit terdekat.

 

Trauma merupakan istilah medis untuk menggambarkan adanya benturan. Trauma bisa dibagi menjadi trauma tajam (luka tusuk, sayat) dan trauma tumpul (benturan). Trauma yang ringan mungkin hanya menyebabkan gejala nyeri yang masih bisa ditahan dan bersifat ringan. Namun trauma tumpul terkadang bisa memberikan efek yang signifikan, sampai berujung kematian.

Baca juga: Terungkap! Penyebab dan Cara Menyembuhkan Cedera Hamstring

 

Atlet, pengendara kendaraan bermotor, pejalan kaki, dan pekerja bangunan merupakan sekelompok orang yang memiliki risiko untuk mengalami berbagai macam trauma. Trauma dada, kepala, perut, dan panggul merupakan area tubuh yang cukup fatal jika mengalami benturan dan dapat mematikan.

 

Apa saja sih yang perlu diperhatikan saat menolong keluarga atau korban dengan trauma? Sering kali, saya mendapat pasien yang tergopoh-gopoh membawa anaknya yang terbentur atau terjatuh pada saat bermain.

 

Walaupun selalu diawasi, tidak sedikit anak yang luput dari pengawasan ketika kejadian berlangsung. Mungkin pada saat sedang dibawa ke dokter, anak terlihat sadar dan hanya menangis biasa. Namun, saya menyarankan untuk segera membawa pasien dengan benturan kepala untuk diperiksa gejala neurologisnya.

 

Yang perlu diperhatikan setelah seseorang mengami benturan di kepala adalah:

  1. Apakah pasien sempat pingsan? Jika iya, berapa lama?
  2. Apakah pasien mengalami muntah? Jika iya, bagaimana bentuk dan kondisinya? Apakah muntahnya bertekanan tinggi atau seperti menyemprot?
  3. Apakah pasien mengalami perubahan kesadaran? Misalnya pingsan, bangun, dan berubah menjadi mengantuk.
  4. Apakah pasien mengalami lupa ingatan? Jika iya, ingatan apa yang dilupakan? Sebelum atau sesudah kejadian?

 

Keempat hal di atas merupakan hal yang akan ditanyakan oleh dokter pada saat sampai di unit gawat darurat. Jadi, memerhatikan hal-hal tersebut akan sangat membantu untuk menegakkan diagnosis dan menentukan derajat keparahan yang dialami pasien.

Baca juga: Jenis Obat untuk Atasi Gejala Muntah

 

Jika menurut penilaian dokter memang perlu, dokter akan melakukan pemeriksaan CT scan kepala, untuk memeriksa apakah ada jenis perdarahan yang mengancam nyawa. Jika memang aman, pasien diperbolehkan pulang. Namun, dokter tentu akan berpesan, jika mengalami tanda-tanda bahaya harus segera dibawa ke rumah sakit.

 

Sering kali saya mendapat cerita dari teman, bahwa keluarga atau kerabat mereka mengalami perdarahan otak, tapi tidak pihak rumah sakit tidak melakukan tindakan apapun. Jika yang teman-teman maksud dengan ‘tidak melakukan apa-apa’ adalah tidak dilakukan operasi untuk mengurangi perdarahan, itu mungkin saja terjadi.

 

Mengapa? Karena jumlah darah yang terlalu sedikit di otak diharapkan untuk diserap sendiri (menurunkan risiko infeksi perdarahan daripada dilakukan operasi). Jika jumlah darah sudah terlalu banyak, keuntungan dari operasi akan lebih kecil daripada risiko yang dialami. Kuncinya adalah komunikasi yang jelas dengan dokter yang memeriksa, memberitahukan keinginan keluarga yang disesuaikan dengan prosedur yang bisa dilakukan.

 

Selain itu, benturan pada kepala dapat menyebabkan peradarahan pada berbagai bagian otak yang berfungsi mengatur pernapasan, kerja jantung, dan suhu tubuh. Gangguan di bagian ini dapat menyebabkan gagal napas serta kegagalan pompa jantung yang bisa berakibat fatal.

 

Benturan di daerah dada dan perut juga bisa menyebabkan perdarahan di dalam yang sifatnya cukup signifikan. Robeknya pembuluh darah besar, organ-organ penting, dan gangguan pada jalan napas merupakan contoh dari efek benturan yang akan memiliki dampak kurang baik terhadap fungsi tubuh manusia. Jadi, bersyukurlah kita yang setiap hari masih bangun pagi dengan sehat dan tidak berkekurangan apa pun!

Baca juga: 6 Jenis Sakit Kepala dan Penyebabnya