Apakah Geng sehat pernah mendengar narkoba jenis Blue Safir? Yep! Narkoba ini baru ditemukan oleh BNN (Badan Narkotika Nasional) sekitar awal tahun ini. Narkoba jenis Blue Safir ini bentuknya beragam, mulai dari serbuk hingga cair. Berdasarkan hasil penelitian dari para ahli, efek dari mengonsumsi Blue Safir mirip dengan mengonsumsi sabu atau ekstasi. 

Baca juga: Sama dengan Narkoba, Junk Food Juga Bikin Ketagihan!

 

Blue Sair merupakan senyawa sintetis (buatan manusia) dari narkoba jenis katinon. Katinon ini ditemukan pada tanaman semak yang bernama Khat, dan merupakan senyawa bersifat stimulan. Tanaman semak ini tumbuh di daerah padang rumput di Afrika bagian timur serta di negara Arab bagian selatan.

 

Blue Safir ini merupakan hasil racikan dari katinon yang dicampur dengan bahan kimia lainnya, sehingga menghasilkan zat psikoaktif sintetis baru bernama 4-klorometkation (4-CMC). Maraknya penggunaan narkoba jenis katinon ini karena harganya yang relatif lebih murah serta masih tergolong jenis baru. Untuk di Indonesia, 4-CMC ini sudah termasuk sebagai narkoba golongan I dan dilarang secara hukum.

Baca juga: 7 Faktor yang Membuat Kamu Rentan Ketagihan

 

Ciri-ciri Blue Safir

Menurut BNN, narkoba jenis Blue Safir ini dijual dalam bentuk cairan yang berwarna biru seperti batu safir, atau berwarna bening, cokelat, dan kuning. Sejauh ini, pengedar akan mencampurkan Blue Safir ke dalam minuman yang dikenal dengan sebutan Snow White. Selain dalam bentuk cair, Blue Safir juga diedarkan dalam bentuk serbuk kristal berwarna putih yang mirip seperti garam mandi.

 

Efek Penggunaan Blue Safir

  • Euforia.
  • Halusinasi.
  • Ketakutan yang berlebih.
  • Kegelisahan serta panik.
  • Lebih semangat dan aktif.
  • Percaya diri.
  • Jantung berdebar dengan cepat.

 

Selain itu, Blue Safir dapat mengancam jiwa karena meningkatkan tekanan darah, kegagalan fungsi hati, gagal ginjal, dehidrasi, hingga koma, serta memunculkan keinginan untuk melakukan bunuh diri.

Baca juga: Mengenal Depresi dan Pikiran Bunuh Diri pada Remaja

 

Selain itu, ada beberapa jenis narkoba yang populer dan menimbulkan ketergantungan fisik maupun psikologi. Berikut jenis narkoba yang paling sering dikonsumsi.

1. Ganja

Ganja memiliki nama sebutan lain, yaitu cimeng, marijuana, gele, dan pocong. Kata marijuana menggambarkan bunga, batang, biji, dan daun kering dari tanaman ganja. Marijuana juga menjadi obat terlarang yang paling umum digunakan. Biasanya, pemakainya menggunakan ganja kering dengan memasukkannya ke dalam lintingan rokok atau ke dalam pipa.

 

Efek jangka panjang yang ditimbukan dari mengonsumsi marijuana dapat memengaruhi perkembangan otak, gangguan pernapasan, meningkatnya denyut jantung, serta halusinasi yang berkepanjangan.

 

2. Shabu

Shabu memiliki nama sebutan lain, yaitu meth, metamfetamin, kristal, kapur, dan es. Shabu merupakan stimulan obat yang sangat adiktif. Bentuknya berwarna putih, tidak berbau, pahit, dan berbentuk seperti kristal. Shabu menjadi peringkat ke 2 jenis narkoba yang paling sering dikonsumsi. Biasanya, orang mengonsumsi shabu dengan cara dimakan, dimasukkan ke dalam rokok, diisap, serta dilarutkan dengan air ataupun alkohol lalu disuntik ke dalam tubuh.

Baca juga: Benarkah Rokok Elektrik Lebih Aman Dibanding Rokok Tembakau?

 

Efek jangka panjang yang ditimbulkan dari mengonsumsi shabu adalah menyebabkan efek seperti kecanduan yang kronis, halusinasi berlebihan, perubahan struktur dan fungsi otak, perilaku agresif dan bisa menimbulkan kekerasan, serta menurunnya berat badan.

 

3. Ekstasi

Ekstasi memiliki nama sebutan lain, yaitu E, X, XTC, dan incex. Ekstasi merupakan bahan kimia sintetis dengan efek kompleks. Pada awalnya, ekstasi digunakan sebagai obat untuk meningkatkan mood dan diet di Jerman.

 

Ekstasi ini menjadi peringkat ke 3 jenis narkoba yang paling sering dikonsumsi. Efek jangka panjang yang ditimbulkan dari mengonsumsi ekstasi dapat menyebabkan kecanduan semakin meningkat, kepanikan, insomnia, delusi paranoid dan depresi.

 

4. Heroin

Heroin memiliki nama sebutan lain, yaitu Putaw, bedak, dan etep. Heroin biasanya dijual dengan berbentuk serbuk putih atau kecokelatan, yang telah dicampur oleh gula, pati, dan susu bubuk. Biasanya heroin dikonsumsi dengan cara diisap atau dimasukkan ke dalam rokok atau dicairkan lalu disuntik ke dalam tubuh. Heroin menjadi peringkat ke 4 jenis narkoba yang paling banyak dikonsumsi.

 

Efek jangka panjang yang ditimbulkan dari mengonsumsi heroin dapat menyebabkan kerusakan gigi, menurunnya sistem kekebalan tubuh, insomnia, menurunnya fungsi seksual, keguguran hingga kematian.

 

Jika melihat efek jangka panjangnya, tentu Kamu tidak mau mencoba-coba narkoba Blue Safir atau yang lainnya ya, Gengs. Karena, tidak ada yang lebih baik dari memiliki tubuh, jiwa, dan mental yang sehat!