Anak-anak merupakan generasi masa depan bangsa. Kemajuan bangsa Indonesia berada di tangan mereka, sehingga sejak dini kualitas generasi muda ini sudah harus mulai ditingkatkan. Sebagai kunci kualitas seorang anak tentunya berasal dari makanan yang ia konsumsi. Nutrisi merupakan bekal utama untuk meningkatkan kualitas dan menunjang tumbuh kembang seorang anak. Nutrisi yang baik akan menjauhkan generasi muda dari bahaya dan membuatnya terbebas dari penyakit.

Saat ini, banyak sekali jajanan yang dijajakan penjual di sekolah. Warna dan tampilannya yang cantik membuat anak tidak tahan untuk tidak mencobanya. Ketika di sekolah, jajanan sekolah menjadi salah satu kekhawatiran orang tua. Kebanyakan jajanan sekolah yang ditemui merupakan jajanan yang tidak sehat dan bisa menjadi sumber penyakit.

Beragamnya jajanan sekolah tidak bisa terlepas dari bahaya yang mengintai. Penjual curang biasanya memberi kandungan tambahan yang berbahaya. Menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI, terdapat 3 jenis bahaya pada pangan yaitu bahaya biologis, bahaya kimia, dan  bahaya fisik.

Bahaya biologis merupakan bahaya yang disebabkan oleh makhluk hidup seperti mikroba (bakteri, protozoa, virus), hama, dan sejenisnya. Bahaya kimia bisa berasal dari bahan pangan alami yang memang mengandung bahan-bahan kimia beracun atau diti,bulkan oleh cemaran seperti residu pestisida, residu hormon, logam berat, dan lain-lain. Sedangkan bahaya fisik berasal dari cemaran fisik misalnya pecahan gelas, pecahan logam, pecahan batu, bagian tubuh serangga, dan lain-lain.

Jajanan sekolah yang dikonsumsi oleh anak menjadi tanggung jawab beberapa pihak ya, Mums. Tentu saja BPOM bertanggung jawab untuk itu, namun peran orang tua dan sekolah juga penting. Orang tua pun tidak bisa mengentikan anak untuk tidak membeli jajanan sama sekali, sebaiknya orang tua dan sekolah memberi edukasi mengenai cara memilih jajanan yang sehat dan mengenali jajanan yang tidak aman.

Jajanan yang tidak sehat bisa bisa mengandung bahan yang berbahaya atau kondisinya yang sudah rusak. Untuk mengenali kondisi pangan yang sudah rusak, Mums bisa mengenalinya menggunakan panca indera. Lihat tampilannya, apakah berlendir, perhatikan warnanya masih normal atau tidak, apakah kemasannya bocor atau menggembung atau robek, penyok dan lain sebagainya. Mums juga bisa mencium bau jajanan tersebut apakah tercium bau tengik atau busuk.

Baca juga : Camilan Sehat yang Tidak Membuat Gemuk

Berikut ini 5 kunci keamanan pangan untuk anak sekolah yang diberikan oleh BPOM RI, yuk Mums disimak agar bisa mengenali pangan yang sehat dan mengajarkannya kepada anak.

1. Kenali Pangan yang Aman

Pangan yang aman harus terhindar dari bahaya biologis, bahaya kimia dan bahaya fisik. Aman dari bahaya biologis: pangan terlihat bersih, tidak basi dan berbau asam atau busuk; dan kemasan tidak rusak. Aman dari bahaya kimia: pangan tidak terlalu kenyal, keras atau gosong; tidak berwarna mencolok; tidak dibungkus kertas bekas atau koran. Aman dari bahaya fisik: pangan tidak terkontaminasi rambut, serpihan kayu, potongan batu atau kerikil, steples, dan lain-lain.

2. Beli Pangan yang Aman

Mums, sebaiknya beli pangan di tempat yang bersih dan terlindung dari sinar matahari langsung, debu, hujan, dan angin; pilih makanan yang telah dimasak sampai matang; pilih makanan yang tersaji dengan baik dan bersih.

3. Baca Label dengan Seksama

Teliti kembali label pada makanan yang dikemas. Periksa nama pangan olahan, berat bersih, nama dan alamat produsen/importir, bahan yang digunakan, nomor pendaftaran pangan, tanggal kedaluwarsa, kode produksi, kandungan zat gizi, keterangan halal, peringatan, dan petunjuk penyimpanan.

4. Jaga Kebersihan

Jangan lupa untuk membersihkan diri, tidak mau dong kalau ternyata jajanan yang dikonsumsi aman tapi ternyata jadi berbahaya karena kuman yang berasal dari tangan kita sendiri. Biasakan mencuci tangan saat sebelum dan setelah makanan; setelah batuk, bersin dan memakai tisu; setelah menyentuh  binatang; setelah memakai sepatu/sandal; setelah dari toilet; setelah membersihkan sampah; setelah memegang uang dan benda kotor lainnya.

5. Catat Apa yang ditemukan Saat Jajan Kepada BPOM

Laporkan apa yang Mums atau anak temukan saat jajan melalui e-notifikasi subsite klubpompi.pom.go.id . Caranya: buka klubpompi.pom.go.id Pilih menu edukasi, pilih sub menu e-notifikasi, klik sub sub menu e-notifikasi keamanan PJAS / e-Notifikasi Aksi Nasional PJAS untuk mengisi formulir. Pastikan formulir terisi lengkap lalu Klik tombol kirim.

Baca juga : Orang Tua, Hati-hati Anak Juga Bisa Stres

Daripada membiarkan anak terlalu sering mengonsumsi jajanan sekolah yang belum terjamin keamanannya, Mums bisa menyediakan bekal makanan sehat dari rumah dan mengajak anak untuk ikut berpartisipasi membuat makanan favoritnya, pastikan kalau Mums memilih bahan-bahan yang sehat, ya. Untuk menahan keinginan anak untuk jajan saat di sekolah, jangan lupa siapkan menu sarapan yang bergizi agar anak tidak kelaparan saat di sekolah. Mums juga harus memberi uang jajan secukupnya dan tidak perlu berlebihan, ajarkan untuk mengalokasikan uang tersebut dari jajanan sekolah kepada kebiasaan menabung.

Pengawasan dan pengedaran jajanan sekolah ini menjadi tugas dan tanggung jawab banyak pihak yakni guru sekolah, orang tua, dan BPOM, serta pemerintah daerah. Jangan sampai generasi masa depan bangsa menjadi gelap hanya karena jajanan yang tidak sehat. Dimulai dari hal kecil, yuk ajarkan anak untuk memilih jajanan sekolah yang sehat. Hal kecil ini akan membuat kita terbebas dari penyakit, lho.

Baca juga : Sistem Kebut Semalam Berdampak Buruk Pada Otak