Pernah enggak Kamu membayangkan hidup di dunia ini tanpa bisa mencium bau apapun? Baru-baru ini penelitian mengungkap dampak kehilangan indera penciuman. 

 

Sebanyak satu dari 20 orang di dunia ini hidup tanpa bau. Tetapi sampai sekarang hanya ada sedikit penelitian tentang berbagai dampak emosional dan bagaimana kehidupan sehari-hari orang yang mengalaminya. 

 

Studi baru mengungkapkan semuanya, bagaimana dampak hidup tanpa indera penciuman yang sebenarnya.

 
 
Baca juga: Kenali Gejala dan Penyebab Anosmia!

 

Dampak Kehilangan Indera Penciuman

Kamu mudah saja membayangkan aroma rumput yang dipotong, roti yang baru saja dipanggang, kenangan masa kecil, orang-orang terkasih, suasana hari raya. Apa yang terjadi ketika semuanya hilang?

 

Sebuah studi baru dari University of East Anglia mengungkapkan dampak emosional dan kehidupan akibat hilangnya indera penciuman. Ternyata, orang yang hidup tanpa bisa membaui apapun, akan terganggu hampir pada semua aspek kehidupannnya. Mulai masalah sehari-hari tentang kebersihan pribadi hingga hilangnya keintiman seksual dan kehancuran relasi dengan orang sekitar.

 

 

Prof Carl Philpott, dari Fakultas Kedokteran Norwich UEA, mengatakan, "Gangguan bau mempengaruhi sekitar lima persen dari populasi dan menyebabkan orang kehilangan indra penciuman, atau mengubah cara mereka merasakan bau. Beberapa orang bahkan sama sekali tidak dapat merasakan bau.”

 

Ada banyak penyebab hilangnya indera penciuman, misalnya infeksi dan cedera. Penyakit neurologis seperti Alzheimer dan efek samping beberapa obat juga bisa menyebabkan orang kehilangan indera penciuman.

 

Kebanyakan pasien menderita kehilangan persepsi rasa yang dapat mempengaruhi nafsu makan dan dapat menjadi lebih buruk jika ia juga mengalami distorsi dalam indra penciuman. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa orang yang kehilangan indera penciumannya juga melaporkan tingginya tingkat depresi, kecemasan, isolasi dan kesulitan hubungan.

 

Baca juga: Hati-hati, Penggunaan Lilin Beraroma Bisa Berbahaya bagi Kesehatan!

 

Kualitas Hidup Menurun dan Bisa Berbahaya!

Dalam penelitian kali ini, para peneliti bekerja sama dengan klinik Smell and Taste di Rumah Sakit Universitas James Paget, Gorleston-On-Sea. Klinik ini dibuka pada 2010 dan merupakan klinik pertama di Inggris yang didedikasikan untuk rasa dan bau.

 

Penelitian ini melibatkan 71 peserta berusia antara 31-80 yang menderita gangguan fungsi penciuman. Penelitian juga bekerja sama dengan Fifth Sense, badan amal untuk orang-orang yang terkena gangguan bau dan rasa.

 

Penelitian ini menunjukkan bahwa orang yang kehilangan indera penciuman mengalami berbagai gangguan pada kualitas hidup mereka. Dampak emosional maupun fisik. Mereka yang tidak dapat merasakan bau mengalami perasaan emosional negatif, merasa terisolasi, dan menghadapi gangguan hubungan dan fungsi sehari-hari.

 

Sedangkan pada kesehatan fisik, dampak kehilangan indera penciuman adalah kesulitan dalam pekerjaan dan beban keuangan. "Salah satu masalah yang sangat besar adalah masalah pada persepsi bahaya. Mereka tidak bisa mencium makanan yang sudah busuk, atau tidak bisa mencium bau gas atau asap. Ini mengakibatkan beberapa orang nyaris celaka,” jelas Prof Philpot.

 

Penderitaan lainnya adalah tidak lagi menikmati makan, dan beberapa telah kehilangan nafsu makan yang berdampak pada berat badan turun. Sebaliknya, ada yang makan berlebihan, dan akibatnya menambah berat badan.

 

Baca juga: Gangguan Penciuman: Hiposmia vs Hiperosmia

 

Bau dan Ingatan Saling Berhubungan

Dampak lain kehilangan indera penciuman adalah ketidakmampuan untuk menghubungkan bau dengan ingatan bahagia. Ini akan menjadi masalah. Aroma api unggun malam, aroma Natal, parfum, dan orang-orang terdekat, semua hilang.

 

Ternyata, bau menghubungkan kita dengan orang-orang, tempat, dan pengalaman emosional. Sehingga orang-orang yang kehilangan indra penciuman akan kehilangan semua kenangan yang dibangkitkan dari bau.

 

Mereka juga kadang tidak memerhatikan kebersihan diri karena tidak dapat mencium bau diri mereka sendiri. Orang tua yang memiliki anak kecil tidak dapat mengetahui kapan popok perlu diganti. Seorang ibu merasa sulit untuk terikat dengan bayinya karena dia tidak bisa mencium baunya.

 

Banyak peserta penelitian juga menggambarkan dampak negatif pada hubungan dengan pasangan. Mereka tidak menikmati makan bersama hingga dampak pada hubungan seksual.

 

Semua masalah ini menyebabkan beragam emosi negatif termasuk kemarahan, kecemasan, frustrasi, depresi, isolasi, hilangnya kepercayaan diri, penyesalan, dan kesedihan. Dan masalahnya diperparah oleh kurangnya pemahaman tentang gangguan ini di kalangan dokter.

 

Duncan Boak, Pendiri dan Ketua Fifth Sense, mengatakan, anosmia atau kehilangan indera penciuman dapat memiliki dampak besar pada kualitas hidup masyarakat dalam banyak hal, seperti yang ditunjukkan oleh penelitian ini.

 

Para peneliti berharap bahwa temuan mereka akan membantu memotivasi dokter untuk menangani masalah penciuman dengan lebih serius, dengan bantuan dan dukungan yang lebih baik untuk pasien.

 

Baca juga: Kenapa Ya Aroma Bayi Baru Lahir Sangat Harum?

 

 

Referensi:

Sciencedaily.com. What it's like to live without a sense of smell

Healthline.com. What Is Anosmia?

Fifthsense.org.uk. Anosmia – the loss of the sense of smell, either total or partial.