Tanggal 4 Februari diperingati oleh seluruh dunia sebagai World Cancer Day alias Hari Kanker Sedunia. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan awareness atau kepedulian dari penduduk dunia terhadap kanker. 

 

Kanker adalah suatu kelompok penyakit yang memiliki karakteristik adanya pembelahan sel-sel tubuh yang tidak terkendali dan dapat pula menyebar ke jaringan atau organ lainnya. Berdasarkan data dari World Health Organisation (WHO), satu dari 5 pria dan satu dari 6 wanita di dunia mengalami kanker semasa hidupnya. Tiga jenis kanker yang angka kejadiannya paling tinggi adalah kanker paru-paru, kanker payudara pada wanita, dan kanker kolorektal (usus besar). Di Indonesia sendiri, hasil Riset Kesehatan Dasar Nasional (Riskesdas) tahun 2018 mencatat angka kejadian kanker sebesar 1,8 permil.

 

Jika berbicara mengenai penanganan kanker, mungkin yang akan langsung terbersit di benak Geng Sehat adalah kemoterapi. Yup, kemoterapi memang merupakan salah satu pilihan dalam penanganan kanker. Kemoterapi adalah pemberian obat-obatan yang sifatnya mengendalikan pembelahan sel kanker. 

 

Namun ternyata, kemoterapi bukanlah satu-satunya penanganan yang dapat dilakukan untuk terapi penyakit kanker, lho! Berikut ini adalah jenis-jenis terapi lain yang umum digunakan untuk menangani kanker.

 

Baca juga: Hari Kanker Sedunia, Tentukan Pilihan Sehatmu Sekarang!

 

Pembedahan (surgery)

Pembedahan, atau operasi (surgery) dilakukan tidak hanya sebagai pengobatan kanker saja, lho Gengs. Pembedahan juga dapat dilakukan untuk mendiagnosis dan menentukan stadium (staging) kanker, bahkan untuk mencegah terjadinya kanker.

 

Pada sebagian besar kasus kanker, penegakan diagnosis untuk menentukan jenis kanker yang dialami oleh pasien hanya dapat dilakukan dengan pembedahan. Pembedahan dengan tujuan diagnosis biasanya disebut biopsi. Saat dilakukan biopsi, dokter akan mengambil sebagian jaringan dari organ yang terduga mengalami kanker, kemudian jaringan ini akan diperiksa di laboratorium untuk menegakkan diagnosis mengenai tipe kanker yang dialami oleh pasien.  Hasilnya kemudian menjadi dasar untuk dokter menentukan terapi berikutnya.

 

Pembedahan juga dapat dilakukan untuk tujuan pengobatan atau kuratif, dan biasanya dilakukan untuk kanker yang sifatnya terlokalisasi alias tidak menyebar ke organ lainnya. Dokter akan mengambil bagian tubuh yang mengalami kanker, dan kemudian dapat dilakukan kemoterapi atau terapi radiasi setelah operasi untuk membunuh sisa-sisa sel kanker yang masih ada.

 

Baca juga: Tips Mengatasi Gejala Kanker yang Sangat Mengganggu

 

Pembedahan juga dapat dilakukan untuk mengembalikan bentuk dan fungsi suatu organ yang telah mengalami pembedahan sebelumnya. Contohnya adalah breast reconstruction surgery untuk pasien-pasien setelah menjalani mastektomi (pengangkatan satu atau kedua payudara) pada kasus kanker payudara. Pada breast reconstruction surgery, dilakukan pengembalian bentuk payudara, dan hal ini dapat dilakukan bersamaan dengan mastektomi ataupun setelahnya.

 

Pembedahan juga dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya kanker, meskipun belum ada tanda-tanda klinis terjadinya kanker. Contoh yang paling terkenal adalah mastektomi payudara kiri dan kanan yang dilakukan oleh aktris cantik Angelina Jolie pada tahun 2013. Hal ini ia lakukan karena sang ibu memiliki riwayat kanker payudara dan meninggal pada usia 56 tahun karena penyakit tersebut.

 

Memang pada pasien dengan sejarah keluarga yang kuat terdeteksi kanker payudara, akan diturunkan gen yang erat kaitannya dengan kanker payudara, yakni BRCA1 dan BRCA2. Sehingga pada pasien yang terdeteksi memiliki gen ini, dapat dilakukan tindakan pencegahan berupa pengangkatan payudara (mastektomi) seperti yang dilakukan oleh Angelina Jolie.

 

 

Baca juga: 6 Kebiasaan Baik Ini Dapat Menurunkan Risiko Kanker Payudara

 

Terapi radiasi

Terapi radiasi, atau banyak pasien di Indonesia menyebutnya terapi sinar, adalah penggunaan partikel atau gelombang berenergi tinggi untuk menghancurkan atau merusak sel-sel kanker. Partikel atau gelombang yang digunakan antara lain sinar X, sinar gamma, atau electron beams.

 

Pada beberapa jenis kanker, terapi radiasi menjadi pilihan tunggal dalam penanganan kanker. Namun dalam beberapa kasus, radiasi juga dapat dilakukan bersama pembedahan dan kemoterapi. Radiasi dapat dilakukan sebelum pembedahan untuk mengecilkan ukuran tumor yang akan diambil, atau setelah pembedahan untuk mencegah tumor kembali.

 

Radiasi juga dapat dilakukan bersamaan dengan kemoterapi, dimana beberapa obat kemoterapi dapat membuat sel-sel kanker menjadi lebih sensitif terhadap sinar radiasi sehingga radiasi dapat lebih efektif dalam membunuh sel kanker.

 

Radiasi diberikan baik secara eksternal, internal, maupun sistemik. Pada radiasi eksternal, akan digunakan sebuah mesin yang ‘menembakkan’ sinar energi tinggi ke tumor yang dituju. Radiasi biasanya berlangsung selama beberapa minggu. Sedangkan radiasi internal disebut juga brakiterapi, yaitu meletakkan suatu sumber radiasi ke dalam tubuh di daerah dekat atau di dalam tumor. Sedangkan radiasi sistemik adalah memasukkan obat yang bersifat radioaktif dengan cara diminum atau disuntikkan.

 

Baca juga: 5 Hal yang Harus Kamu Tahu tentang Kemoterapi Kanker

 

Targeted therapy

Secara teknis, targeted therapy atau terapi target memang serupa dengan kemoterapi, yakni penggunaan obat-obatan dalam penanganan kanker dimana akan diberikan obat lewat rute oral (diminum) ataupun disuntikkan. Namun, mekanisme kerja obat targeted therapy berbeda dengan obat-obat kemoterapi konvensional.

 

Jika pada obat kemoterapi konvensional obat akan bekerja tanpa pandang bulu alias menyerang perkembangan baik sel kanker maupun sel non kanker, maka targeted therapy didesain untuk bekerja pada sel kanker saja. Obat targeted therapy biasanya bekerja dengan mengenali suatu molekul di dalam sel bernama reseptor, yang hanya dimiliki oleh sel kanker namun tidak dimiliki oleh sel normal.

 

Namun demikian, targeted therapy terkadang juga diberikan bersama dengan obat kemoterapi konvensional, atau dengan pembedahan atau radiasi, untuk meningkatkan efektivitasnya dalam menangani kanker.

 

Baca juga: Pengobatan Kanker Lebih Terarah dengan Terapi Target
 

Gengs, itu dia jenis-jenis terapi yang dapat dilakukan untuk menangani kanker. Ternyata kanker tidak hanya dapat ditangani dengan pemberian obat kemoterapi saja, ya! Kanker juga dapat ditangani dengan pembedahan, radiasi, atau pemberian targeted therapy. Pilihan terapi yang akan dilakukan tentu saja dipilih oleh dokter berdasarkan jenis kanker, ada atau tidaknya penyebaran ke organ lain, komplikasi yang menyertai (misalnya penurunan fungsi jantung, hati, atau ginjal). 

 

Selamat memperingati Hari Kanker Sedunia!

 

Referensi:

Who.int. (2018). Latest global cancer data: Cancer burden rises to 18.1 million new cases and 9.6 million cancer deaths in 2018. [online] Available at: https://www.who.int/cancer/PRGlobocanFinal.pdf

Cancer.org. (2019). Types of Cancer Treatment | American Cancer Society

 

Faktor Pemicu Kanker Payudara - Guesehat