Gengs, tahukah Kamu bahwa setiap tanggal 4 Februari dunia memperingati World Cancer Day alias Hari Kanker Sedunia? Yup, hal ini diadakan untuk meningkatkan awareness alias kepekaan terhadap penyakit kanker. Diharapkan dengan peringatan ini, semua orang, baik pasien yang hidup dengan kanker maupun tidak, dapat menjadi lebih peka terhadap penyakit kanker dan ‘perang’ melawan penyakit ini.

 

Kanker adalah suatu kondisi ketika sel-sel tubuh membelah secara abnormal alias tidak terkendali. Seperti kita tahu, sel adalah satuan kecil dalam tubuh manusia. Setiap organ yang kita miliki terbentuk dari miliaran sel dengan fungsinya masing-masing.

 

Sel dalam tubuh manusia senantiasa melakukan pembelahan, agar terbentuk sel baru. Sel-sel baru inilah yang berperan dalam proses perkembangan kita. Nah, pada penyakit kanker, sel-sel yang abnormal ini akan mendesak sel-sel yang normal, sehingga mengganggu fungsi fisiologis tubuh.

 

Baca juga: Ini 5 Jenis Kanker Paling Langka di Dunia!

 

Berbicara mengenai kanker, tentu tidak lepas dari berbicara mengenai kemoterapi. Apakah Geng Sehat pernah mendengar tentang kemoterapi untuk penyakit kanker? Apa yang ada di dalam benak Kamu saat mendengar kata kemoterapi? Kebanyakan orang menganggap kemoterapi sebagai sesuatu yang menyeramkan, bahkan bisa dibilang ‘death sentence’. Kemoterapi identik dengan efek samping yang berat pula.

 

Sebagai seorang apoteker yang bekerja di rumah sakit khusus kanker, setiap hari saya mendampingi banyak pasien menjalani kemoterapi mereka. Harus saya akui, menjalani kemoterapi memang bukan sesuatu yang mudah bagi pasien-pasien ini. Namun, tahukah Kamu yang mereka butuhkan sebenarnya hanyalah dukungan! Dukungan dari siapapun, agar mereka tetap mampu berjuang melawan kanker.

 

Untuk itu, yuk kita cari tahu mengenai kemoterapi kanker ini. Dengan semakin mengenal salah satu moda pengobatan pada penyakit kanker, siapa tahu kita jadi semakin dapat memberikan dukungan bagi para survivor kanker!

 

1. Kemoterapi hanyalah salah satu dari banyak moda pengobatan kanker

Kemoterapi adalah salah satu moda pengobatan kanker. Selain kemoterapi, pengobatan kanker juga dapat dilakukan melalui operasi, radiasi, penggunaan terapi hormon dan targeted therapy, hingga transplantasi stem cell dan sumsum tulang belakang. Moda pengobatan yang dipilih akan ditentukan oleh dokter berdasarkan jenis kanker yang dialami.

 

Seperti yang saya sebutkan di atas, moda pengobatan penyakit kanker bergantung pada jenis kanker yang dialami masing-masing pasien. Terkadang, kemoterapi menjadi satu-satunya moda pengobatan yang dijalani pasien. Namun, sering pula kemoterapi dikombinasikan dengan moda pengobatan lainnya. Misalnya, kemoterapi dengan operasi, kemoterapi dengan radiasi, atau kemoterapi dan pemberian hormonal atau targeted therapy.

 

Baca juga: Tentang Myelofibrosis, Kanker Langka yang Menyerang Istri Said Bajaj Bajuri

 

2. Kemoterapi adalah terapi menggunakan agen obat

Kemoterapi menggunakan sekelompok obat-obatan antikanker yang akan merusak sel-sel kanker. Obat-obat anti kanker disebut juga sitotoksik (cytotoxic). Cyto berasal dari bahasa Yunani, kutos, yang artinya 'sel'. Jadi, sitotoksik dapat diartikan sebagai toksik alias beracun untuk sel.

 

Obat-obatan antikanker bekerja melawan kanker dengan cara menganggu perkembangan dan pembelahan sel kanker. Sel kanker akhirnya berhenti membelah dan mati. Obat-obatan ini juga dapat menyerang sel yang sehat atau normal, tetapi sel-sel yang normal biasanya memiliki kemampuan untuk memperbaiki diri setelah terpapar obat sitotoksik ini.

 

3. Masing-masing jenis kanker memiliki pilihan obatnya sendiri

Obat kemoterapi untuk pasien kanker payudara tidak akan sama dengan kemoterapi pasien kanker paru-paru. Bahkan, untuk satu jenis kanker yang sama pun, pilihan obat kemoterapi untuk satu pasien dapat berbeda dengan pasien lainnya. Faktor lain yang menentukan pilihan obat yang digunakan dalam kemoterapi antara lain kondisi penyebaran kanker, usia pasien, serta kondisi organ pasien, misalnya kondisi ginjal dan hati.

 

Seorang pasien yang sedang menjalani kemoterapi dapat menggunakan satu atau lebih obat kemoterapi untuk penyakitnya. Kombinasi beberapa obat dengan mekanisme kerja yang berbeda dalam membunuh sel kanker terkadang diperlukan untuk beberapa jenis kanker tertentu.

 

Hal ini biasa disebut dengan regimen kemoterapi. Pilihan obat yang digunakan dalam pengobatan kanker tertentu didasarkan pada hasil uji klinis yang sudah dilakukan terhadap banyak pasien di seluruh dunia.

 

Baca juga: Stop Percaya Mitos Penyebab Kanker Ini!

 

4. Kemoterapi dapat diberikan lewat berbagai cara

Kemoterapi dapat diberikan melalui beberapa rute atau jalan pemberian. Rute mana yang digunakan lagi-lagi tergantung pada jenis kanker yang dialami serta obat apa yang digunakan. Rute pemberian yang paling sering digunakan adalah melalui intravena, yaitu obat kemoterapi diinfuskan kepada pasien. Lamanya infus ini tergantung pada obat yang digunakan. Ada yang hanya 30 menit, tetapi ada juga yang harus diinfuskan hingga 46 jam!

 

Rute lain yang umum digunakan untuk pemberian obat kemoterapi adalah rute oral, alias obat minum. Cara ini memungkinkan kemoterapi dilakukan pasien di rumah tanpa harus dirawat di rumah sakit. Rute pemberian lainnya adalah intratekal (disuntik di tulang belakang), subkutan (disuntik di bawah kulit), atau intramuskular (disuntik di lapisan otot).

 

5. Efek samping kemoterapi terjadi pada sel tubuh yang membelah dengan cepat

Kemoterapi dianggap sebagai sesuatu yang menakutkan, karena banyaknya efek samping yang muncul. Efek samping dari tiap obat kemoterapi tidaklah sama, sehingga efek samping kemoterapi tergantung pada jenis dan jumlah obat yang digunakan.

 

Secara umum, efek samping kemoterapi akan paling tampak pada area yang memiliki kecepatan pembelahan sel yang cepat. Misalnya, sel-sel pada folikel rambut, sel-sel mukosa di saluran pencernaan, sumsum tulang belakang tempat terbentuknya sel-sel darah, dan sel-sel yang ada di mulut.

 

Seperti yang sudah saya jelaskan di awal, obat kemoterapi juga dapat menyerang sel yang normal. Dan karena obat kemoterapi ditujukan untuk sel-sel kanker yang memiliki pembelahan diri paling cepat, maka tidak heran sel normal yang disasar oleh obat kemoterapi adalah sel yang dalam skala normal pun membelah dengan cepat.

 

Efek samping kemoterapi pada folikel rambut berdampak pada terjadinya kerontokan rambut. Beberapa pasien yang saya kenal memilih memotong rambutnya menjadi pendek atau dicukur habis sekalian. Mereka bilang, lebih baik begitu daripada setiap hari membersihkan rambut yang mengalami kerontokan. Banyak yang kemudian memilih menggunakan wig, turban, atau penutup kepala lainnya, untuk menutupi kerontokan yang terjadi.

 

Sedangkan pada saluran pencernaan, efek samping kemoterapi adalah mual dan muntah. Hal ini biasanya dapat dikurangi dengan pemberian obat antimual. Dan kebanyakan pasien berkata kepada saya bahwa pemberian obat antimual sangat membantu mereka dalam menghadapi efek samping kemoterapi yang satu ini.

 

Baca juga: Kenali Berbagai Jenis Kanker Paru-Paru

 

Seriawan dan mukositis oral adalah efek samping kemoterapi pada sel-sel mukosa mulut. Terkadang seriawan membuat pasien sulit makan. Cara mengatasinya, dokter akan meresepkan obat yang berfungsi sebagai oral hygiene, seperti obat kumur.

 

Kemoterapi juga dapat menyebabkan produksi sel darah terganggu. Jadi, terkadang pasien memiliki jumlah leukosit (sel darah putih) atau trombosit (keping darah) di bawah batas normal. Biasanya, dokter akan meresepkan beberapa jenis obat yang membantu jumlah sel darah kembali normal.

 

Nah Gengs, itulah dia beberapa hal yang sebaiknya Kamu ketahui tentang kemoterapi untuk penyakit kanker. Seperti yang saya sebutkan di atas, dukungan adalah hal yang dibutuhkan oleh para pasien kanker yang sedang menjalani kemoterapi. Jadi, mereka secara fisik dan mental mampu menjalani semua siklus kemoterapi. Dan, tentunya diharapkan dapat mengatasi penyakit yang dialami.