Salah satu dampak paling rentan yang bisa diciptakan oleh kanker terhadap pernikahan adalah pengaruhnya terhadap kemampuan untuk menikmati seks. Meskipun tidak semua penderita kanker menemui tantangan ataupun hambatan yang intens untuk berhubungan intim dengan pasangannya. Contohnya, tidak semua jenis kanker menyerang organ vital. Menurut buku Living Beyond Breast Cancer oleh Marisa Weiss, M.D. dan Ellen Weiss, mempertahankan hubungan intim dengan pasangan justru memberi dampak positif yang luar biasa untuk pemulihan dan kepercayaan diri survivor kanker payudara. Begitu juga dengan jenis kanker lain.

 

Seks mungkin menjadi sesuatu yang harus dibicarakan bersama, jika pasangan sedang menjalani terapi pengobatan kanker. Hal ini dikarenakan, secara umum cukup aman bagi siapapun untuk berhubungan intim dengan penderita kanker yang tidak menyerang organ genital. Seks tidak akan membuat kanker menjadi lebih parah atau meningkatkan risiko kambuhnya kanker. Suami atau istri dari penderita kanker pasti juga mendapatkan pemeriksaan kesehatan dan penyuluhan dari dokter terkait adaptasi hubungan intim selama masa penyembuhan kanker. Sebaiknya, penderita kanker dan pasangannya memiliki kesepakatan, tentang kondisi, prosedur, atau posisi seks yang tidak dilakukan demi kenyamanan serta alasan kesehatan. Apalagi jika penderita telah berangsur sembuh dari kanker. Seks pasca pemulihan kanker, semestinya tidak perlu menjadi masalah yang mengganjal dalam pernikahan, selama pasangan suami istri memiliki keterbukaan hati, dan rasa saling memahami. Yuk, simak penjelasan berikut, agar semakin tahu pengaruh apa saja yang rentan dirasakan penderita kanker, serta tips berhubungan seks pasca perawatan kanker.

Baca juga: Rezy Selvia Dewi Selalu Dampingi Suami saat Berjuang Melawan Kanker Lidah

 

Jenis Kanker yang Berdampak Besar pada Seksualitas

Mengapa penting untuk memahami kondisi seksualitas penderita kanker? Tentunya karena beberapa jenis kanker memang berdampak secara langsung terhadap hubungan seks. Misalnya, kanker serviks dan kanker prostat. 

  • Pengaruh Kanker Prostat terhadap Aktivitas Seks

Dilansir dari webmd.com,  pria yang telah pulih dari kanker prostat biasanya cenderung membutuhkan waktu dan adaptasi untuk mempertahankan ereksi pasca pengobatan kanker. Kenyataannya, perawatan dan terapi hormon yang harus dijalani oleh penderita kanker prostat agar sel-sel kanker tidak tumbuh semakin ganas memang memengaruhi performa seks pria. Beberapa pengaruh yang kerap dirasakan oleh penderita, antara lain padamnya gairah seksual, kadar hormon testosterone yang menurun, dan perubahan ukuran yang cukup drastis pada penis. Pastinya membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan perubahan-perubahan ini. Pria membutuhkan testoteron untuk memiliki dorongan seksual yang sehat. Bila kadar hormon testosteron terlalu rendah, dokter biasanya akan menganjurkan terapi untuk mengembalikan testostron penderita kanker prostat ke level normal. Sedangkan untuk ukuran penis yang berubah, dokter juga bisa meresepkan obat untuk meminimalisir terjadinya disfungsi ereksi. Obat-obatan yang diberikan pada penderita kanker prostat, bertujuan untuk meningkatkan aliran darah ke arah penis, sehingga bisa mencegah ukuran penis yang mengecil ketika ereksi.

 

  • Pengaruh Kanker Organ Reproduksi Wanita terhadap Hubungan Intim

Penderita kanker organ reproduksi wanita, seperti kanker serviks, yang telah selesai menjalani terapi radiasi dan kemoterapi, kemungkinan mengalami kekeringan vagina yang intens sehingga menyebabkan timbulnya rasa nyeri saat berhubungan intim. Jika telah dilakukan operasi pengangkatan rahim, dokter biasanya tidak menganjurkan untuk berhubungan seks terlebih dahulu sampai penderita kanker serviks ini telah benar-benar dinyatakan sembuh total. Namun, alasan utama mengapa penderita kanker serviks harus menunda hubungan seks, adalah sama sekali bukan karena risiko menularkan virus HPV pada pasangannya. Menurut penelitian, virus HPV bisa menyebabkan kanker penis pada pria. Namun, kemungkinan bagi pria untuk terjangkit kanker penis akibat serangan virus ini, sangatlah kecil, bahkan persentasenya kurang dari 5 persen. Kenapa bisa begitu? Ini dikarenakan virus HPV lebih peka jika menempel pada serviks wanita, ketimbang pada kulit organ vital pria.

Baca juga: Jarang Melakukan Hubungan Seks? Ini 14 Dampaknya bagi Kesehatan! 

 

Kendala Fisik yang Umum Dialami Penderita Kanker

Tidak semua penderita kanker mengalami perubahan mood, atau kerontokan rambut yang sama setelah merampungkan perawatan. Ada survivor yang bisa cepat beradaptasi dengan efek pengobatan, ada yang membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk mengatasinya, termasuk tentang seksualitas. Inilah beberapa efek samping terkait hubungan seks yang mungkin dihadapi oleh seseorang setelah melakukan serangkaian pengobatan kanker jenis apapun. Penting untuk memahami hal ini, khususnya bila pasanganmu baru saja melewatinya.

  • Kemoterapi tidak hanya dapat memengaruhi fungsi ovarium, melainkan juga memicu perubahan hormonal.
  • Radiasi ke daerah panggul (pelvis) umumnya berpengaruh pada fungsi ovarium. Selain itu, radiasi juga mencetus terjadinya fase menopause secara permanen ataupun sementara waktu.
  • Operasi pembedahan untuk kanker payudara, tentunya membuat penderitanya harus merelakan payudaranya diangkat. Bahkan, operasi mastektomi parsial juga dapat mengurangi kenikmatan yang biasanya dirasakan wanita saat payudara dibelai. Hilangnya sensasi ini bisa terjadi jika puting atau jaringan di bawah payudara juga  diangkat.
  • Efek samping obat-obatan yang digunakan untuk mengobati rasa sakit, mual, depresi atau kecemasan selama masa pemulihan kanker, dapat menurunkan keinginan wanita untuk bercinta atau membuatnya sulit mencapai klimaks. 

 

Efek Emosional Pengobatan Kanker terhadap Fungsi Seksual

Reaksi emosional terhadap diagnosa dan pengobatan kanker juga bisa mengakibatkan penderitanya menarik diri secara seksual. Berikut ini merupakan respons yang umumnya dirasakan oleh penderita kanker:

  • Perasaan sedih, tertekan, dan depresi.
  • Kecemasan terhadap pendapat pasangan atau orang lain saat melihat perubahan fisik yang dialami.
  • Stres menyikapi penyesuaian yang harus dihadapi dalam pernikahan setelah terdiagnosa kanker.
  • Menurunnya harga diri akibat terus menerus merasa sakit.
  • Khawatir tidak bisa mengisi peran yang harus dipenuhi di keluarga juga di tempat kerja. 

 

Tanyakan sedetail mungkin pada dokter tentang efek samping dan risiko fungsi seksual yang mungkin dihadapi oleh penderita kanker sebelum memulai perawatan. Dengan begitu, Kamu dan pasangan dapat mengantisipasi gejalanya lebih awal. Jangan luput untuk menjaga keutuhan pernikahan jika pasangan tengah diuji dengan kanker, ya. Ingat lho, suami istri yang tetap tegar setelah melewati segala yang bisa memisahkan mereka, adalah pasangan yang memang semestinya selalu bersama.  (TA/WK)

Baca juga: 11 Kebiasaan Buruk yang Melenyapkan Gairah Seks dalam Pernikahan