Niat hati ingin berlibur bersama keluarga, pilihan Ria Ricis menyertakan bayinya dalam aktivitas ekstrem justru menimbulkan kontroversi. Begini cerita selengkapnya.

 

Kepala Bayi Terguncang Terlalu Keras, Waspada Shaken Baby Syndrome

Memang tak mudah menjadi orang tua apalagi sekaligus menjadi figur publik. Aktivitas Ria Ricis berlibur bersama suaminya dan Moana, anaknya yang baru berusia 5 bulan, mendapat perhatian publik dan banyak dikritik. Hal itu disebabkan Ricis mengajak Moana menaiki jet ski.

 

Dalam video yang diunggah Ricis di Instagram, Moana terlihat tidak mengenakan pelampung dan digendong tanpa alat pengaman lainnya. Kritik semakin tajam karena Teuku Ryan, suami Ricis, menggendong Moana sambil menyetir jet ski, sehingga Moana hanya digendong dengan 1 tangan.

 

Belum selesai sampai di situ, Ricis juga sempat mengajak Moana menaiki ATV melintasi area hutan. Tanpa pengaman kepala apa pun, Moana digendong menggunakan gendongan model sling dan ikut berpetualang menyusuri jalanan berbatu dan berair.

 

Sepintas lalu, mungkin tak ada yang salah dengan aktivitas yang dilakukan Ricis bersama keluarga kecilnya. Mereka hanyalah keluarga yang sedang menikmati liburannya. Namun jika ditelaah lebih teliti, keputusan Ricis membawa serta Moana dalam berbagai aktivitas ekstrem dianggap berani dan cukup berisiko oleh sebagian orang dan ahli.

 

Kegiatan ekstrem dengan banyak guncangan berisiko menimbulkan cedera otak hingga sindrom bayi terguncang atau Shaken Baby Syndrome (SBS). SBS merupakan cedera otak akibat trauma kepala yang dapat terjadi saat bayi terlempar, berlari, tersentak, atau terguncang.

 

Bayi, terutama yang masih sangat kecil, memiliki kepala yang relatif besar dan otot leher yang lemah. Jadi, segala jenis gerakan keras akan menimbulkan semacam efek cemeti (whiplash effect) akibat pergerakan yang terlalu cepat dan kuat saat bayi tersentak ke depan atau ke samping. Selain itu, otak bayi yang masih lembut dan berkembang, jauh lebih sensitif terhadap cedera dan kerusakan serius daripada otak orang dewasa. 

 

Baca juga: Stop Pijat Hidung Bayi, Tak Akan Bikin Mancung!

 

  

Bahaya Sindrom Bayi Terguncang

SBS makin berbahaya pada bayi karena pembuluh darahnya masih sangat rapuh, yang berisiko robek saat otak bayi bergeser dengan cepat di dalam tengkorak. Penumpukan darah di ruang kecil memberi tekanan pada otak dan mata. Terkadang gerakan kasar juga dapat melepaskan retina (bagian belakang mata yang peka terhadap cahaya), hingga mengakibatkan kebutaan. 

 

Dampak yang ditimbulkan jelas tak main-main. Cedera umum akibat sindrom ini dapat mengakibatkan hematoma subdural (perdarahan otak), perdarahan retina (perdarahan di belakang mata), edema serebral (pembengkakan otak), dan patah tulang tengkorak. Memar, patah tulang rusuk, dan patah tulang lainnya juga merupakan tanda umum sindrom bayi terguncang.

 

Bagaimana bisa tahu jika bayi mengalami SBS? Ada tanda-tanda tertentu yang harus diwaspadai, meskipun gejalanya bisa bervariasi tergantung pada tingkat keparahan kejadiannya.

 

Gejala pada kasus lebih ringan meliputi:

  • Kesulitan mengisap atau menelan.
  • Nafsu makan menurun.
  • Perubahan pola tidur.
  • Menangis atau rewel.
  • Muntah.
  • Kelesuan.

 

Sementara gejala parah sindrom bayi terguncang meliputi:

  • Ketidakmampuan untuk mengisap atau menelan.
  • Ukuran pupil yang tidak sama.
  • Ketidakmampuan untuk memfokuskan mata atau melacak gerakan.
  • Ketidakmampuan mengangkat kepala.
  • Kesulitan bernapas atau membiru.
  • Penurunan kesadaran.
  • Kejang.

  

Baca juga: Anak Stunting Miliki Masa Depan Suram, Cegah dengan Tiga Cara Berikut!

 

Seberapa cepat gejala sindrom bayi terguncang muncul? Tanda dapat muncul segera setelah kejadian dan biasanya memuncak dalam waktu empat sampai enam jam, menurut American Association of Neurological Surgeons.

 

Di sisi lain, karena sindrom bayi terguncang menyebabkan cedera otak, kerusakan mungkin tidak terlihat sampai bayi sudah siap untuk merangkak, berjalan, atau berbicara. Untuk menentukan apakah bayi mengalami SBS, dokter akan melakukan CT scan untuk melihat tingkat dan sifat kerusakannya. 

 

Terlepas dari itu, SBS tentu saja sangat dapat dicegah. Yang terpenting, bayi harus diperlakukan dengan lembut dan jangan pernah diguncang. Maka, jangan pernah lakukan beberapa hal ini pada bayi:

  • Melempar bayi ke udara.
  • Mengayunkan lengan atau kaki bayi, apalagi dengan keras dan cepat.
  • Membawa bayi jogging atau lari dengan menggendongnya di punggung atau dada.
  • Memantulkan bayi dengan kuat di atas lutut.
  • Membawa bayi berputar dengan cepat

 

Dan sebagai langkah pencegahan, lakukan selalu hal di bawah ini:

  • Sangga kepala bayi saat mengangkat atau menggendongnya, terutama jika ia masih berusia kurang dari empat bulan.
  • Hibur bayi dengan pelukan, goyangan lembut, dan suara yang menenangkan.
  • Pastikan orang lain yang merawat si Kecil tahu cara memperlakukan tubuhnya dengan hati-hati.

 

Tak selamanya yang terlihat menyenangkan bagi orang dewasa juga berlaku sama untuk bayi maupun anak-anak. Maka, perlu kebijaksanaan dari orang tua ketika akan mengajak anak beraktivitas. (AS)

  

Baca juga: Mums, Yuk Kenali Refleks Rooting pada Bayi

  

Referensi

The Bump. Shaken Baby Syndrome

Healthline. Shaken Baby Syndrome

Children. Shaken Baby Impact Syndrome