Exercise is like medicine. Saat ini olahraga sudah masuk sebagai salah satu terapi atau pengobatan untuk berbagai penyakit kronis. Detak jantung yang lebih cepat saat berolahraga akan berdampak positif saat itu juga, salah satunya meningkatkan mood. Dampak jangka panjang lebih banyak lagi. Jika olahraga dilakukan teratur, akan dapat membantu menurunkan gula darah, menyehatkan jantung, mengendalikan tekanan darah, dan kadar kolesterol bisa diturunkan.

 

Itulah sebabnya penderita diabetes dan hipertensi sangat dianjurkan melakukan olahraga secara rutin. Namun bagaimana jika penderita diabetes atau hipertensi sudah mulai mengalami komplikasi? Sebagian pasti akan menemui hambatan fisik untuk dapat leluasa melakukan olahraga.

 

Baca juga: Kenali dan Cegah Komplikasi Hipertensi

 

Jackie Shahar, pelatih fisik dan manajer di Departemen Fisiologi Kesehatan di Joslin Diabetes Center, Boston, dilansir dari diabetesforecast.org, menjelaskan, meskipun menderita komplikasi, penderita diabetes tetap harus menjalani olahraga. Langkah pertama adalah berkonsultasi dengan dokter mengenai jenis olahraga, durasi, dan intensitas olahraga yang aman. Inilah beberapa olahraga yang direkomendasikan untuk penderita diabetes dan hipertensi yang sudah mengalami komplikasi.

 

Olahraga dengan alat bantu khusus jika memiliki komplikasi saraf

Penderita diabetes dan hipertensi yang sudah memiliki gangguan saraf dan kesulitan untuk berjalan bisa menggunakan alat bantu olahraga yang menggunakan mesin. Misalnya recumbent bike atau stepper. Dengan alat ini, pasien bisa berbaring sembari melakukan gerakan olahraga, sehingga mengurangi risiko jatuh.

 

Jika sulit mendapatkan alat, lakukan olahraga renang dan aeroik di air, sehingga pasien dapat tetap bergerak aktif tanpa ada tekanan di kaki. Bagi yang menyukai olahraga meditasi, bisa memilih tai chi atau yoga. Lakukan gerakan sederhana, seperti olah napas dan gerakan tangan, untuk pasien yang sudah mengalami kesulitan bergerak.

 

Baca juga: Ini Dia 5 Manfaat Berolahraga bagi Lansia!

 

Olahraga untuk pasien yang mengalami gangguan mata

Hipertensi dan diabetes sama-sama dapat menyebabkan komplikasi kebutaan akibat kerusakan pembuluh darah di mata. Gangguan penglihatan sebenarnya bukan penghalang untuk berolahraga, terutama yang belum mengalami kebutaan total. Dr. Emily Chew, MD., direktur divisi epidemiologi dan aplikasi klinis di National Eye Institute, di National Institutes of Health (NIH) mengatakan, bagi yang mengalami gangguan penglihatan parah, dapat memilih olahraga seperti memutar kepala, melompat, atau berlari. 

 

Mereka juga bisa mencoba gerakan yoga dengan membungkuk hingga kepala berada di depan pinggang. Jika memungkinkan, olahraga seperti lari, berenang, atau jalan sehat sangat dianjurkan dilakukan secara rutin. Sebaiknya, hindari olahraga angkat beban atau mengangkat beban di atas bahu.

 

Baca juga: Tips Menghindari Luka saat Berolahraga

 

Olahraga bagi yang mengalami komplikasi ginjal

Komplikasi pada ginjal juga paling sering ditemui penderita hipertensi dan diabetes. Penderita penyakit ginjal kronik tidak memiliki keterbatasan untuk menggerakkan anggota badan. Jadi, semua jenis olahraga aerobik dan ketahanan akan sangat bermanfaat. Yang perlu diperhatikan adalah kelelahan yang kerap dialami penderita penyakit ginjal kronis. Sebaiknya, berolahraga dengan intensitas ringan, seperti jalan kaki atau angkat beban dengan berat barbel cukup 0,5-1 kg. Olahraga dengan sepeda statis juga sangat bagus.

 

Baca juga: Emmanuel Andhi : Diabetes Tetap Terkendali Karena Olahraga 

 

Jika pasien memiliki penyakit jantung, ini jenis olahraganya

Untuk penderita diabetes atau hipertensi yang memiliki penyakit jantung, sebaiknya hindari olahraga angkat beban atau menahan napas saat mengangkat beban. Hal ini dapat mempercepat detak jantung dan tekanan darah yang bisa berdampak fatal pada jantung. Penelitian juga mengaitkan olahraga raket intensitas tinggi, seperti tenis dan bulu tangkis, dengan risiko serangan jantung. Maka, olahraga yang disarankan adalah jalan santai, selama tidak ada gejala gangguan jantung yang dirasakan.

 

Sekarang setelah paham bahwa olahraga tetap disarankan bagi penderita diabetes maupun hipertensi yang sudah mengalami komplikasi, lakukan secara teratur agar manfaat olahraga dalam mengendalikan gula darah dan tekanan darah bisa optimal. 

 
Baca juga: 7 Hal yang Terjadi pada Tubuh Jika Jarang Berolahraga

 

Selain berolahraga rutin, jangan lupa untuk tetap melakukan diet sehat dan minum obat secara teratur. Penderita hipertensi dan diabetes harus mengonsumsi obat seumur hidup, sehingga harus menggunakan obat yang aman dan tepercaya. OGB Dexa dapat dijadikan pilihan. Akses atau cara memperoleh obat antidiabetes dan antihipertensi OGB Dexa sangat mudah dan harganya sangat terjangkau. 

 

Obat generik buatan PT Dexa Medica ini sudah dipercaya masyarakat Indonesia untuk mengobati berbagai penyakit kronis, termasuk diabetes dan hipertensi. OGB Dexa aman karena dibuat dengan teknologi modern dan sudah mengikuti kaidah Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). Uji bioekuivalensi dan bioavailabilitas dibandingkan dengan obat paten juga menunjukkan kualitas yang sama baiknya. (AY/AS)