Olahraga adalah salah satu cara yang efektif menurunkan gula darah. Saat otot kita aktif, ia membutuhkan asupan gula lebih banyak. Bagi penderita diabetes ini menjadi satu keuntungan karena kadar gula di darah terserap lebih banyak ke otot. Namun olahraga perlu dilakukan dengan hati-hati terutama bagi penderita diabetes yang memiliki komplikasi.

 

Tak hanya itu, sekitar 15% penderita diabetes rentan mengalami risiko luka pada kaki saat melakukan aktivitas fisik. Padahal, kita semua tahu bahwa luka diabetes sulit sembuh. Tak jarang, efek samping dari luka ini, menyisakan infeksi berkepanjangan dan berakhir dengan amputasi.

 

Menurut diabetes.org, sekitar 14-24% luka diabetik berujung amputasi karena sudah terjadi kerusakan syaraf akibat kadar gula tinggi. Sebagian besar luka diabetes diawali luka kecil, hanya karena pasien mengalami mati rasa pada bagian kaki, dan kondisi sirkulasi darah pun sudah tidak baik, maka luka menjadi sulit sembuh.

 

Mengingat olahraga penting dalam membantu menurunkan kadar gula, sebaiknya penderita diabetes tidak menghundarinya hanya karena takut luka. Berikut ini beberapa cara menghindari luka saat berolahraga, yang bisa diterapkan Diabestfriend. 

 

Baca juga: Diabetes Bukan Halangan untuk Berolahraga

 

Hindari olahraga dengan banyak benturan

Olahraga yang tidak melibatkan banyak benturan atau gesekan di kaki adalah yang paling aman. Misalnya, daripada lari lebih baik jalan santai, latihan kardio, yoga, tai chi, atau berenang. Hindari olahraga berat seperti zumba, futsal, lari, bersepeda, atau aerobik yang berisiko lebih besar menciptakan benturan pada kaki secara berulang.

 

Konsultasikan jenis olahraga yang tepat dengan dokter, terutama bagi yang jarang berolahraga dan akan memulai aktivitas sehat ini. Dokter biasanya akan memeriksa kondisi kesehatan jantung, pembuluh darah, kaki, ginjal, mata, dan sistem saraf Kamu sebelum menganjurkan olahraga yang aman. Jangan lupa apapun pilihan olahragamu, selalu lakukan peregangan selama 5 menit dan pendinginan selama 5 menit setelahnya. Pemanasan dan pendinginan berfungsi untuk membantu sirkulasi darahmu mengalir dengan lancar dan menghangatkan persendian kaki.

 

Baca juga: Manfaat Kenalkan Olahraga pada Si Kecil sejak Dini

 

 

Pilih sepatu yang nyaman

Lindungi kaki dari kemungkinan luka dengan menggunakan kaus kaki yang nyaman, lembut, dan bersih. Kaus kaki berbahan lembut dan tebal juga dapat menyerap keringat sekaligus menjadi bantalan saat bergesekan dengan sepatu. Sedangkan pilihan sepatu tentu saja sepatu khusus olahraga yang tidak terlalu sempit.

 

Biasakanlah memeriksa terlebih dahulu kondisi di dalam sepatu, sebelum mengenakannya. Sepatu dengan silika gel atau air mid-soles adalah pilihan yang baik untuk kegiatan menahan beban seperti berjalan karena jenis sepatu ini dirancang untuk mengurangi tekanan pada kaki dan sendi.

 

Selalu  periksalah kondisi kaki setiap selesai berolahraga, apakah ada luka, lecel, melepuh atau memar. Tujuannya, agar tidak ada luka yang luput dari perhatian terutama jika Kamu memiliki komplikasi neuropati diabetes yang menyebabkan kaki terasa kebal, tebal atau mati rasa. 

 

Baca juga: Suka Lecet Kalau Pakai Sepatu Baru? Begini Cara Mengatasinya!

 

Waspada hipoglikemia

Olahraga yang terlalu intensif apalagi tanpa didahului makan terlebih dahulu, dapat menyebabkan hippoglikemia. Bawalah camilan sehat seperti permen atau makanan secukupnya untuk mencegah gula darah terlalu rendah selama berolahraga. Jika perlu bawa identitas bahwa Kamu penderita diabetes untuk berjaga-jaga jika terjadi kondisi darurat. Segera hentikan olahraga jika mulai ada rasa nyeri, sesak napas, atau pusing. 

 

Baca juga: Benarkah Memiliki Istri yang Obesitas Meningkatkan Risiko Diabetes?
 

Olahraga sangat penting untuk semua orang terutama penderita diabetes. Aktivitas olahraga yang terencana dapat meningkatkan kebugaran tubuh dan menghindari penyakit kronis. Diabetes, bukanlah kendala utama untuk menghindari olahraga. Satu-satunya hal yang harus Kamu hindari adalah risiko luka dan hipoglikemia. (TA/AY)