Hipoglikemia adalah kondisi kadar gula darah sangat rendah, di bawah 70 mg/dl. Hipoglikemia pada penderita diabetes bisa menjadi berbahaya jika tidak segera diatasi. Gejala gula darah rendah yang umum meliputi sakit kepala, detak jantung meningkat, pandangan kabur, tubuh gemetar, lemah, dan kebingungan.

 

Namun, selain selain gejalanya, Diabestfriend juga perlu tahu faktor risiko penyebab gula darah rendah. Dengan mengetahui penyebab gula darah rendah, Diabestfriends bisa lebih mudah mencegah kondisi tersebut.

 

Baca juga: Tips Membatasi Gula, Garam, Lemak: Biasakan Baca Label Pangan!
 

9 Penyebab Gula Darah Rendah yang Perlu Diketahui

Berikut 9 penyebab gula darah rendah yang perlu Diabestfriends waspadai:

 

1. Meningkatnya Usia

Gula darah rendah kronis meningkat drastis ketika usia sudah memasuki 60 tahun. Menurut ahli, kemungkinan penyebabnya karena orang lanjut usia lebih sensitif terhadap pengobatan. 

 

2. Melewatkan Waktu Makan

Penderita diabetes dilarang melewatkan waktu makan karena bisa merusak kestabilan gula darah, khususnya bisa menurunkan kadar gula darah hingga titik rendah. Inilah mengapa melewatkan waktu makan merupakan salah satu penyebab gula darah rendah.

Tidak makan setelah suntik insulin bisa meningkatkan risiko hipoglikemia. Melewatkan waktu makan juga bisa mendorong Diabestfriends mengonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat. 

 

3. Memiliki Pola Makan Berantakan

Memiliki pola makan berantakan bisa merusak kestabilan kadar gula darah. Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa orang yang memiliki pola makan rutin memiliki risiko hipoglikemia yang lebih rendah.

 

4. Olahraga Berat

Ketika olahraga, simpanan gula darah di dalam pembuluh darah dipakai tubuh sebagai sumber energi. Peningkatan aktivitas fisik juga bisa meningkatkan sensitivitas insulin. 

Olahraga terlalu berat tanpa mengamati kadar gula darah bisa menjadi berbahaya dan menyebabkan gula darah rendah. Inilah mengapa olahraga terlalu berlebihan merupakan salah satu penyebab hipoglikemia. 

 

5. Berat Badan Turun

Karena obesitas meningkatkan risiko diabetes, menjaga berat badan itu penting untuk penderita diabetes. Namun, penurunan berat badan terlalu cepat juga berisiko, khususnya jika Diabestfriends aktif menjalani pengobatan.

Penurunan berat badan berlebihan bisa menyebabkan sensitivitas insulin. Inilah kenapa berat badan turun terlalu cepat juga menjadi salah satu penyebab hipoglikemia. 

 

Baca juga: 6 Camilan Sehat untuk Diabetes
 

6. Mengonsumsi Beta-Blocker

Beta-blocker adalah obat hipertensi atau tekanan darah tinggi. Meskipun beta-blocker tidak meningkatkan risiko hipoglikemia secara langsung, namun obat ini bisa mempersulit penderita diabetes untuk mendeteksi gejala hipoglikemia.

Sebagai contoh, salah satu gejala utama hipoglikemia adalah detak jantung meningkat. Namun, beta-blocker memiliki efek memperlambat detak jantung, jadi sulit untuk mendeteksinya.  Jadi, kalaupun Diabestfriends harus mengonsumsi beta-blocker, sebaiknya lebih sering cek kadar gula darah.

 

7. Mengonsumsi Antidepresan

Penelitian terhadap 1200 penderita diabetes menemukan bahwa antidepresan merupakan salah satu faktor risiko hipoglikemia. Antidepresan trisiklik khususnya yang paling berhubungan dengan meningkatkan risiko hipoglikemia. 

 

8. Minum Alkohol

Minum alkohol berlebihan bisa memengaruhi kadar gula darah. Alkohol menghalangi produksi gula darah di hati. Jadi, jika terlalu banyak alkohol bercampur dengan obat diabetes di dalam sistem tubuh, maka bisa menyebabkan kadar gula darah turun dengan cepat, sehingga menyebabkan hipoglikemia.

 

9. Memiliki Masalah Ginjal

Ginjal memiliki peran penting dalam mengatur insulin, penyerapan kembali gula darah, dan mengeluarkan obat dari dalam tubuh. Karena alasan-alasan tersebut, penderita diabetes yang mengalami masalah atau kerusakan ginjal bisa memiliki risiko tinggi terkena hipoglikemia (UH)

 

Baca juga: Penyandang Diabetes Harus Tetap ke Dokter Selama Pandemi

Sumber:

Healthline. Risk Factors for Hypoglycemia When You Have Diabetes. April 2020.
Ahren B. Avoiding hypoglycemia: a key to success for glucose-lowering therapy in type 2 diabetes.