Diabetes adalah kondisi kesehatan yang memengaruhi cara tubuh penderita mencerna gula menjadi energi. Namun, diabetes tidak hanya berdampak pada gula darah. Penyakit ini bisa merusak hampir setiap sistem di dalam tubuh dan berdampak negatif pada mood penderitanya.

 

Penyebab dari mood swing tersebut adalah stres yang diakibatkan oleh diabetes serta efek samping dari penyakit tersebut. Selain itu, tinggi rendahnya kadar gula darah juga bisa menyebabkan kekhawatiran, ketakutan, dan kebingungan.

 

Penting bagi penderita diabetes untuk tahu gejala kondisi tinggi dan rendah gula darahnya. Penderita diabetes juga harus memperhatikan gejala kesehatan mental yang bisa dialami. Mempelajari perubahan mood akibat diabetes bisa sangat membantu penderita diabetes maupun orang terdekat penderita dalam mengontrol kondisinya. Supaya Diabestfriends tahu lebih jauh, berikut penjelasan lengkapnya.

 

Baca juga: 7 Mitos yang Salah Kaprah Tentang Obat Diabetes
 

Diabetes dan Perubahan Mood

Diabetes bisa memengaruhi mood penderitanya. Misalnya, mengontrol diabetes saja bisa menyebabkan stres. Banyak penderita diabetes yang selalu merasa khawatir tentang tinggi atau rendahnya kadar gula darah mereka. Menyesuaikan diri dengan diet diabetes dan kewajiban untuk terus mengecek kadar gula darah juga bisa menambah stres di kehidupan penderita diabetes. Lama kelamaan, penderita diabetes memiliki risiko mengalami gangguan kekhawatiran dan depresi.

 

Ketidakstabilan gula darah juga bisa menyebabkan perubahan drastis pada mood penderita diabetes, misalnya membuat mereka sedih dan sensitif. Hal tersebut terutama sering terjadi pada kondisi hipoglikemia, yaitu kadar gula darah turun hingga di bawah 70 mg/dL. Sementara itu, hiperglikemia, yaitu kadar gula darah meningkat hingga lebih dari 250 mg/dL, bisa menyebabkan kebingungan pada penderita diabetes tipe 1.

 

Namun, kondisi hiperglikemik pada umumnya tidak menyebabkan efek yang signifikan pada penderita diabetes tipe 2. Saat kadar gula darah sudah kembali stabil, biasanya gejala tersebut juga akan hilang. Pada umumnya, perubahan mood dan kondisi mental bisa menjadi salah satu pertanda pertama bahwa kadar gula darah penderita diabetes tidak dalam batas normal.

 

Menurut John Hopkins Medicine, gejala mental yang berhubungan dengan kadar gula darah rendah termasuk:

  • Merasa kebingungan
  • Merasa khawatir
  • Kesulitan menentukan keputusan

Sementara itu, gejala mental yang berhubungan dengan kadar gula darah tinggi termasuk:

  • Kesulitan berpikir jernih dan cepat
  • Merasa nervous
  • Merasa lelah dan energi rendah

 

Penderita diabetes juga bisa mengalami kondisi kesehatan mental yang disebut diabetes distress atau stres diabetes. Kondisi ini memiliki gejala gabungan dari depresi, kekhawatiran, dan stres. Meskipun pada umumnya penderita diabetes yang mengalami stres diabetes tidak merasakan gejala yang cukup parah untuk bisa didiagnosis sebagai penyakit mental, tetap saja gejalanya bisa memengaruhi kualitas hidup penderita tersebut.

 

Diperkirakan sekitar 33 – 50 persen penderita diabetes mengalami diabetes stres pada satu titik dalam hidupnya. Pada umumnya, penyebab dari stres tersebut adalah beban untuk mengontrol diabetesnya, hingga kekhawatiran terhadap potensi komplikasinya.

 

Baca juga: Ini 8 Gaya Hidup Sehat untuk Mencegah Diabetes

 

Dampak Diabetes pada Kesehatan Mental

Penderita diabetes tipe 1 maupun tipe 2 memiliki risiko tinggi terkena depresi. Depresi sendiri adalah kondisi kesehatan mental serius yang bisa menyebabkan seseorang merasa tidak memiliki harapan di dalam hidupnya, menyerap energi, dan kehilangan semangat untuk beraktivitas. Pada kasus yang sangat parah, depresi bisa menyebabkan seseorang merasa hidupnya sudah tidak berguna lagi dan memiliki pikiran untuk bunuh diri. 

 

Diagnosis diabetes juga bisa disebabkan oleh depresi. Misalnya saja, orang yang mengalami depresi seringkali kekurangan motivasi dan energi untuk mengurus diri dan mengikuti gaya hidup sehat. Hal tersebut tentunya bisa menyebabkan depresi. Kalau depresi memengaruhi kemampuan penderita untuk bisa berpikir jernih, ia juga akan kesulitan mengontrol diabetesnya. Ini artinya, penderita diabetes tersebut jadi lebih mudah mengalami ketidakstabilan kadar gula darah. Alhasil, kondisi ini bisa memperparah penyakitnya.

 

Menurut sebuah artikel yang dipublikasi oleh Indian Journal of Endocrinology and Metabolism, penderita diabetes yang memiliki kondisi depresi, kekhawatiran, dan gangguan mood bisa meningkatkan risiko terkena sejumlah komplikasi, seperti: 

  • Kesulitan mengikuti rencana pengobatan diabetes
  • Kadar A1C yang lebih tinggi
  • Risiko dirawat di rumah sakit akibat komplikasi diabetes
  • Risiko dirawat di ruang gawat darurat

 

Kapan Harus Periksa ke Dokter?

Penderita diabetes harus segera menghubungi dokter jika memiliki pikiran untuk bunuh diri atau melukai diri sendiri. Teman dan keluarga juga harus peka akan hal ini jika kerabat dekat mengalaminya. Penderita diabetes juga harus memerhatikan jika mengalami gejala kebingungan, seperti tidak tahu sedang berada di mana atau tidak tahu bahkan siapa identitas diri sendiri. Hal tersebut bisa menjadi pertanda kadar gula darah yang terlalu tinggi, atau biasa disebut diabetik ketoasidosis.

 

Adapun gejala lain yang perlu diwaspadai dan diperiksakan ke dokter adalah:

  • Merasakan masalah fisik yang tidak jelas asal usulnya, seperti sakit kepala atau nyeri punggung
  • Sering merasa sedih dan putus asa
  • Kehilangan semangat untuk beraktivitas

 

Penderita diabetes juga bisa berdiskusi dengan dokter jika obat yang dikonsumsi menyebabkan diabetes stres atau memengaruhi kontrol gula darah. Sementara itu, bagi penderita diabetes yang mengalami diabetes stres dan gangguan mood, ada obat yang bisa dikonsumsi untuk mengatasi gejala tersebut khusus untuk penderita diabetes.

Baca juga: Apakah Diet Paleo Baik untuk Diabetes?

 

Berdasarkan penjelasan di atas, diabetes memang bisa menyebabkan mood swing atau bahkan depresi. Kalau Kamu mengalami kondisi tersebut, sebaiknya konsultasikan ke dokter sebelum gejalanya bertambah parah. (UH/WK)