Pasti banyak dari kalian yang menemukan kejadian hipertensi di lingkungan sekitar. Saat ini bahkan hipertensi banyak dialami anak muda atau dewasa muda, tidak lagi didominasi usia lanjut. WHO (World Health Organization) pada tahun 2018 mengatakan bahwa 26,4% orang dari seluruh dunia dinyatakan memiliki hipertensi. Apa saja faktor risiko hipertensi? Salah satunya karena obesitas. Ya benar, kegemukan tidak hanya meningkatkan risiko diabetes, tetapi juga hipertensi.

 

Cara Menentukan Seseorang Hipertensi

Seseorang dapat dikatakan hipertensi jika dia telah melakukan pengecekan tensi lebih dari 1 kali, dan didapatkan hasil melebihi batas yang telah ditentukan yaitu >140/90 mmHg. Orang yang memiliki tekanan darah tinggi memiliki risiko mengalami kondisi komplikasi yang berbahaya, contohnya seperti penyakit jantung, gangguan ginjal, gangguan penglihatan, perubahan kognitif, hingga stroke.

 

Seperti disinggung di atas, salah satu faktor pemicu hipertensi adalah obesitas. Bagaimana caranya obesitas dapat meningkatkan seseorang mengalami hipertensi? Obesitas ditandai dengan penumpukan cadangan lemak di seluruh tubuh.  Hal ini akan membuat alirah darah meningkat sehingga terjadi peningkatan tekanan darah. Berbagai penelitianpun sudah banyak yang menyatakan mengenai hubungan antara obesitas dengan kejadian hipertensi.

 

Baca juga: Apakah Tekanan Darah Rendah Gejala Diabetes?

 

Bagaimana kita tahu apakah kita mengalami obesitas atau tidak?

Banyak orang yang mengkategorikan status gizi hanya berdasarkan pengamatan bentuk tubuhnya saja. Padahal bentuk tubuh (body shape) ini tidak selalu benar dapat mengkategorikan status gizi seseorang. Ada orang yang memiliki bentuk tubuh terlihat seperti gemuk, namun sebenarnya status gizi orang tersebut adalah normal (ideal).

 

Cara mengkategorikan status gizi yang benar dapat menggunakan perhitungan IMT (Indeks Massa Tubuh). Dalam menghitung IMT ini cukup memerlukan penimbangan berat dan pengukuran tinggi badan kita saja. Setelah itu, kita bisa langsung memasukkan data tersebut ke dalam rumus perhitungan IMT = BB (Kg)/TB (m). Jjangan lupa untuk mengubah satuan tinggi badan yang semula masih dalam satunan centimeter (cm) menjadi satuan meter (m), lalu dikuadratkan.

 

Hasil yang didapatkan dapat memberikan informasi status gizi kita termasuk dalam kategori apa. Patokan yang bisa kita gunakan adalah kategori IMT menurut Kemenkes tahun 2014. Kategori obesitas dinyatakan jika hasil IMT >27 kg/m^2. Namun, hasil IMT >25-27 kg/m^2 juga tetap harus diwaspadai, karena hasil tersebut termasuk kategori overweight (gemuk) sehingga sudah mendekati obesitas.

 

Setelah tahu cara menghitung IMT dan mengkategorikannya, sekarang kalian bisa mencoba untuk menimbang dan mengukur tinggi badan kalian. Lalu, coba lakukanlah perhitungan IMT tersebut agar tahu status gizi kalian termasuk dalam kategori apa. Nah, dalam pengamatan IMT dan pemeriksaan tensi harus dilakukan secara rutin agar kita dapat segera melakukan pencegahan terjadinya kenaikan tekanan darah.

 

Jika status gizi kita sudah termasuk dalam kategori yang normal, maka kita bisa berusaha untuk terus menjaga status gizi kita tetap normal untuk mengurangi risiko mengalami hipertensi. Dengan kita mempertahankan status gizi kita tetap normal, maka kita juga akan mengurangi risiko mengalami hipertensi sehingga hal itu menjadi salah satu bentuk usaha pula dalam mencegah hipertensi.

 

Baca juga: Cara Mudah Hitung BMI dan Kebutuhan Kalori dengan Kalkulator Gizi

 

Kalau obesitas, kita harus bagaimana?

Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan diet. Kata diet ini mungkin banyak yang mengartikan sebagai kegiatan menurunkan berat badan saja. Tetapi sebenarnya arti diet ini bukan menurunkan berat badan saja, namun mengatur pola makan kita menjadi lebih baik yang fungsinya untuk menyeimbangkan berat badan.

 

Jadi dalam menjalankan diet ini tidak boleh hanya dilihat semata-mata untuk menurunkan berat badan, namun kita tetap harus melihat bagaimana cara kita melakukan diet tersebut dengan tepat. Diet yang dilakukan untuk orang obesitas memang bertujuan untuk menurunkan berat badan, namun tidak diperbolehkan untuk melakukan diet secara ekstrim.

 

Lakukan secara bertahap dan perlahan agar diet yang dilakukan tidak menyakiti tubuh kita sendiri. Saat ini sudah banyak jenis diet sehat yang dapat diterapkan dalam menjalankan diet. Diet akan dapat berjalan lebih efektif jika kita menyeimbanginya dengan pola hidup sehat lainnya, seperti meningkatkan aktivitas fisik dan rajin berolahraga.

 

Baca juga: Tips Terhindar dari Obesitas dengan Intermitten Fasting