Multiple sclerosis (MS) ialah kondisi serius yang memengaruhi kemampuan saraf untuk memberi sinyal dengan benar. Penyebab potensial MS belum jelas, tetapi ini adalah kondisi autoimun yang kemungkinan disebabkan oleh kombinasi faktor lingkungan dan genetik.

 

MS terjadi saat selubung pelindung lemak di sekitar sel saraf mengalami degenerasi. Ini selanjutnya memengaruhi pensinyalan sel dan menyebabkan masalah, seperti gangguan penglihatan, kesulitan berdiri, masalah kontrol kandung kemih, masalah seksual, hingga kelumpuhan parsial.

 

Sebuah studi yang dilakukan oleh para peneliti dari University of Arizona Health Sciences dan dimuat dalam International Journal of Molecular Sciences tahun 2020 menemukan bahwa orang berusia di atas 45 tahun yang mengidap diabetes tipe 2 dan diobati dengan obat antihiperglikemik memiliki peningkatan risiko mengalami multiple sclerosis. Sementara, pengobatan antihiperglikemik pada orang yang berusia di bawah 45 mengurangi risiko itu.

 

Baca juga: Pengidap Diabetes Rentan Mengalami Diabetes Burnout, Kondisi Apakah Itu?
 

Bagaimana Obat Diabetes Menyebabkan MS?

Dalam studi ini, para peneliti dari University of Arizona memeriksa lebih dari 5 juta orang dengan diabetes tipe 2. Para peneliti kemudian mencocokkan peserta yang diberikan obat anti-hiperglikemik, seperti insulin, metformin, sulfonilurea, glitazon, dan penghambat DPP4 untuk mengobati diabetes dan mereka yang tidak.

 

Hasil menunjukkan bahwa pasien berusia di bawah 45 tahun yang menggunakan obat anti-hiperglikemik memiliki 22 persen penurunan risiko pengembangan MS selama rata-rata tindak lanjut 6,2 tahun pada pasien. Saat masing-masing obat dianalisis, sulfonilurea sendiri atau dalam kombinasi dengan metformin paling signifikan dikaitkan dengan penurunan risiko pengembangan MS dalam kerangka waktu yang diteliti.

 

Sebaliknya, para peneliti menemukan bahwa pengidap diabetes yang memulai pengobatan di atas usia 45 tahun memiliki 16 persen peningkatan risiko terkena MS. Mereka yang memiliki komorbiditas tertinggi mengalami peningkatan risiko sebesar 36 persen apabila mengonsumsi obat antihiperglikemik.

 
Baca juga: Diabestfriends, Kenali Efek Samping Obat Diabetes

 

Wanita Berisiko Lebih Tinggi Mengalami MS

Penelitian tersebut menemukan bahwa pada mereka yang berusia di atas 45 tahun, wanita mengalami peningkatan yang signifikan jika dibandingkan dengan pria. Ada banyak faktor yang menyebabkan perbedaan ini, sebagian besar terkait dengan bagaimana perbedaan hormon seks pria dan wanita mengatur ekspresi gen tertentu untuk sistem kekebalan dan fungsi sistem saraf.

 

Lantas, apakah artinya diabetes itu sendiri menyebabkan MS? Sebuah studi dalam Journal of Epidemiology tahun 2017 menunjukkan bahwa orang dengan diabetes tipe 2 lebih berisiko mengembangkan multiple sclerosis. Di mana wanita di bawah usia 50 tahun dengan diebetes tipe 2 memiliki risiko paling tinggi.

 

Sebenarnya, bukan diabetes yang menyebabkan MS. Namun, orang yang memiliki diabetes tipe 2 lebih mungkin mengembangkan kondisi autoimun lain, salah satunya multiple sclerosis.

 

Diabetes tipe 1 dan MS sama-sama merupakan gangguan autoimun. Pada orang dengan diabetes tipe 1, sistem kekebalan mereka menyerang sel-sel di pankreas yang memproduksi insulin. Akibatnya, orang dengan diabetes tipe 1 memerlukan suntikan insulin secara rutin.

 

Pada orang dengan MS, sistem kekebalan menyerang selubung mielin yang melapisi sel saraf di sistem saraf pusat. Ini selanjutnya memicu kerusakan saraf, yang menyebabkan gejala, seperti kelelahan, masalah penglihatan, dan mati rasa atau kesemutan.

 

Belum jelas seberapa signifikan kaitan diabetes tipe 1 dan MS. Akan tetapi, mungkin saja respons sistem kekebalan pada kedua penyakit tersebut terkait.

 

Baca juga: Gula Darah Stabil, Bolehkah Berhenti Minum Obat Diabetes?
 

Apa yang Harus Dilakukan?

Meskipun ada potensi bahwa pengobatan diabetes tipe 2 meningkatkan risiko terkena MS, tetapi penelitian ini tidak memberikan bukti yang menyarankan orang dengan diabetes tipe 2 harus mengubah pengobatannya. Sebaliknya, temuan ini menekankan perlunya mengobati diabetes tipe 2 sejak dini untuk mencegah komplikasi di kemudian hari.

 

Selain itu, mengubah pola makan dan melakukan olahraga untuk mengendalikan diabetes juga harus dilakukan terlebih dahulu sebelum mencoba obat apa pun. Sebab, pola makan sehat dan olahraga memiliki banyak efek menguntungkan lainnya pada tubuh.

 

Baca juga: Kerusakan Saraf Membuat Penderita Diabetes tak Merasakan Gejala Serangan Jantung
 

Sumber:

 Ncbi.nlm.nih.gov. Metformin as a Potential Agent in the Treatment of Multiple Sclerosis

Healthline.com. Type 2 Diabetes: Should People Choose Their Own Medications?

 Medicalnewstoday.com. Can diabetes drugs like insulin, metformin affect MS risk?

Sciencedirect.com. A population-based cohort study suggests an increased risk of multiple sclerosis incidence in patients with type 2 diabetes mellitus

 Mymsteam.com. How-are-ms-and-diabetes-related-risks-and-management