Beberapa wanita mengidap diabetes sebelum hamil, yang disebut diabetes pregestasional. Sebagian lainnya mungkin mendapatkan jenis diabetes yang hanya terjadi pada kehamilan, yang disebut diabetes gestasional. 

 

Selama hamil, cara tubuh menggunakan glukosa dapat berubah. Ini selanjutnya bisa memperburuk diabetes atau memicu diabetes gestasional.

 

Selama kehamilan, plasenta memberi nutrisi dan oksigen pada janin yang sedang dalam masa pertumbuhan dan perkembangan. Plasenta juga menghasilkan hormon. Pada akhir periode kehamilan, hormon estrogen, kortisol, dan laktogen plasenta manusia dapat memblokir insulin.

 

Saat insulin terblokir, maka terjadilah resistensi insulin. Saat terjadi resistensi insulin, glukosa tidak dapat memasuki sel-sel tubuh sehingga tetap berada di dalam darah dan membuat kadar gula darah naik.

 

Baca juga: Tips Supaya Hasil Tes Gula Darah saat Hamil Akurat

 

Siapa yang Berisiko Mengalami Diabetes pada Kehamilan?

Berikut adalah orang-orang yang berisiko tinggi terkena diabetes gestasional dilansir laman Stanford Medicine:

  • Kelebihan berat badan
  • Mempunyai riwayat diabetes gestasional pada kehamilan sebelumnya
  • Terdapat anggota keluarga dengan diabetes tipe 2
  • Hamil anak kembar.

 

Komplikasi pada Bayi

Dijelaskan laman Stanford Medicine, ketika seorang wanita hamil mengidap diabetes dan gula darahnya tidak terkontrol dengan baik, kelebihan gula akan diteruskan ke bayi. Ini selanjutnya dapat mengakibatkan beberapa komplikasi, termasuk:

  • Lahir mati. Lahir mati mungkin terjadi karena janin tumbuh lambat di dalam rahim karena sirkulasi yang buruk atau kondisi lain, seperti tekanan darah tinggi atau pembuluh darah kecil yang rusak. Risiko lahir mati meningkat pada wanita dengan kontrol glukosa darah yang buruk dan perubahan pembuluh darah.
  • Cacat lahir. Bayi dari ibu yang mengidap diabetes saat hamil mungkin memiliki cacat lahir utama di jantung dan pembuluh darah, otak dan tulang belakang, sistem saluran kemih dan ginjal, serta sistem pencernaan.
  • Makrosomia. Makrosomia adalah istilah untuk bayi yang memiliki berat badan jauh lebih besar dari biasanya. Ini dapat terjadi karena saat hamil, darah ibu memiliki terlalu banyak gula. Sehingga, pankreas bayi membuat lebih banyak insulin untuk menggunakan kelebihan glukosa. Akibatnya, lemak terbentuk dan bayi tumbuh sangat besar.
  • Cedera lahir. Cedera lahir terjadi karena ukuran bayi terlalu besar hingga sulit dilahirkan.
  • Hipoglikemia. Ini adalah kondisi saat bayi memiliki kadar glukosa darah yang rendah tepat setelah dilahirkan. Masalah ini terjadi akibat kadar glukosa darah ibu tinggi dalam waktu yang lama, yang menyebabkan ada terlalu banyak insulin dalam darah bayi. Setelah dilahirkan, bayi tetap memiliki banyak insulin, tetapi tidak lagi memiliki glukosa dari ibunya. Hal ini memicu kadar glukosa darah bayi baru lahir menjadi sangat rendah.
  • Kesulitan bernapas. Terlalu banyak insulin atau terlalu banyak glukosa dalam sistem bayi dapat membuat paru-paru tidak berkembang sepenuhnya. Hal ini selanjutnya bisa memicu masalah pernapasan pada bayi. 

 

Baca juga: Hati-hati, Terlalu Banyak Konsumsi Gula saat Hamil, Anak Berisiko Alergi

 

Komplikasi pada Mums

Wanita yang mengalami diabetes saat hamil lebih mungkin mengembangkan berbagai komplikasi. Berikut beberapa di antaranya menurut laman Eastern Virginia Medical School:

  • Masalah mata. Kontrol gula darah yang buruk dapat memicu kerusakan pada pembuluh darah kecil di mata atau retinopati.
  • Masalah ginjal. Ginjal berfungsi menyaring dan menjaga unsur-unsur baik, seperti nutrisi dan mengeluarkan produk limbah. Diabetes dapat merusak ginjal dan menyebabkan proses penyaringan terganggu sehingga komponen penting dapat hilang dalam urine.
  • Hipertensi. Hipertensi yang disebabkan oleh diabetes sebelum kehamilan berpotensi memburuk selama kehamilan. Selain itu, wanita dengan diabetes dan hipertensi yang sudah ada sebelumnya memiliki risiko yang signifikan untuk mengembangkan preeklampsia. Preeklampsia berhubungan dengan tekanan darah tinggi, peningkatan pembengkakan, dan protein dalam urine.
  • Persalinan prematur. Beberapa kehamilan bisa dipersulit oleh jumlah cairan ketuban yang berlebihan. Cairan ekstra ini bisa disebabkan oleh kadar gula darah tinggi pada ibu yang memicu glukosa darah tinggi pada janin, yang membuat janin lebih sering buang air kecil. Cairan dapat meregangkan rahim dan menyebabkan kontraksi yang selanjutnya meningkatkan risiko bayi lahir prematur. 
  • Persalinan caesar. Karena peningkatan risiko makrosomia, persalinan prematur, dan hipertensi, ada kemungkinan lebih besar Mums harus menjalani operasi caesar.

 

Baca juga: Jenis-jenis Tes untuk Mendeteksi Diabetes, Termasuk untuk Ibu Hamil

 

Apa yang Harus Dilakukan Jika Mengidap Diabetes?

Sebelum Kehamilan

Penting untuk menemui dokter sebelum hamil. Nantinya, Mums akan mendapatkan perawatan prakonsepsi untuk mendiskusikan pemantauan dan pengobatan, serta memeriksa dan menangani masalah kesehatan terkait, seperti tekanan darah tinggi.

 

Selama masa kehamilan

Mengelola diabetes dapat membantu Mums memiliki kehamilan yang sehat. Untuk mengelola diabetes, patuhi jadwal kunjungan dan semua saran dari dokter.

 

Setelah bersalin

Mums yang memiliki diabetes gestasional lebih mungkin mengembangkan diabetes tipe 2 di kemudian hari. Jika Mums menderita diabetes gestasional, disarankan untuk menemui dokter guna menjalani tes diabetes 4 hingga 12 minggu setelah bayi lahir. 

 

Meskipun tidak memiliki diabetes tipe 1 atau tipe 2, Mums masih dapat mengembangkan diabetes saat hamil. Karenanya, penting bagi Mums untuk senantiasa menerapkan gaya hidup sehat, seperti rajin berolahraga, konsumsi makanan sehat, istirahat cukup, dan hindari stres. Jika Mums memiliki faktor risiko diabetes, penting untuk menjalani tes gula darah secara rutin.

 

Baca juga: Perencanaan Makan Bagi Ibu Hamil dengan Diabetes Gestational

 

 

Sumber:

Standfordchildren.org. Diabetes and pregnancy

Evms.edu. Efek of diabetes on the mother

 CDC.gov. Diabetes-during-pregnancy