Baru-baru ini, warga Banten dan Jakarta dikagetkan dengan gempa yang mengguncang hampir semua wilayah Tangerang, Banten, Jakarta, Bogor, hingga Bandung. Gempa ini berpusat di Lebak, Banten, pada pukul 13:34 WIB, sebesar 6,1 skala ritchter (SR), seperti yang diungkapkan oleh Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

 

Dilansir dari nasional.tempo.co, gempa tersebut mengakibatkan 479 rumah di Banten dan Jawa Barat dalam keadaan rusak parah. Sejumlah jalan raya juga ikut rusak. Bukan hanya itu, efek dari gempa lainnya adalah orang-orang yang berada di wilayah yang terkena guncangan juga merasakan pusing atau sakit kepala akibat gempa. Apalagi, orang yang sedang berada di dalam gedung yang tinggi.

 

Mengapa Pusing Pasca-gempa?

Menurut Larry Brown, profesor di Cornell University of geology in the Department of Earth and Atmospheric Sciences dan director of the Institute for the Study of the Continents, saat gempa terjadi Kamu kehilangan kestabilan di tubuh. Apalagi jika Kamu sedang berada di dalam gedung.

 

Kamu akan merasakan respons tubuh, seperti pusing dan kehilangan keseimbangan. Goncangan akan terasa lebih besar ketika Kamu di dalam gedung, sehingga menyebabkan Kamu mengalami motion sickness (seperti mabuk perjalanan). Tubuh pun merasa tidak nyaman karena guncangan yang berulang-ulang. Berikut beberapa alasan mengapa seseorang merasa pusing pasca-gempa terjadi.

Baca juga: Jangan Panik, Ikuti Langkah Ini Saat Terjadi Gempa!

 

  1. Sistem keseimbangan tubuh

Reaksi pusing di kepala ada hubungannya dengan sistem keseimbangan tubuh. Sistem ini bekerja dengan cara menjaga tubuh agar tidak mudah terjatuh dan selalu siap menjaga keseimbangan tubuh setiap waktu. Saat tubuh merasakan adanya guncangan, sistem akan terganggu akibat guncangan itu. Tubuh akan merasakan hal yang aneh, kemudian merasa tidak seimbang. Hal ini menyebabkan kepala menjadi pusing.

 

  1. Organ tubuh yang berpengaruh pada sistem keseimbangan

Sistem keseimbangan berjalan karena peran mata dan telinga. Mata selalu mengirimkan sinyal ke otak, misalnya apa yang dilihat menjadi salah satu pertimbangan otak untuk menjaga tubuh agar tetap seimbang. Selain itu, otak juga mendeteksi keseimbangan dari kaki dan telinga manusia, sehingga sering kali seseorang merasa sakit pada telinga dan pusing

 

  1. Pusing akibat keseimbangan tubuh yang kacau

Saat terguncang, kondisi tubuh akan menjadi kacau. Rambut-rambut halus yang ada di telinga juga ikut berputar. Namun sampai akhirnya guncangan itu berhenti, cairan yang ada di dalam telinga masih berputar-putar. Setelah itu, mata juga gagal melihat dengan fokus. Pasalnya, tubuh dan mata kita justru sibuk untuk mencari keseimbangan. Keadaan yang kacau inilah yang membuat kepala menjadi pusing berkepanjangan, hingga kadang membuat mual sampai muntah.

Baca juga: Penyebab Kepala Pusing saat Berolahraga

 

Ada pula yang mengatakan bahwa pusing bisa diakibatkan oleh fobia pada gempa. Rasa panik juga menambah parah kondisi pusing yang dialami saat gempa maupun pasca-gempa. Penyebab rasa pusing pasca-gempa sering disebut dengan post-earthquake dizziness syndrome. Pusing ini akan menjadi lebih parah, karena penderitanya juga merasa cemas dan ketakutan akan gempa susulan.

 

Jika masih merasa pusing setelah adanya guncangan atau gempa, kondisi tersebut dinamakan phantom quake syndrome. Kondisi ini membuat seseorang merasa seperti ada guncangan, padahal gempa sudah berakhir. Pada orang dengan kondisi ini, selain merasakan pusing, ia akan gemetar, panik, dan kaki terasa lemas.

 

Jika seseorang sudah mengalami rasa pusing yang berlebihan, ia bisa merasakan kaki dan lutut lemas, sehingga bisa terjatuh. Hal ini sama dengan seseorang yang mengalami kecelakaan motor atau mobil. Akibat adanya guncangan yang tidak bisa ditangkap oleh mata, tetapi bisa dirasakan oleh otak, keseimbangan menjadi terganggu dan tubuh menjadi bingung. Respons yang terjadi adalah kepala menjadi pusing.

Baca juga: Pentingnya Mempersiapkan Anak dalam Menghadapi Bencana Alam

 

Saat terjadi gempa bumi, hendaknya langsung menyelamatkan diri dengan hati-hati tanpa panik. Jika terlalu panik dan khawatir akan menimbulkan pusing dan mual, yang ada hanya akan menambah rasa cemas. (AD/AS)