Gempa berkekuatan 7,1 skala Ritcher telah mengguncang bagian tengah Meksiko pada pukul 01:14 dini hari waktu setempat. Bencana alam ini mengakibatkan lebih dari 100 orang meninggal dunia. Selain itu, belum lama ini Amerika Serikat juga dihantam badai dengan kekuatan yang dahsyat dan menimbulkan kerugian yang tidak sedikit.

 

Indonesia sendiri juga merupakan negara dengan potensi bencana alam yang tinggi, seperti gempa bumi, tsunami, dan letusan gunung merapi. Kejadian-kejadian tersebut tentunya tidak luput dari perhatian banyak orang, termasuk anak-anak. Mereka biasanya mengetahui kejadian tersebut dari berita di televisi.

 

Selanjutnya, bisa jadi anak menjadi penasaran bahkan malah khawatir. Nah, di sinilah peran orang tua dan guru menjadi penting. Jangan sampai anak menjadi salah paham mengenai makna dari bencana alam. Oleh sebab itu, penting lho Mums memberikan pendidikan kepada anak mengenai bencana alam serta persiapan yang harus dilakukan.

Baca juga: Jangan Panik, Ikuti Langkah Ini Saat Terjadi Gempa!

 

Mengapa Perlu Mengajarkan Anak tentang Persiapan Menghadapi Bencana Alam?

Data dari United Nation International Strategy for Disaster menyebutkan bahwa 60 persen korban bencana alam adalah anak-anak. Memang sangat tidak mungkin bagi manusia untuk mutlak mencegah terjadinya suatu bencana alam. Persiapan penting bisa dilakukan agar Mums dan anak bisa menanggulangi dan dapat bertindak secara cepat saat terjadi bencana alam.

 

Selain orang tua dan guru yang tentu harus paham, pendidikan untuk anak akan hal ini juga cukup penting, lho. Edukasi dini akan menjadi langkah awal masyarakat agar menjadi lebih sadar terhadap bencana alam. Sehingga saat bencana alam datang, orang tua dan anak tidak panik dan bingung. Jika Kamu sudah tahu harus melakukan apa saat bencana alam datang, setidaknya Kamu sudah memiliki bekal dan bisa menyelamatkan diri sendiri. Kamu juga bisa menyelamatkan orang lain.

 

Anak-anak menjadi golongan yang rentan menjadi korban bencana alam. Selain kondisi fisik yang masih lemah, rasa cemas dan khawatir juga akan memengaruhi kondisi psikologis mereka. Jadi, tidak ada salahnya untuk memberi pendidikan kepada anak mengenai hal ini ya, Mums. Anak juga dapat mempelajari sesuatu dengan cepat, kok.

 

Selain orang tua, peran sekolah juga tidak kalah penting. Usia sekolah menjadi waktu yang tepat untuk memberi pendidikan mengenai persiapan saat bencana alam datang. Di sekolah, pengetahuan mengenai bencana alam dapat dijadikan bagian dari materi pelajaran IPA atau dalam muatan lokal, sehingga bisa disesuaikan dengan kondisi alam di wilayah tersebut.

 

Pihak sekolah, termasuk guru dan staf, juga dapat mendorong siswa dan memberi arahan agar dapat hidup harmonis dengan alam. Anak-anak wajib diajarkan bagaimana cara memanfaatkan alam dengan baik dan bagaimana cara untuk menjaga alam.

Baca juga: 5 Persiapan Menghadapi Banjir di Musim Hujan

 

Tips untuk Anak Menghadapi Bencana Alam

Dikutip dari parents.com, berikut ini hal-hal yang bisa orang tua arahkan kepada anak sebagai persiapan jika bencana alam terjadi:

  1. Jangan ragu untuk memantau berita mengenai tanda-tanda bencana alam, yang paling ringan adalah pantauan cuaca hari ini. Kamu bisa melihat pantauan kondisi alam melalui situs resmi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
  2. Beri anak fakta. Mungkin anak akan penasaran mengenai berita badai atau gempa yang mereka lihat di televisi. Mums bisa memberi tahu mereka yang sebenarnya, namun jangan sampai terkesan menakut-nakuti. Mums bisa coba mengatakan kepadanya, “Terkadang hal seperti ini bisa terjadi, sangat jarang namun bukan tidak mungkin ya, Nak."
  3. Ajak keluarga membuat rencana jika bencana alam terjadi. Dalam hal ini, libatkan pasangan serta anak-anak. Sebelumnya, jangan lupa untuk mencari tahu hal-hal apa saja yang seharusnya dipersiapkan, seperti pos evakuasi, barang-barang yang harus diselamatkan, dan lain-lain. Alangkah lebih baik jika Mums bisa membuat rencana untuk berbagai bencana alam, misalnya gempa bumi, badai, gunung meletus, banjir, dan sebagainya.
  4. Siapkan disaster kit atau kotak siaga. Rencana menghadapi bencana alam tanpa alat-alat akan menjadi tidak sempurna. Selain memberi tahu anak alat apa saja yang dibutuhkan, libatkan pula dirinya untuk mengumpulkan alat-alat tersebut. Tentunya hal ini akan membuat ia merasa bangga, karena bisa menjadi penyelamat keluarganya.

 

Kotak siaga bisa berupa makanan yang tidak mudah rusak atau basi, air, lampu senter, baterai tambahan, uang tunai, kartu identitas, pakaian cadangan, pembalut, kotak P3K, alat mandi, masker, dan kunci ekstra. Kalau anak masih kecil, Mums perlu menyiapkan popok, susu formula, dan kebutuhan anak lainnya. Letakkan kotak siaga tersebut di tempat yang mudah dijangkau jika bencana alam datang. Jangan lupa untuk menyiapkan nomor-nomor darurat, seperti kontak BNPB atau SAR.

 

Dengan dilakukannya edukasi mengenai persiapan jika terjadi bencana alam, anak juga bisa mengingatkan orang tua mengenai hal-hal yang penting, misalnya mematikan aliran listrik atau pindah ke tempat yang lebih aman. Penting juga mengajarkan anak agar bisa mengikuti instruksi petugas jika bencana alam datang.

 

Dibanding sekadar teori, anak akan lebih menyerap informasi jika dibarengi dengan praktik. Guru dan orang tua bisa bekerja sama untuk melakukan simulasi bencana alam. Selain itu, utamakan untuk memberi pengetahuan mengenai bencana alam yang lebih rentan terjadi pada wilayah Mums tinggal. Kalau Mums cepat tanggap, penanggulangan akan berlangsung lebih cepat dan tepat, serta dapat meminimalisasi munculnya korban. Yuk, jaga keselamatan keluarga kita!

Baca juga: Lakukan 5 Hal Ini Jika Tersesat di Alam