Serangan jantung menjadi momok bagi siapa saja. Tanpa gejala, tahu-tahu terjadi serangan dan penderitanya tidak terselamatkan, meskipun sudah dibawa ke rumah sakit. Serangan jantung umumnya terjadi mendadak akibat penyumbatan pembuluh darah koroner yang memberi oksigen dan nutrisi ke jantung.

 

Namun, sebenarnya tidak hanya penyumbatan pembuluh darah koroner yang menyebabkan serangan jantung. Ada satu kondisi yang patut dicurigai menjadi penyebab serangan jantung, khususnya apabila menimpa usia muda. Dijelaskan oleh dr. Johan Winata, Sp.JP (K) FIHA., dokter spesialis jantung dan pembuluh darah sekaligus konsultan kardiologi intervensi, kondisi yang kerap menyebabkan serangan jantung di usia muda adalah hipertropik kardiomiopati.

 

“Hipertropik kardiomiopati adalah penebalan otot jantung di luar normal,” jelasnya di sela-sela peluncuran Asuransi AIA Prima, di Jakarta, 11 Oktober 2018. Hipertropik kardiomiopati dapat memengaruhi orang-orang dari segala usia, dan risiko pada pria maupun wanita sama. Inilah fakta-fakta terkait hipertropik kardiomiopati selengkapnya.

 

Baca juga: Jangan Abaikan Gejala Serangan Jantung Ini!

 

Dilansir dari heart.org, hipertropik kardiomiopati terjadi jika sel otot jantung membesar dan menyebabkan dinding ventrikel (biasanya ventrikel kiri) menebal. Ukuran ventrikel bisa jadi tetap normal, tetapi penebalan dapat menghalangi aliran darah keluar dari ventrikel.

 

Dampak dari penebalan otot jantung ini juga bisa menyerang septum, yaitu sekat yang membagi sisi kiri dan kanan jantung. Septum ikut menebal dan menggembung ke ventrikel kiri, sehingga dapat memblokir aliran darah dari ventrikel kiri. Kemudian ventrikel harus bekerja keras untuk memompa darah.

 

Gejala penebalan otot jantung sama seperti serangan jantung, yaitu nyeri dada, pusing, sesak napas, atau pingsan. Beberapa orang yang memiliki hipertropik kardiomiopati sering tidak memiliki tanda atau gejala. Namun, menurut dr. Johan, gejala yang patut diwaspadai adalah gangguan irama jantung.

 

“Penebalan otot jantung kadang memicu gangguan irama jantung atau aritmia. Bahkan gangguan berat dapat menyebabkan kematian. Atlet muda yang meninggal mendadak biasanya memiliki kelainan ini, jadi bukan serangan jantung karena penyumbatan pembuluh darah koroner,” tegasnya.

 

Baca juga: Deteksi Gangguan Irama Jantung dengan MENARI
 

Menjaga jantung tetap sehat- Guesehat

 

Kerap Menyebabkan Kematian Mendadak pada Atlet 

Hipertropik kardiomiopati adalah penyebab umum serangan jantung mendadak pada orang muda, termasuk atlet muda. Kok bisa ya atlet dengan gaya hidup sehat kena serangan jantung? Kelainan ini memang kebanyakan karena faktor genetik, sehingga jarang diketahui keberadaannya.

 

Dampak penebalan otot jantung adalah menjadi tidak elastis dan kaku. “Pada atlet, karena aktivitasnya yang berat, membuat jantung dipaksa memompa darah lebih kuat. Bagi atlet tertentu, ototnya menebal tetapi tidak disertai penyesuaian ukuran jantung, sehingga tidak proporsional. Alhasil, rentan menyebabkan serangan jantung,” tambahnya.

 

Tidak bisa dicegah sehingga perlu deteksi dan perlindungan sejak dini

Penyebab hipertropik kardiomiopati adalah genetik, sehingga menurut dr. Johan agak susah diperiksa. “Maka penting sekali melakukan medical chek up di usia muda. Mendeteksi gangguan ini mudah, yaitu dengan rekam jantung biasa sudah bisa terdeteksi,” jelasnya.

 

Proteksi terhadap berbagai penyakit kronis seperti inilah yang mendorong BCA dan asuransi AIA mengeluarkan asuransi Prima. “Penduduk dunia yg meninggal karena penyakit kritis, menurut WHO, mencapai 36 juta per tahun dengan presentase pada masing-masing negara berbeda. Di negara miskin dan berkembang, angka kematiannya lebih tinggi. Bahkan di Indonesia hampir 90% kematian disebabkan penyakit kritis. Maka perlu proteksi terhadap penyakit kronis,” jelas Direktur Utama BCA Suwignyo Budiman.

 

Baca juga: Hasil Survei BPJS, Peserta Keluhkan Layanan Dokter


Dokter Johan menambahkan bahwa penyakit kritis menyebabkan kesakitan jangka panjang dan membuat seseorang tidak produktif. Data Riskesdas 2013 menunjukkan, penyakit kardiovaskular, terutama jantung dan stroke, masih mendominasi sebagai penyebab kematian. Biaya untuk serangan jantung karena penyumbatan pembuluh darah koroner mencapai ratusan juta. “Rata-rata, pemasangan satu ring atau stent mencapai 80 juta. Total biaya bisa mencapai 150 juta jika membutuhkan pemasangan 1-2 stent,” kata Johan.

Prima dapat menanggung 60 penyakit kritis dengan sasaran anak muda, first jobber, dan dewasa. “Di dunia saat ini, ada fenomena yang disebut protection gap, yaitu kekosongan antar dana yang tersedia dan dana yang harus ada ketika ada kejadian luar biasa sangat besar. Maka, asuransi bisa menjadi penolong, baik asuransi BPJS maupun swasta. (AY/AS)