Lensa kontak bisa menjadi alat bantu yang praktis dan efektif untuk meningkatkan daya penglihatan. Namun jika cara penggunaan dan perawatannya keliru, justru dapat berdampak fatal. Menurut informasi dari Basis Data Laporan Perangkat Medis FDA yang dirilis oleh Centers for Disease Control and Prevention (CDC), setidaknya terdapat 1.075 infeksi terkait lensa kontak yang terjadi di Amerika Serikat antara tahun 2005-2015. 

 

Satu dari 5 infeksi mata yang dipicu oleh kesalahan penggunaan lensa kontak mengakibatkan kerusakan jangka panjang yang serius pada mata. Di antaranya luka pada kornea mata bahkan tidak sedikit yang kehilangan penglihatan.

 

Waduh, serem ya, Gengs! Lalu, bahaya kah kebiasaan menggunakan lensa kontak saat tidur? Bertepatan dengan bulan kesadaran kesehatan lensa kontak, yuk, simak penjelasan selengkapnya!

Baca juga: 6 Cara Menjaga Kesehatan Mata

 

 

Tidur Semalaman sambil Mengenakan Lensa Kontak, Bolehkah?

Ini pertanyaan paling umum yang diajukan oleh pemakai lensa kontak. Faktanya, para dokter spesialis kornea melarang keras kebiasaan yang menjadi pemicu utama kasus infeksi kornea mata. Dilansir dari allaboutvision.com, sebenarnya pada tahun 1981, FDA pernah menyetujui izin penggunaan lensa kontak merek tertentu selama lebih dari 24 jam.

 

Namun, para dokter spesialis mata kemudian melakukan penelitian lebih lanjut. Mereka menemukan bahwa kejadian risiko infeksi mata lebih besar terjadi pada orang-orang yang tidur sambil memakai lensa kontak. FDA lalu merevisi kembali peraturan ini.

 

Menurut dr. Inna Ozerov, ophthalmologist dari Institusi Kesehatan Mata Miami, orang yang mengenakan lensa kontak saat tidur cenderung mengalami kekurangan oksigen pada kornea matanya. Akibatnya, mereka 10-15 kali lebih berisiko mengalami gangguan penglihatan, yang dikenal sebagai ulkus kornea sentral.

 

Lensa kontak yang menempel pada bola mata justru menjadi ladang subur bagi mikroorganisme ganas, seperti bakteri dan parasit. Kekurangan oksigen pada kornea dapat merusak permukaan jaringan epitel dan mencetuskan luka kecil, sehingga bakteri pun mudah menginfeksi.

 

“Bila hal ini terjadi, dalam waktu 24 jam gangguan infeksi yang berpotensi merusak penglihatan pun bisa terjadi," ungkap Ozerov. Ia melanjutkan, "Inilah sebabnya saya selalu mengingatkan para pemakai lensa kontak untuk tetap memiliki kacamata cadangan, demi mengantisipasi kebiasaan ini.”

Baca juga: Mums, Waspada Masalah Penglihatan yang Biasa Terjadi pada Anak!

 

Mengapa Bisa Terjadi Gangguan Penglihatan?

Ada sebuah penjelasan sederhana terkait hal ini. Menurut dr. Rebecca Taylor, juru bicara Akademi Ahli Mata Amerika (AAO), selama kita tertidur, korena akan mendapatkan nutrisi dan lubrikasi dari air mata serta ciran gelatinus yang disebut aqueous humor.

 

Jika kita tertidur dengan lensa kontak yang menutupi hampir seluruh permukaan kornea, akan ada hambatan antara kelopak mata dengan kornea. "Saat kita terjaga dan berkedip, lensa kontak seharusnya akan bergeser sekitar satu milimeter supaya kornea mampu mendapat oksigen. Sebaliknya, tidak ada ruang bagi lensa kontak untuk bergerak karena mata tak berkedip selama kita tertidur," papar Taylor.

 

Risikonya, kornea akan mengalami hipoksia atau kekurangan oksigen. Ini berbahaya, karena dapat menstimulasi pertumbuhan pembuluh darah baru. Padahal, pertumbuhan pembuluh darah baru justru bisa memicu kehilangan penglihatan, terutama jika pertumbuhannya lebih dari 2 mm.

 

Rutin membersihkan lensa kontak dengan baik dan melepaskannya sebelum tidur adalah satu-satunya cara mencegah infeksi mata yang bisa memicu keratitis, kehilangan penglihatan minor, transplantasi kornea, bahkan kebutaan.

 

Saran dari GueSehat, tetaplah berinvestasi pada kacamata dan gunakanlah lensa kontak sesekali saja. Namun bagi Kamu merasa repot mengenakan kacamata setiap saat dan lebih nyaman beralih pada lensa kontak, pastikan Kamu tidak pernah malas dan cermat memelihara kebersihan lensa kontakmu, ya! (TA/AS)

Baca juga: Mengenal Prosedur Keratoplasty untuk Mengganti Kornea Mata