Penglihatan merupakan hal penting bagi setiap orang. Maka dari itu, penglihatan harus dijaga sejak kecil. Masalah penglihatan tidak hanya dialami orang yang sudah berumur. Tidak sedikit seorang anak mengalami masalah pada penglihatan, yang jika tidak ditangani dengan tepat bisa membawa dampak yang lebih serius di kemudian hari.

 

Nah, untuk mengantisipasi hal ini, ada baiknya jika orangtua mengenali tanda-tanda bahaya yang dapat mengancam daya penglihatan si Kecil serta langkah penanganannya!

Baca juga: Hati-Hati, 10 Penyakit Ini Bisa Menyerang Mata Kamu!

 

Kenali tanda-tanda masalah penglihatan anak

Ada beberapa tanda yang biasa terjadi jika anak mengalami masalah pada penglihatannya. Segera periksakan ke dokter jika Mums menyadari si Kecil mengalami satu atau lebih dari tanda-tanda berikut:

  • Tidak dapat mengikuti objek menggunakan matanya.

  • Mata tidak sensitif terhadap gerakan tangan.

  • Mengalami kesulitan saat menggerakkan salah satu atau kedua bola mata ke seluruh arah.

  • Salah satu atau kedua mata sering menjadi juling.

  • Mata menjadi sering berair.

  • Sering menyipitkan mata atau memiringkan kepalanya ke satu sisi ketika ia menatap sesuatu.

  • Sering mengucek mata.

     

Baca juga: Penanganan Jika Mata Bayi Belekan

 

Masalah penglihatan yang sering dialami anak

Beberapa gejala yang telah disebutkan di atas bisa menjadi pertanda bahwa anak mengalami masalah pada penglihatannya. Nah, berikut ini masalah-masalah pada penglihatan yang umum terjadi pada anak:

 

Kesalahan bias

Kesalahan bisa dapat terjadi jika anak memiliki bentuk kornea yang tidak teratur sehingga mengganggu proses penglihatannya. Kesalahan bias yang umum terjadi adalah rabun jauh, rabun dekat, dan astigmatisme.

 

Rabun jauh.

Rabun jauh adalah kondisi mata yang hanya dapat melihat benda-benda dalam jarak dekat, namun tidak jelas ketika harus melihat benda yang jauh. Sedangkan, rabun dekat adalah kondisi mata yang hanya mampu melihat benda dengan jelas dalam jarak yang jauh, namun tampak kabur jika melihat benda dalam jarak yang dekat.

Selain rabun jauh dan rabun dekat, terdapat pula kesalahan bias lain yang disebabkan oleh kondisi lensa atau kornea yang tidak sempurna. Kondisi ini disebut dengan astigmatisme. Astigmatisme umumnya terjadi sejak lahir dan menyebabkan penglihatan menjadi kurang fokus serta kabur. Salah satu langkah untuk membantu anak dengan kondisi kesalahan bias adalah dengan memberikan kacamata yang sesuai dengan kondisi gangguan matanya.

 

Strabismus atau mata juling

Strabismus atau yang lebih dikenal dengan mata juling adalah suatu kondisi di mana mata tidak sejajar atau tidak berada dalam arah yang sama. Kondisi ini membuat mata tidak bisa bergerak secara serempak. Strabismus umumnya bersifat genetik yang disebabkan oleh otot-otot yang lemah di salah satu bagian mata. Meski begitu, seseorang yang tidak memiliki riwayat juling dalam keluarganya juga bisa mengalami kondisi ini.

 

Strabismus dapat bersifat horizontal dan juga vertikal. Dikatakan strabismus horizontal apabila salah satu mata bergerak ke arah dalam dan mata lainnya bergerak ke arah luar. Sedangkan, dikatakan strabismus vertikal apabila salah satu mata bergerak lebih tinggi atau lebih renda dibanding mata yang lain.

 

Strabismus ada yang bersifat konstan atau tampak setiap saat, namun ada pula yang hanya timbul pada keadaan-keadaan tertetnu, seperti bila anak sedang sakit, melamun, atau lelah.

 

Pengobatan bagi anak yang mengalami kondisi strabismus dapat dilakukan dengan terapi penggunaan penutup mata atau kaca mata selama beberapa jam dalam sehari. Tujuannya agar otot mata yang lemah bekerja lebih baik. Jika terapi ini tidak juga berhasil untuk mengembalikan kondisi mata anak, maka biasanya dokter akan merekomendasikan agar anak melakukan operasi.

 

Deteksi dini strabismus pada anak sangat diperlukan. Semakin awal Mums mengetahui gejalanya, maka semakin kecil kemungkinan strabismus akan menyebabkan masalah mata yang lebih lanjut.

 

Amblyopia atau mata malas

 

Amblyopia merupakan suatu kondisi di mana otak lebih cenderung “mempekerjakan” salah satu mata saja. Biasanya, hal ini disebabkan oleh penglihatan pada mata yang satu lebih buruk dari mata yang satunya. Secara tidak sadar, kondisi perbedaan ini membuat otak mengabaikan sinyal atau impuls dari mata yang lebih lemah atau 'malas'.

 

Pada penderita amblyopia, mata yang lemah biasanya tidak akan terlalu terlihat berbeda dibanding dengan mata yang lain. Namun, dalam keadaan tertentu, mata yang lemah ini mungkin akan terlihat bergerak ke arah yang berbeda dengan mata sebelahnya.

 

Amblyopia berbeda dengan mata juling atau strabismus. Akan tetapi, strabismus dapat memicu terjadinya amblyopia, jika mata yang juling lebih jarang digunakan dibanding mata yang sehat. Penderita amblyopia biasanya akan mengalami penglihatan yang buram akibat tidak tersampaikannya impuls dari mata ke otak secara sempurna.

 

Untuk mengatasi kondisi amblyopia, umumnya dokter akan menyarankan penderita agar menggunakan penutup mata sebelah (patch), mirip dengan bajak laut yang menutupi salah satu mata yang berfungsi baik. Penutup mata ini digunakan selama beberapa jam setiap hari untuk membiarkan mata amblyopia bekerja lebih keras, sehingga dapat membangun kembali jaringan hubungan antara mata dan otak.

Baca juga: Cek Kesehatan Mata Agar Tetap Selalu Sehat

 

Mums, itulah beberapa jenis masalah penglihatan yang biasa terjadi pada anak. Tentu Mums tak ingin dong jika si Kecil mengalaminya. Untuk itu, bekali si Kecil dengan makanan yang bergnutrisi dan baik untuk kesehatan matanya seperti ikan salmon, ikan tuna, bayam, wortel dan aneka buah serta kacang-kacangan. Oh ya, jangan lupa juga untuk rutin memeriksakan kondisi kesehatan mata si Kecil kepada dokter sejak tahun pertama kehidupannya ya, Mums! (BAG/AY)