Angka kebutaan di Indonesia mencapai 3%, atau tertinggi di Asia Tenggara. Katarak merupakan penyebab kebutaan tertinggi diikuti gangguan penglihatan lainnya yang diakibatkan oleh penyakit degeneratif seperti Diabetes Melitus dan glaukoma. Diabetes menyebabkan retinopati diabetes dan menjadi penyebab utama kebutaan di usia kerja. 

 

Hal itu dijelaskan Direktur Utama PT Orbita Medika Indonesia, DR. Dr. Habibah S. Muhiddin, SpM(K), dalam  launching RS Mata JEC-Orbita @Makassar, 3 Februari 2024. Situasi kesehatan mata di Sulawesi Selatan perlu mendapat sorotan. Tahun 2015, Perdami Sulawesi Selatan membuat surveidan hasilnya memperlihatkan, prevalensi kebutaan pada penduduk usia 50 tahun ke atas di provinsi Sulawesi berada pada kisaran 2,6% (hanya sedikit di bawah rata-rata nasional 3,0%). 

 

Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (PERDAMI) sempat menyebut bahwa kebutaan di Indonesia mencapai 333.600 orang per tahun, dan khususnya Sulawesi Selatan sejumlah 9.463 orang per tahun.

 

“Di negara maju, angka kebutaan di bawah 0.5%. Kalau di suatu negara angka kebutaan mencapai di atas 1%, maka sudah berdampak pada masalah sosial karena penderitanya akan menjadi beban orang lain,” jelas dr. Habibah.

 

Tingkat Operasi Katarak Rendah

Menurut dr. Habibah, WHO menargetkan tingkat operasi katarak sebesar 300/1000 penduduk. Indonesia tahun lalu menargetkan jumlah operasi katarak 9000/1 juta penduduk. “Di Makasar baru 3200/1 juta, masih jauh sampaii mencapai 9000/1 juta penduduk,”jawabnya.

 

Kemajuan teknologi untuk operasi katarak saat ini sudah sangat maju. “Dulu operasi baru dilakukan ketika pasien sudah buta. Dibilangnya menunggu matang kataraknya baru dioperasi. Karena konsepnya dulu mencegah orang menjadi buta. Tapi dengan perkembangan teknologi, sekarang tujuannya bukan sekadar mencegah buta tapi meningkatkan kualitas hidup pasien.”

 

Jadi, saat ini ketika bintik kataraknya  masih kecil pun sudah bisa dioperasi dan bisa mengoptimlkan penglihatan pasien, meskipun belum terjadi kebutaan.  JEC sendiri, melalui Klinik Utama Mata JEC-Orbita @ Makassar, telah menangani sekitar 14.000 pasien katarak selama 3 tahun terakhir. 

 

“Berkonsep one-stop solution, RS Mata JEC-Orbita @ Makassar memberikan penanganan gangguan mata yang terintegrasi di satu atap, tanpa perlu rujukan ke institusi kesehatan lain. Semoga kemudahan sekaligus kepraktisan ini semakin menguatkan preferensi masyarakat terhadap RS Mata JEC-Orbita @ Makassar sebagai acuan prioritas terkait kesehatan mata. Bukan hanya mereka yang tinggal di Makassar dan Sulawesi Selatan, tetapi mencakup pula kawasan Indonesia Timur,” papar Dr. Habibah. 

 

“Kami bangga sekali fasilitas-fasilitas kesehatan semakin banyak tersedia berkat inisiasi pihak swasta. Hadirnya fasilitas kesehatan khusus, seperti RS Mata JEC-Orbita Makassar, tentunya membuat positioning Kota Makassar semakin penting. Tidak hanya di Indonesia, tetapi di seluruh dunia. Sebab, kami memahami bahwa tuntutan kesehatan masyarakat terhadap kesehatan semakin tinggi, terkhusus pada mata. Terima kasih dan selamat kepada RS Mata JEC-Orbita Makassar! Semoga keberadaannya menjadi kebahagiaan bersama, sekaligus membuat kualitas hidup masyarakat Makassar lebih baik lagi,” ujar Wali Kota Makassar, Ir. H. Mohammad Ramdhan Pomanto. 

 

Selain layanan Cataract and Refractive Surgery Service, RS mata ini juga memberikan penanganan gangguan penglihatan secara menyeluruh, mulai dari gangguan kornea, retina, glukoma, hingga gangguan mata pada anak-anak d